Selasa, 31 Januari 2023

 TIDAK MENJADI DOKTER

"Teringat pembicaraanku dengan anakku yang kedua (lan) saat ia hendak naik ke kelas 2 SMA, enam tahun yang lalu, yakni ketika momen makan malam bersama di rumah. lan berkata, 'Bapak, maaf, lan izin. Kalau boleh, lan mau keluar dari SMA 5 setelah kenaikan kelas.' Makanan di mulutku seketika terasa hambar, dan kerongkongan pun terasa kelu untuk menelan.

'Maksudmu apa?'

'lan ingin sekolah di Madinah. lan ingin menjadi ustadz,' jawab lan tanpa ragu. Refleks, buru-buru kutelan makanan di mulut dan meminum banyak air.

'Kamu mau jadi ustadz, siapa yang mengajak?' tanyaku dengan nada menginterogasi.

'Enggak ada, lan sendiri yang ingin,' jawab lan.

'Apa kamu enggak ingin menjadi dokter? Kan, kamu anak pintar, lembut, budi bahasamu baik, ramah dengan orang lain, dan bisa melayani orang lain seperti Mas kamu,' ucapku heran.

Seraya tersenyum, lan menjawab, 'Kan, lan dan Mas enggak sama, Pak. Seperti kata Bapak, semua manusia itu unik dan istimewa.'

𝑾𝒖𝒊𝒉, 𝒎𝒂𝒌 𝒋𝒍𝒆𝒃, tak kusangka omonganku dipakai untuk mematahkan diriku sendiri. Cerdas tetapi membuat hati 𝒎𝒂𝒏𝒈𝒌𝒆𝒍.

'Kalau kamu jadi dokter, pasti akan sangat berguna dan bermanfaat untuk menyembuhkan banyak orang,' bujukku.

'Dokter menyembuhkan badan, tetapi ustadz menyembuhkan hati. Jadi, insya Allah, bermanfaat,' jawab lan.

𝑷𝒓𝒂𝒂𝒂𝒏𝒈! Hatiku pecah hingga berkeping-keping. Air mata pun mulai menetes. 𝑵𝒆𝒍𝒐𝒏𝒈𝒔𝒐, anakku tidak berhasrat menjadi dokter, mengikuti jejakku. Aku kembali menjelaskan kepada lan, "Sulit, lho, sekolah di Arab. Bahasa dan budaya kita berbeda. Panasnya pun luar biasa.'

'Bapak, kan, yang mengajarkan bahwa tidak ada yang tidak bisa kalau niat sudah menggelora,' tepis lan dengan lembut. 𝑴𝒃𝒓𝒆𝒃𝒆𝒔 𝒎𝒊𝒍𝒊 𝒃𝒖𝒂𝒏𝒕𝒆𝒓.

'Nanti, kalau jadi ustadz, penghasilanmu berapa? Sedikit sekali," ucapku dengan nada meninggi, "bagaimana kamu bisa membiayai kehidupan istri dan anakmu nanti?" 

lan pun balik bertanya, 'Bukankah Bapak yang mengajari kami untuk hidup mandiri, secukupnya, sebutuhnya, dan bahagia tidak ada korelasi dengan harta?'

Aku menangis pelan seraya bertanya, 'Kalau begitu,apalagi alasanku agar kamu menjadi dokter, ya, lan?

Dengan sabar, lan menjawab, 'Ikhlaskan lan menjadi diri lan sendiri, ya, Pak. Ini pilihan hidup lan." Aku tak tahan, aku 𝒏𝒂𝒏𝒈𝒊𝒔 𝒃𝒂𝒏𝒕𝒆𝒓. 

Aku mau kamu tetap di SMALA (SMA 5) sampai lulus. Begini saja, kita buat perjanjian. Kalau kamu sudah lulus SMA dengan nilai baik, kamu berhak menentukan ke mana pun kamu mau' ujarku.

𝑾𝒊𝒔 𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒅𝒖𝒘𝒆 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒍𝒊𝒚𝒐, tetapi berharap bisa mengubah niat anakku. lan perlahan memeluk dan mencium pipiku sambil ikut menangis. Kemudian, ia berkata, 'Asalkan Bapak ikhlas dengan pilihan lan, lan tetap di SMALA hingga lulus dengan baik. 𝑴𝒂𝒕𝒖𝒓𝒏𝒖𝒘𝒖𝒏 𝒑𝒂𝒏𝒈𝒆𝒔𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂, Pak.'

Waktu pun berlalu. Saat ini, lan baru pulang dari Madinah. la telah menjadi lelaki besar, tegap, gagah, dan telah menghafal Al-Qur'an 27 juz. la sudah beberapa kali menjadi imam pada banyak masjid, mengisi khutbah Jum at, mengimami shalat Tarawih, memberi tausiyah saat buka puasa bersama, dan lain-lain.

Setiap kali, aku melihat lan menjadi imam, air mataku selalu tak terbendung. lan telah menyadarkanku akan pengetahuan dan amalan agamaku yang masih kurang. Allah SWT telah mengutus lan untuk mengingatkanku tentang hal ini."

( 𝑲𝒊𝒔𝒂𝒉 𝒅𝒊𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒅𝒊𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒅𝒓.𝑨𝒓𝒎𝒂𝒏𝒕𝒐 𝑺𝒊𝒅𝒐𝒉𝒖𝒕𝒐𝒎𝒐, 𝒂𝒚𝒂𝒉𝒏𝒅𝒂 𝑰𝒂𝒏. 𝒅𝒓.𝑨𝒓𝒎𝒂𝒏𝒕𝒐 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒖𝒕𝒓𝒂 𝒔𝒖𝒍𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒓.𝑺𝒐𝒆𝒅𝒐𝒌𝒐 𝑺𝒊𝒅𝒐𝒉𝒖𝒕𝒐𝒎𝒐 𝑺𝒑.𝑷.𝑨 𝒅𝒂𝒏 𝑷𝒓𝒐𝒇.𝒅𝒓. 𝑹𝒐𝒆𝒎𝒘𝒆𝒓𝒅𝒊𝒏𝒊𝒂𝒅𝒊. 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒓𝒂𝒌𝒕𝒆𝒌 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓, 𝒅𝒓.𝑺𝒐𝒆𝒅𝒐𝒌𝒐 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒃𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝑷𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝑹𝒆𝒌𝒕𝒐𝒓 𝑰𝑰 𝑼𝒏𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑨𝒊𝒓𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂, 𝑺𝒖𝒓𝒂𝒃𝒂𝒚𝒂 )


Dari buku

"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA"

Keterangan foto: dr.Armanto Sidohutomo dan putranya Ardantyo Sidohutomo (Ian)

Rabu, 25 Januari 2023

HAKIM AGUNG CALON TERDAKWA


Pria ini membuktikan bahwa hukum juga bisa tajam keatas dengan menghukum Angelina Sondakh 12th penjara. Padahal di tingkat Pengadilan tinggi mantan Putri Indonesia dan anggota Dewan itu hanya divonis 4,5 th penjara.

Hal yang sama juga ditimpakan kepada Bendahara Partai Demokrat M.Nazaruddin, mantan jaksa Urip Tri Gunawan.

"Korban korupsi itu negara dan negara itu ya rakyat" ujarnya. Kekayaan negara yang seharusnya untuk kemakmuran rakyat dibajak koruptor dengan sewenang-wenang.

Keteguhan Hakim Agung Artidjo Alkostar membuat kerap mendapat ancaman pembunuhan, beberapa kali menerima surat kaleng.

"Menjadi hakim tidak boleh takut mati. Membela keadilan itu amanah. Kalau kita benar, malaikat sudah mengawal kita" katanya.

Jauh sebelum menjadi hakim agung, saat bekerja di LBH dan Human Right Watch, dia sudah terlalu sering mendapat ancaman pembunuhan.

Saat membela tragedi santa Cruz Timtim th 1990 beberapa rekannya memutuskan pulang karena adanya teror orang-orang berseragam ninja.

Bahkan sebelum berangkat dia berpesan kepada asistennya agar memberi tahu keluarga, karena bisa saja tidak akan pulang.

Sebagai tim pembela mereka yang anti integrasi, ancaman itu terbukti dengan kamar hotel asistennya yang digergaji orang berseragam ninja. Beruntung teror dan ancaman fisik itu dapat dilalui Artidjo dan rekan-rekannya.

Karena mempunyai pendapat berbeda (dissenting opinion) dlm memutus perkara, ancaman santet pernah diterimanya. Konon foto dirinya sudah dibawa ke seorang paranormal di Banten untuk disantet. Dasarnya cuek, dia tak takut. Bahkan menganggap itu permainan level taman kanak-kanak.

Tawaran uang suap mulai membanjir saat dia diangkat menjadi hakim agung, sampai-sampai dia tempel tulisan di pintu ruang kerjanya yang bunyinya " Tidak menerima tamu yang ingin membicarakan perkara"

Penghargaan dari UII, almamaternya pun dia tolak, karena baginya seorang hakim tidak boleh ada beban pemberian dan ucapan terimakasih."Untuk bermimpi seorang hakim mendapatkan penghargaan dalam karya yudisialnya saja tidak boleh. Saya ini di dunia jadi hakim Agung. Tapi nanti di akhirat menjadi calon terdakwa" ucapnya dengan lantang.

Saat dicalonkan sebagai hakim agung, Artidjo adalah calon paling miskin. Dan saat menjadi hakim agung pun dia tidak mau menggunakan berbagai fasilitas yang diberikan. Tak jarang dia menggunakan bajaj untuk menuju gedung Mahkamah Agung.

"Saya di MA bukan mencari fasilitas, melainkan berkhidmat untuk menegakkan keadilan" tegas Artidjo.


Dari buku

"Semangat dan Totalitas membangun Negeri"

KETELADANAN DAENG BARLOP


Sampai acara akan dimulai, mobil berplat nomor DD-3 yang ditunggu tidak muncul di tempat pernikahan. Penerima tamu dan tuan rumah mulai gelisah. Tak lama kemudian terdengar suara Baharuddin Lopa dari dalam rumah. Rupanya pemilik mobil dinas Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan itu masuk dari pintu samping rumah. Pria kurus itu datang bersama sang isteri naik pete-pete (angkutan umum). "Sekarang hari Minggu dan bukan acara dinas, jadi saya tak boleh datang dengan mobil kantor" demikian katanya.


Lain waktu mobil dinas tersebut dibawa oleh sopirnya ke SPBU untuk mengisi bahan bakar. Tiba-tiba ada seseorang yang mengaku kenal dengan pemilik mobil dinas itu dan memerintahkan mengisi penuh tangkinya. Saat hal itu dilaporkan sopir kepada Lopa, spontan ia memerintahkan untuk menyedot keluar bensin pemberian tadi dan mengembalikan kepada pemberinya dengan ucapan terimakasih dan meminta maaf.


Tahun 1984, Aisyah, salah satu putri Baharuddin Lopa menjadi panitia seminar di kampusnya, FH Universitas Hasanuddin. Rupanya panitia kekurangan kursi untuk acara tersebut. Segera Aisyah mendatangi kantor sang Ayah untuk meminjam kursi di Aula Kejati. Sebagai jawaban, Lopa menarik kursi lipat didekatnya dan memperlihatkan tulisan di baliknya "Ini, baca. Barang Inventaris Kejaksaan Tinggi Sulsel, bukan Inventaris FH Unhas. Jelas toh, ini milik kejaksaan dan tidak bisa dipinjamkan".


Kepada anak buahnya saat menjelang Lebaran berpesan untuk tidak menerima parsel dari siapapun. Namun, saat tiba dirumah terdapat dua parsel, dan satunya sudah dibuka. Dengan takut, putrinya mengaku telah mengambil sebuah cokelat. Lopa lalu membeli cokelat yang sama persis, dimasukkan kedalam parsel dan mengembalikan kepada pengirimnya.

Sayang, kiprah Lopa di 'tanah air' nya harus berhenti dan ia harus ke Jakarta untuk dijadikan Staf Ahli Menteri Kehakiman Bidang Perundang-undangan.[]


Sumber 

Buku "Untuk Republik"

Kisah-kisah Teladan Kesederhanaan Tokoh Bangsa.

"𝑻𝑨𝑳𝑨𝑵𝑮 𝑲𝑶𝑲 𝑶𝑹𝑨 𝑻𝑬𝑳𝑬𝑺"


Pak AR memang sering mendapat undangan berceramah, namun enggan menerima amplop. Kalaupun terpaksa, setelah pulang isi amplop itu dia bagikan ke karyawan kantor PP Muhammadiyah. Ia cukup senang bisa berceramah di kampung-kampung pinggiran Yogyakarta yang dihuni para kalangan tidak mampu. Anak-anak Asrama Yasma Putra, Mesjid Syuhada, Yogya pernah mendapat amplop dan bingkisan dari pak AR usai berceramah di TVRI Yogya. 

Penghasilan pak AR adalah pensiunan pegawai Departemen Agama yang tidak cukup besar.

Kadang pak AR diundang berceramah sampai ke Purworejo, Kebumen bahkan Purwokerto. Namun jarak tak menyurutkan pak AR, panggilan akrab KH. Abdur Rozak Fachruddin, untuk menghadirinya. Seorang kawan yang bersimpati bernama Prawiro Yuwono lalu  membelikan sepeda motor Yamaha 70cc yang diterima dengan penuh syukur.

Dengan penampilan yang sederhana, membawa Tas kulit seukuran map berwarna hitam tidak menampakkan bahwa beliau adalah ketua pimpinan organisasi dengan anggota puluhan juta orang. Dengan kedudukannya itu ia sering diberi uang jutaan oleh para pejabat dan pengusaha. Sampai dirumah uang itu segera disampaikan kepada Muhammadiyah dan fakir miskin di sekitarnya tanpa ada sisa.

Awal tahun 1980 an, perwakilan PT Astra datang menawarkan mobil Toyota Corolla DX keluaran terbaru secara cuma-cuma untuk mengganti sepeda motornya. Namun Pak AR menolak dengan alasan tidak bisa mengemudikan dan enggan direpotkan dengan urusan perawatan.

Putranya, Fauzi, pernah nyeletuk  "𝑻𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒐𝒌 𝒐𝒓𝒂 𝒕𝒆𝒍𝒆𝒔" (Talang kok tidak basah).   "𝒀𝒐𝒃𝒆𝒏, 𝒘𝒐𝒏𝒈 𝒊𝒌𝒊 𝒕𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌" (biar saja, ini talang plastik). Pak AR memang talang "air rezeki" dari plastik kualitas nomor satu yang tidak basah, kuat dan anti bocor. Talang itu berfungsi mengalirkan air untuk orang-orang yang membutuhkannya.

Dengan uang pensiun yang tidak seberapa itu, pak AR mencari tambahan penghasilan dengan berjualan bensin dirumah yang modalnya dari pinjaman. Untuk keperluan pribadi, beliau tak pernah meminta dari teman-temannya yang cukup banyak. Tapi untuk kepentingan Muhammadiyah, dia mau minta sumbangan. Jarang sekali permintaan sumbangan ini ditolak. Saat Muhammadiyah hendak membangun gedung Universitas di Yogya, pak AR menulis surat kepada Presiden Soeharto dalam bahasa Jawa halus. Tak lama kemudian datang cek dari Bina Graha senilai ratusan juta rupiah.

Setelah menjabat ketua Umum Muhammadiyah selama 22 tahun, padatahun 1990 mengundurkan diri. Sebenarnya beliau masih diharapkan untuk terus memimpin, namun dengan alasan usia yang lanjut dan perlunya alih generasi permintaan itu ditolaknya.[]


Sumber

Buku "Untuk Republik" Kisah-kisah Teladan Kesederhanaan Tokoh Bangsa

JANGAN MENCARI KETENARAN


"𝙱𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚗𝚊𝚝𝚞𝚛𝚊𝚕, 𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊 𝚝𝚞𝚕𝚎𝚗." 

(Thomas Merton)


Amitabh Bachchan, bintang film terkenal India pernah bercerita, "Pada puncak karier saya, suatu kali, saya melakukan perjalanan dengan pesawat. Di samping saya, duduk seorang lelaki tua berpakaian kaos dan celana sederhana. Namun, ia tetap tampak berpendidikan. Saat penumpang lain berusaha mengenali keberadaan saya, justru ia tampak tidak terpengaruh oleh kehadiran saya. la asyik membaca koran dan melihat jendela. Saat disuguhkan teh, ia meyeruput dengan perlahan tanpa mengindahkan saya.

Saya mencoba memulai percakapan dengan tersenyum kepadanya. la membalas senyuman saya dan berkata, 'Halo.' Saya mulai pembicaraan tentang dunia perfilman dan bertanya, 'Apakah Anda suka menonton film?'

'Oh, ya, beberapa kali. Terakhir, saya melihat satu film beberapa tahun lalu,' jawab lelaki tua tersebut. Saya menjelaskan bahwa saya bekerja di industri film. Lelaki tua tersebut berkata, 'Oh, itu bagus. Apa yang Anda kerjakan?'

Saya menjawab, 'Saya seorang aktor.'

Lelaki tua tersebut mengangguk, 'Oh, bagus.' Hanya itu saja komentarnya.

Saat pesawat kami mendarat, saya menyalami tangan lelaki tua tersebut, dan berkata, 'Sungguh sebuah perjalanan yang menyenangkan bersama Anda. Omong-omong, nama saya adalah Amitabh Bachchan.' la menjabat tangan saya dan berkata, 'Terima kasih. Senang berjumpa dengan Anda. Nama saya J.R.D. Tata.' (J.R.D. Tata adalah konglomerat India kelahiran Prancis, pemilik penerbangan India Airlines, pengusaha, Ketua Tata Group, pemegang saham Tata Sons, dan lain-lain).

Sejak kejadian itu, saya memahami benar bahwa betapa pun besar dan terkenal nama Anda, akan ada seseorang yang melebihi Anda. Tetaplah merendah dan jangan mencari ketenaran."[]

"𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐥𝐢𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧. 𝐈𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢𝐧𝐲𝐚. 𝐈𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐮𝐥𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐨𝐫𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐭𝐚𝐭𝐮𝐬 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐛𝐮𝐭 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐫𝐢𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚."


Dari buku

"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA"

Rabu, 18 Januari 2023

SIAP BERUBAH


"𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝗸𝗲𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗽𝗲𝗿𝘂𝗯𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗸𝗲𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝗻𝘁𝗲𝘁𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗽𝗲𝗿𝘂𝗯𝗮𝗵𝗮𝗻-𝗽𝗲𝗿𝘂𝗯𝗮𝗵𝗮𝗻"

 Ada dua jenis ikan yang hidup di dalam dua air yang berbeda. Ikan pertama adalah ikan air laut  𝒇𝒍𝒐𝒖𝒏𝒅𝒆𝒓 (ikan laut yang berbentuk gepeng). Ikan ini hidup di dasar laut dan mempunyai kebiasaan malas dengan menunggu mangsa menghampirinya. la jarang bergerak dan menyerah pasrah pada gelombang laut yang membawanya ke mana saja. Ikan 𝒇𝒍𝒐𝒖𝒏𝒅𝒆𝒓 adalah ikan yang mudah ditangkap karena ia jarang bergerak, para nelayan cukup hanya menginjaknya. Ikan kedua adalah ikan  jenis ikan air tawar 𝒕𝒓𝒐𝒖𝒕 lincah yang berenang dengan cepat dan sangat senang melawan arus air. Ikan ini sangat selektif dalam memilih makanan. la secara bebas memutuskan kapan untuk bergerak dan kapan untuk beristirahat. Ikan 𝒕𝒓𝒐𝒖𝒕 merupakan spesies ikan yang sangat sulit untuk ditangkap karena kelincahannya. Dari gambaran kedua spesies ikan ini, manusia pun dapat dikategorikan ke seperti kedua ikan tersebut. Manusia 𝒇𝒍𝒐𝒖𝒏𝒅𝒆𝒓 bereaksi pasrah terhadap apa pun yang terjadi dalam hidupnya, sedangkan manusia 𝒕𝒓𝒐𝒖𝒕 berpikir dan bereaksi cepat dan tidak terpengaruh oleh keadaan sekelilingnya. Manusia 𝒇𝒍𝒐𝒖𝒏𝒅𝒆𝒓 menunggu semuanya berubah, sedangkan manusia 𝒕𝒓𝒐𝒖𝒕 berubah sesuai keinginannya. Perbedaan yang mendasar inilah yang sering membedakan mereka para pemenang dan pecundang.[]

𝐏𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐝𝐢, 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐚𝐭𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐬𝐚𝐚𝐭.

𝐒𝐚𝐭𝐮-𝐬𝐚𝐭𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐭𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢. 𝐉𝐚𝐝𝐢, 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐓𝐫𝐨𝐮𝐭, 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐠𝐞𝐫𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬.


Dari buku

"WARRIOR" The Art of Winning The Battle of Success

Selasa, 17 Januari 2023

NOL, BUKAN HIMPUNAN KOSONG


“𝑨𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒇𝒊𝒍𝒐𝒔𝒐𝒇𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒅𝒆𝒓𝒉𝒂𝒏𝒂: 𝒊𝒔𝒊 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒐𝒔𝒐𝒏𝒈, 𝒌𝒐𝒔𝒐𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉.” 

(Alice Roosevelt Longworth)

Bedakan antara 0 (angka nol) dan Φ (himpunan kosong). Angka nol diciptakan bukan untuk merepresentasikan ketiadaan. 

Himpunan kosong adalah sebuah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Jadi himpunan kosong tidak berarti apa-apa, kecuali dalam konsep operasi himpunan.

Angka nol hadir karena keberadaanya dibutuhkan. Mungkin bukan untuk dirinya sendiri, melainkan demi pihak lain yang membutuhkan. Angka nol pada bilangan 10 bukan tanpa arti. Dalam satuan, angka nol tak memberikan nilai sama sekali. Namun, hadirnya nol di belakang angka 1 akan membuat arti 1 menjadi lebih berarti dibandingkan saat berdiri sendiri. Dengan nol dibelakangnya, maka nilai 1 akan menjadi sepuluh. Dengan tambahan nol yang lebih banyak tentu nilai 1 menjadi makin besar.

 

Jika angka nol berdiri tidak pada tempatnya, maka akan terjadi kesalahan yang fatal. 

001 secara numerik sama dengan 1 (tanpa dua nol di depannya), kecuali penampilan untuk bilangan yang terdiri tiga digit. Namun, jika 001 berada di depan nomor telepon atau sebagai awalan nomor telepon seluler, angka tersebut merupakan keharusan.


Hebatnya angka nol akan terlihat jika operator pengalian, pembagian dan pemangkatan diberlakukan. Seberapa hebat apa pun suatu bilangan, jika dikalikan dengan nol akan menjadi nol. Sebesar apa pun suatu bilangan, jika dipangkatkan dengan nol akan menjadi satu. Bilangan sekecil apa pun jika dibagi dengan angka yang mendekati nol, maka nilainya semakin besar (baca : tak terhingga) oleh komputer tercanggih sekalipun. 

Kesalahan karena tanpa memberi arti kembali dilakukan oleh angka nol, ketika dia diberlakukan dengan operasi penjumlahan atau pengurangan yang membuat angka yang dioperasikan tidak berubah.

Dunia digitalpun dibangun menggunakan angka nol dan satu. Segenap kerumitan disederhanakan. Bahkan, sinyal dan citra/imej yang sangat kompleks sekali pun bisa diurai dengan digitalisasi. Kehebatan Tranformasi Fourier tidak terbantahkan di ranah ini. Dengan sistem bilangan binner, semua pengukuran bisa ditingkatkan presisinya. Saksikanlah kehebatan segenap alat ukur digital yang lebih presisi dari alat ukur analog. Bahkan hanya dengan hadirnya nol, bilangan positif dan negatif bisa dipisahkan. Oleh karena itu, jangan remehkan angka nol.


Jadilah nol dan jangan himpunan kosong. Walaupun mungkin kita tidak bernilai pada suatu ranah, kita tetap memiliki arti bagi kepentingan lain di luar kepentingan kita. Mengapa kita tidak boleh menjadi himpunan kosong? Karena kita sudah telanjur diciptakan, maka buatlah diri kita berarti, bagi diri kita sendiri atau lingkungan di sekitar kita. Jangan sampai orang-orang di sekitar kita menganggap hadirnya kita sama dengan ketidakhadiran kita.[]

"𝙲𝚊𝚛𝚊 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚒 𝚊𝚙𝚊-𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚘𝚋𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚐𝚞𝚗𝚊."

(Oscar Wilde) 


Dari buku

"SIAPAKAH PENEMU ANGKA NOL?"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...