فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui "
(QS Ar-Rum [30]: 30)
Frank Koch dalam majalah 'Naval Institute' berkisah:
Dua kapal perang yang ditugaskan dalam skuadron latihan sudah berada di laut dan sedang melakukan manuver dalam cuaca buruk selama beberapa hari. Saya bertugas di kapal perang utama dan sedang berjaga pada suatu malam. Sementara kapten tetap berada di anjungan mengawasi semua aktivitas karena kabut yang menghalangi pandangan.
Tidak lama setelah malam menjadi gelap, pengintai pada sayap anjungan melapor
"Sinar pada haluan kanan"
"Tetap atau bergerak mundur?" kapten berseru.
Pengintai menjawab "Tetap kapten" berarti akan terjadi tabrakan jika kami tetap maju.
"Berikan isyarat kepadanya agar mengubah arah 20° agar tidak terjadi tabrakan" kembali kapten memerintahkan.
Datang balasan "Anda dianjurkan mengubah 20°"
Kembali kapten berseru "Kirim pesan 'Saya kapten' ubah arah Anda 20°"
"Saya kelasi tingkat dua" datang balasan dari seberang "Anda sebaiknya berputar 20°"
Habis sudah kemarahan kapten. Ia berteriak "Saya kapal perang!, ubah arah Anda 20°..."
Datang balasan lagi "Saya mercusuar"
Kamipun mengubah arah.
Prinsip layaknya sebuah mercusuar, artinya tetap teguh. Mercusuar selalu setia pada tempatnya. Siapapun yang melanggarnya akan akan hancur. Jadi yang harus merubah haluan adalah kapal, bukan mercusuar kalau ingin selamat.[]
Dari buku
QURANIC QUOTIENT
Menggali & Melejitkan Potensi Diri Melalui Al-Quran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar