Selasa, 02 November 2021

TONGKAT MILIK SIAPA?




Saat hari beranjak malam, seorang pengendara kuda sampai disuatu tempat dihutan. Turun dari kuda dia menemukan tongkat yang kemudian ditancapkan ditanah untuk mengikat tali kudanya sebelum tidur. Pagi harinya saat akan berangkat meneruskan perjalanannya, pengendara kuda itu akan mencabut tongkat itu, namun dibatalkannya. "Barangkali nanti bisa digunakan pengendara kuda yang lain". Tak berapa lama kemudian, lewatlah seorang pengelana ditempat itu dan melihat tongkat tertancap itu. Pikirnya dari pada menghalangi jalan lebih baik tongkat itu diletakkan ditanah dan diapun berlalu. Berikutnya lewat seorang pemancing yang melihat tongkat tergeletak ditanah. "Untung ada tongkat ini bisa kugunakan untuk mengukur kedalaman sungai". Dengan itu dia bisa mencari tempat yang sesuai untuk memasang pancingnya. Saat hari beranjak malam, seorang pengendara kuda sampai disuatu tempat dihutan.Turun dari kuda dia menemukan tongkat yg kemudian ditancapkan ditanah untuk mengikat tali kudanya sebelum tidur. Pagi harinya saat akan berangkat meneruskan perjalanannya,pengendara kuda itu akan mencabut tongkat itu,namun dibatalkannya."Barangkali nanti bisa digunakan pengendara kuda yg lain" Tak berapa lama kemudian,lewatlah seorang pengelana ditempat itu dan melihat tongkat tertancap itu.Pikirnya dari pada menghalangi jalan lebih baik tongkat itu diletakkan ditanah dan diapun berlalu. Berikutnya lewat seorang pemancing yg melihat tongkat tergeletak ditanah. Melihat ada tongkat tersebut, pemancing itu menggunakannya untuk mengukur kedalaman air sehingga bisa memasang kail . Setelah mendapat ikan, kembali tongkat itu diletakkan dipinggir sungai sebelum pulang. Hari berganti tak ada orang yang melewati tempat itu, hingga datanglah seorang pencari kayu menemukan tongkat itu telah mengering. Dibawalah tongkat itu pulang, dipotong-potong untuk digunakan sebagai kayu bakar dirumahnya... 

Sudah saatnya apa yang dimiliki dibagikan kepada orang lain, agar orang lainpun dapat merasakan berkah dari yang kita miliki. 

Orang yang memberi tidak akan pernah kekurangan dan didalam pemberian ada kebahagiaan dan kebersamaan 

Dengan bersyukur atas apa yang kita terima kita harus rela berkorban demi kehidupan sesama

Selamat mengestafetkan tongkat Anda

Dari buku 

FULFILLING LIFE

Senin, 01 November 2021

PINDAH KELAS KARENA SEDEKAH







Rupanya tiket yang saya peroleh tidak sesuai dengan keinginan saya, yaitu posisi di dekat lorong (aisle)-yang memudahkan saya berjalan ke toilet. Apa boleh buat, jadilah saya mengambilnya. 

Saat ke boarding pass counter saya mencoba untuk pindah posisi tempat duduk

 "Silakan saja pindah ke kelas bisnis" kata petugas tersebut. "lho,saya mau pindah posisi aisle, bukan pindah kelas bisnis" sahut saya. "Kami pindahkan Anda ke kelas bisnis, mau?"

"of course,I want" dan pindahlah saya dari kelas ekonomi ke bisnis tanpa membayar tambahan... 

Ada 300 penumpang ekonomi, tapi kenapa saya yang dipindahkan ke business class yang hanya tersedia untuk 15 orang? 

Jelas bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah atas izin dari Allah sampai daun yang jatuh pun adalah atas izinNya. 

Ingatan saya mundur beberapa saat sebelum saya berangkat ke airport. Saat di mesjid saya bertemu dg janitor di mesjid Abduk Shamad dari Srilangka. Usai shalat saya ngobrol dengannya menanyakan kabar, punya anak berapa, penghasilannya cukup apa tidak untuk membiayai keluarga dan lain-lain. Kemudian saya berikan sedekah 60QR setara dengan Rp.180.000. Saya kemudian berpikir, mungkin inilah yang membuat saya bisa menikmati business class seharga Rp.18juta dari kelas ekonomi yang Rp.8juta. 

Hitungan kasarnya sedekah saya Rp180ribu menjadi 18 juta menjadi 100kali lipat.

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).

(QS Al-An'am[6]:160) 

Cengkareng

Kembali saya bertanya pada petugas apa bisa pindah ke kelas bisnis. "Ga penuh mas, masih ada sisa 77 kursi kosong. Jadi gak bisa pindah" jawab petugas. Ya sudah, barangkali bukan rezeki saya. "mama doain kamu dapat busines class lagi"

"Amiinn" ...... 

Sampai di counter menjelang berangkat, petugas mengatakan ada penyesuaian tempat duduk dan saya terima tiketnya. Iseng saya lihat.....no kursi saya berada di business class lagi!!. 

Jadi dalam dua penerbangan Doha-Jakarta PP saya menikmati kelas bisnis dengan biaya kelas ekonomi... 

Demi Allah, yang jiwaku ada dalam genggaman Nya tidak akan berkurang sedikitpun harta yang kita sedekahkan,tapi yang ada malah terus bertambah dan bertambah dan semakin berkah!!


Dari buku 

NOTES FROM QATAR

BERMAIN BIOLA DENGAN TIGA SENAR








18 November 1995

Untuk sampai di atas panggung konser, bagi Itzhak Perlman bukan hal yang mudah. Dia berjalan selangkah demi selangkah dengan menggunakan alat penyangga di kedua kakinya dan dengan bantuan kruk. Melihat dia melintasi panggung dengan rasa sakit dan perlahan merupakan suatu pemandangan yang sangat mengagumkan.

Setelah duduk dengan perlahan, dia letakkan kruknya di lantai, melepas ikatan gesper pada kakinya, melipat satu kali ke belakang dan menjulurkan kaki yang lain kedepan, barulah ia mengambil biola dan meletakkannya di bawah dagu serta mengangguk pada konduktor.

Pada saat ini, penonton sudah terbiasa dengan ritual tersebut dan menunggu sampai ia siap bermain.

Saat menyelesaikan beberapa irama pertama, salah satu senar biolanya putus. Setiap orang bisa mendengar putusnya senar itu karena mengeluarkan suara seperti letusan senjata api.

Para penonton cemas  membayangkan dia mengenakan gesper kakinya, mengambil kruk dan turun dari panggung. Tapi dia tak melakukannya. Itzhak menunggu sebentar, memejamkan matanya lalu memberi isyarat pada konduktor untuk mulai lagi. Orkestra mulai lagi dan ia bermain dengan penuh hasrat, penuh kekuatan dan penuh kemurnian yang penonton tidak pernah dengar sebelumnya.

Tentu saja setiap orang tahu bahwa tidaklah mungkin memainkan suatu simponi hanya dengan tiga senar,tapi malam itu Itzhak Perlman menolak anggapan tersebut. Setiap orang bisa melihat ia memodulasi, mengubah dan menyusun kembali simponi di kepalanya.Di satu titik, ia kedengaran seperti sedang menyetel senar senarnya untuk mendapatkan suara-suara baru dari senar-senar yang tidak pernah senar tersebut hasilkan sebelumnya.

Saat selesai, ada suatu keheningan di ruangan.Kemudian orang-orang bersorak-sorai. Ada ledakan tepuk tangan yang luar biasa dari setiap sudut auditorium.Semua penonton berdiri menunjukkan betapa mereka menghargai apa yang telah dilakukan Itzhak.

Itzhak tersenyum dan menyeka keringat dari alis matanya, mengangkat alat gesek biolanya dan berkata dengan tenang, tafakur dan takzim:

"Kalian tahu, kadang-kadang tugas seorang musisi adalah mencari tahu berapa banyak musik yang masih bisa ia buat dengan apa yang masih tersisa pada dirinya"

Inilah orang yang telah mempersiapkan seluruh hidupnya membuat musik dengan biola empat senar, yang tiba-tiba ditengah konser, mendapati dirinya bermain biola hanya dengan tiga senar,maka ia membuat musik dengan tiga senar dan musik yang ia buat malam itu dengan hanya tiga senar ternyata lebih cantik, lebih murni dan lebih bisa dikenang daripada musik yang pernah ia buat sebelumnya dengan empat senar.

Adalah tugas kita untuk membuat musik, pertama dengan semua yang kita miliki,lalu saat hal itu tidak memungkinkan, membuat musik dengan apa yang masih tersisa pada diri kita.


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN

Kamis, 28 Oktober 2021

P E R S E P S I





Fakta dari Persepsi adalah:

1.meski bukan realitas , persepsi tetap digunakan oleh manusia karena keterbatasannya

2.Kecenderungan setiap manusia yang mempunyai persepsi tidak sama

Ada sebuah pertanyaan:

"Huruf C itu cekung atau cembung?"

Ini adalah realitas dari persepsi, selalu multi tafsir. Namun seringkali seseorang terjebak oleh persepsinya, dan meyakini sudut pandangnya adalah yang benar. Padahal ada orang lain yang mempunyai pendapat berbeda. Memaksakan sudut pandangnya hanya akan menimbulkan konflik.

Sepanjang yang diperdebatkan adalah pendapat atau persepsi, sepanjang itu pula masih ada peluang untuk salah. Sudah banyak bukti beberapa teori (persepsi) lama gugur karena muncul teori baru. Tidak ada kebenaran mutlak selain dari Sang Maha Pencipta Segala sesuatu.

Seseorang yg berpegang teguh pada persepsinya, akan membuat sudut pandangnya sempit.

Cakrawala pengetahuan kita menjadi luas bila sudut pandangnya, persepsinya terbuka.

Jika masih bersikukuh huruf C adalah cekung maka tidak akan diperoleh solusi, karena menegasikan perspektif lain, yaitu huruf C yang cembung.

Bila yang satu sisi cekung dan sisi lain cembung kita satukan ,maka akan menjadi ❤ artinya simbul dari Cinta atau hati.

Bila dalam hidup kita lebih mengedepankan cinta, hasil peleburan sudut pandang cekung dan cembung, peleburan ego kedalam lautan hati tak bertepi, konflik terbuka dapat dihindari. Hanya dengan hati, segala kesempitan persepsi dan ego dapat diakhiri....


Ditulis kembali dari buku

EMBUN JIWA

Senin, 25 Oktober 2021

MENGHARGAI ORANG LAIN








Budi memilih beristirahat diruang pantry yang suasananya lebih tenang.

Ada kesedihan diwajahnya sehubungan dengan pengumuman yang membuat dirinya mengurai kembali perjalanan kerjanya selama sebelas tahun sebagai office boy.

Selama ini Budi selalu melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Datang lebih awal dari jadwal rutinnya, membersihkan lebih banyak dari yang menjadi kewenangannya. Kadang berinisiatif menata ruangan atau memperbaiki peralatan yang rusak. Tak jarang pula menerima perintah kesana-kemari - yang sebenarnya bukan bagiannya - namun Budi melakukannya dengan sukacita.

"Kenapa harus berlebihan seperti itu?" tanya seorang temannya.

Jawab Budi " Aku senang melakukannya"

Sejak awal masuk perusahaan ini, dia sadar hanya mendapat gaji bulanan yang jumlahnya tidak seberapa. Hal itu dijelaskan oleh manajer personalia. Dua hari setelah bekerja disana, Budi berniat mengundurkan diri, karena seorang temannya menawarkan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. Namun saat makan siang baru saja mulai dan direkturnya, Pak Darmawan memberinya tugas, Budi langsung merasa ia harus bertahan di tempat itu.

"Kenapa?"

"Kawan, ijazahku memang rendah, tapi aku tahu arti dari bekerja. Ditempatmu  orang dibayar mahal sebagai pekerja. Tapi disini, aku dibayar sebagai seorang manusia" Budi jelaskan alasannya.

Dengan demikian Budi harus sadar dengan risiko yang diterimanya dengan tetap bekerja di perusahaan ini. Adalah karena sikap yang diberikan pak Darmawan yang membuat dia nyaman dan bertahan di perusahaan ini.

Sampai kemudian datanglah berita yang cukup mengejutkan itu. Pak Darmawan memutuskan untuk pensiun mulai bulan depan.

Tak hanya Budi, kawan-kawan yang lain nampaknya akan merasa kehilangan. Saat dia bekerja mengepel lantai tadi mendengar mereka berbicara mengenai pemberian kenang-kenangan untuk Atasannya itu.

Budi juga ingin memberikan sesuatu yang berkesan tapi sadar akan keterbatasannya. Temannya sudah mulai mengumpulkan uang untuk memberikan hadiah kepada pak Darmawan.

Tibalah saat perpisahan itu

Mereka berkumpul di aula. Pak Darmawan lalu berbagi pengalaman selama memimpin perusahaan ini dan memberikan kesan dan pesan kepada seluruh karyawannya. Setelah itu mereka memberikan tanda mata yang diterima dengan sukacita.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan muncul Budi yang berpakaian lebih rapi dari biasanya. Dia katakan ingin juga memberikan kenang-kenangan, dan pak Darmawan menyilakannya.

Budi kemudian mengeluarkan lipatan kertas dari saku bajunya. Nampaknya dia semalam menulis meski sebenarnya dia tidak pandai menulis.

"Mohon maaf sebelumnya, saya hanya bisa memberikan ungkapan ini"

Dengan gemetar ia mulai membaca:

"Pak Darmawan yang terhormat, terima kasih Anda telah mengucapkan 'tolong' setiap kali Anda meminta mengerjakan sesuatu yang sebenarnya adalah tugas saya. Terima kasih Anda telah mengucapkan 'maaf' saat menegur saya untuk mengingatkan dan berusaha memberitahu kesalahan yang saya lakukan, semata-mata karena ingin saya mengubah kesalahan menjadi kebaikan. Terimakasih Anda telah mengucapkan 'Terima kasih' atas setiap hal kecil yang saya kerjakan untuk Anda.

Terimakasih atas semua penghargaan yang Anda berikan pada orang kecil seperti saya, sehingga saya bisa menjalankan tugas dengan percaya diri, tanpa merasa rendah atau kecil. Hanya ini yang bisa saya berikan untuk membalas semua kebaikan Anda yang begitu besar kepada saya. Maafkan saya.Semoga Tuhan senantiasa menyertai Anda. Saya mendoakan selalu"

Aula besar itupun hening seketika. Pak Darmawan merasakan butir-butir bening mengalir dari sudut matanya. Siapapun tak menyangka, bahwa "hadiah" yang diberikan Budi lebih bisa membuatnya tersentuh dan terharu. Pak Darmawan pun tidak menyangka bahwa sikap dan ucapannya selama ini -- yang menurutnya sederhana dan biasa-biasa saja -- ternyata mampu memberi nilai bagi karyawan seperti Budi...[]


Disederhanakan dan disesuaikan dari buku

A CHAPTER OF KINDNESS

TAKE ACTION




Kepada peserta pelatihan,trainer itu mengatakan ia memerlukan uang seribu rupiah,tetapi dia mempunyai uang 50.000. Sehingga ia menawarkan kepada peserta untuk menukarkan uangnya dengan 1000.
Reaksi dari peserta terhadap tawaran ini beragam.
"Ah, pasti dia tidak serius" kata seorang peserta.
Peserta lain berkata "mana mungkin 50.000 ditukar dengan 1000"
"Pasti akan mempermalukan saya didepan peserta lain" pikir yang lain.
Ada peserta lain sudah mempersiapkan uang 1000 dan akan maju untuk menukarkan,tapi saat akan maju dia ragu²-ragu dan akhirnya membatalkan niatnya.
Tiba² datang seorang peserta maju membawa uang 1000 dan mengambil uang 50.000 yang diletakkan diatas meja  trainer.
Trainer itu tersenyum dan berkata , "Selamat Anda sudah TAKE ACTION.Itulah karakter juara sejati.Anda berhak atas uang 50.000 tersebut.
Mendengar itu, peserta lain menyesali dirinya
"Wah,kalau memang serius,saya juga mau" kata seseorang.
"Coba kalau tadi saya yang maju kan lumayan dapat 50.000" kata yang lain.

Demikianlah, sang juara senantiasa kelebihan satu action, sedangkan pecundang memiliki kelebihan alasan.
Peluang itu seringkali datang dan tampak mustahil,tapi bagi sang juara mempercayai dan take action.
Bahkan, sang juara tidak hanya take action mengambil peluang yang datang. Sang juara juga selalu take action untuk peluang-peluang keajaiban.

Saat orang lain kebingungan, sang juara sudah bermimpi sukses...

Saat orang lain bermimpi sukses, sang juara sudah terbangun...

Saat orang lain terbangun,sang juara sudah bekerja keras untu meraih mimpinya..

Saat orang lain bekerja,sang juara pun bekerja lebih keras,lebih cerdas,lebih mawas dan ikhlas dari yang lain...

Dan saat orang lain berhenti istirahat,maka sang juara masih bekerja, karena rekreasinya dengan bekerja.

Demikianlah,sang juara senantiasa take action lebih awal dari yang lain.Maka peluangpun lebih senang menjumpainya
Maka kesuksesan pun dengan riang menjumpainya

Dari buku
Keajaiban Motivaksi

Minggu, 24 Oktober 2021

KEKUATAN TANPA KEKERASAN

 


Sebuah kesalahan tidak akan menjadi kebenaran, sesering apapun dilakukan. Sebuah kebenaran tidak akan menjadi kesalahan, meskipun tidak ada yang pernah mendengarnya
(Mahatma Gandhi)

Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, di tengah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. 
Kami tinggal jauh dipedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop. Suatu hari, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel. 
Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, "Ayah tunggu kau disini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah- bersama-sama." 
Segera saja saya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh ayah saya. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjukkan pukul 17:30, langsung saya berlari menunju bengkel mobil dan terburu-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18:00. 
Dengan gelisah ayah menanyai saya, "Kenapa kau terlambat?" Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton film John Wayne sehingga saya menjawab, "Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu." Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan, kini ayah tahu kalau saya berbohong. 
Lalu ayah berkata, "Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik." Lalu, ayah dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami oleh ayah hanya karena kebohongan yang bodoh yang saya lakukan. Sejak itu saya tidak pernah akan berbohong dan mengetahui tentang pelajaran mengenai tanpa-kekerasan? Saya kira tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa-kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. 
(Pidato Dr.Arun Gandhi -- cucu Mahatma Gandhi -- di Universitas Peurto Rico)

Hal yang penting dari pendidikan adalah kemampuan kita untuk mengerjakan hal-hal yang mesti kita kerjakan tidak peduli pekerjaan itu kita sukai atau tidak
(Thomas Henry Huxley)

Dari buku 
INSPIRING STORIES

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...