"𝘋𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘵𝘢-𝘬𝘢𝘵𝘢, 𝘧𝘪𝘭𝘰𝘴𝘰𝘧𝘪, 𝘢𝘨𝘢𝘮𝘢, 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘭𝘰𝘨𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘶𝘯, 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘢𝘯𝘥𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯"
Dengan uang yang terbatas, seorang ingin membeli makanan kesukaannya: ayam goreng atau ayam geprek. Ketika tidak bisa memutuskan, apa yang dia lakukan? Lempar koin! Kalau gambar: ayam goreng. Kalau angka: ayam geprek.
Ketika mereka melempar koin, yang keluar ternyata angka. ayam geprek! Emmm ... mengecewakan. Mereka lalu mencoba lagi, dengan beralasan bahwa kini makanan yang akan dipesan adalah yang keluar dua kali dari tiga kali lemparan.
Pernahkah Anda berbuat seperti ini? Nah, apa yang ditunjukkan aksi lempar koin ini adalah bahwa kita tak menginginkan ayam geprek. Kita ingin ayam goreng. Inilah salah satu hal terbaik mengenai lempar koin untuk membuat keputusan.
Dalam banyak kasus, lempar koin bukanlah cara untuk mengambil keputusan, melainkan cara untuk mengetahui apa yang benar-benar Anda inginkan. Cara ini menguak motivasi Anda, mengapa, dan apa yang Anda inginkan.
Jika Anda melempar koin dan keluar gambar, maka, "Yess!" Ini menunjukkan apa yang senantiasa ingin Anda lakukan sejak awal.
Namun jika Anda melempar koin dan jadi kecewa, itu menunjukkan apa yang tidak kita inginkan. Metode ini menunjukkan pengetahuan intuisi Anda mengenai apa yang terjadi dalam batin.
Seringkali pula, intuisi Anda cukup akurat, jujur dan murni. Ketika Anda mulai masuk dalam pemikiran, pemikiran itu mulai memadamkan intuisi, sehingga apa yang mereka pikir itu logis, padahal sebenarnya belum tentu.[]
Dari buku
"SI CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA 3!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar