Selasa, 28 Maret 2023

NAMA BAIK


Alkisah, angin, air dan nama baik berpergian bersama. Angin, seperti biasa, datang dengan terburu-buru seperti orang marah. Berputar kesana-kemari membawa debu dan kotoran. Sementara air berjalan bagai seorang putri dengan kendi di tangan, sambil meneteskan air nya ketanah. Nama baik? Dia berupa seorang pemuda tampan dengan sikap yang santun, namun sedikit pemalu.

Mereka saling menyukai, meski berbeda satu dengan lainnya. Ketika berpisah, mereka saling bertanya, "Kapan kita bisa bersama-sama lagi?"

Angin menjawab: "Engkau akan menemukanku di ketinggian gunung atau pada Savana yang luas"

Sedangkan air berjanji, "Aku juga akan selalu hadir. Kamu bisa mencariku di sungai, danau atau laut"

Apa jawaban nama baik?

"Kamu tidak akan menemukanku di gunung, padang rumput, sungai atau laut atau dimanapun. Siapa yang kehilangan aku tidak akan mendapatkan kembali".[]

"𝘔𝘦𝘴𝘬𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢𝘪 𝘦𝘮𝘢𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘶𝘯𝘶𝘯𝘨-𝘨𝘶𝘯𝘶𝘯𝘨, 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪𝘮𝘶. 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘪𝘴𝘶𝘬𝘢𝘪, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬. 𝘋𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘪𝘬"


Dari buku

WHEN I AM GETTING OLDER

Senin, 27 Maret 2023

DERAP LANGKAH ULAT BULU

 











Seorang ahli serangga asal Prancis yang bernama Jean Henri Fabre sering kali melakukan penelitian di mana hasilnya mendatangkan inspirasi bagi perbaikan kehidupan banyak orang. Salah satu penelitian Jean yaitu mengamati derap langkah ulat bulu. Jean mengambil beberapa ekor ulat bulu (pemakan daun), dan diletakkan saling membelakangi berbaris membentuk lingkaran. Selanjutnya ulat-ulat tersebut berjalan melingkar dengan derap langkah yang konstan. Oleh Jean, di tengah-tengah lingkaran mereka berjalan, diletakkan daun-daun yang menjadi makanan kesukaan mereka. Ulat-ulat tersebut terus berjalan mengikuti teman-temannya, dan akhirnya mati tanpa menyentuh sedikit pun makanan yang ada di tengah-tengah mereka.


"Kematian Kreativitas"

Itulah yang terjadi pada barisan ulat bulu tadi. Saat mengikuti irama kerja yang rutin, minim inovasi, tidak kreatif, bahkan 'takut keluar jalur' maka akhirnya tidak akan menemukan peluang yang sebenarnya ada didepan mata.

Peluang bukan berada diluar diri seseorang sebagaimana ulat yang berbaris mengelilingi dadaunan tadi, tapi berada dalam cara pandang tiap-tiap orang. Jika seseorang mampu menangkap peluang dan memanfaatkannya maka dia tidak akan mati sia-sia seperti ulat yang mati didekat tumpukan daun sebagai makanannya.

"Kematian Kreativitas" juga akan mengingatkan jika Tuhan mengizinkan, masih ada hari tua untuk dinikmati sebagai penutup sebelum Dia memanggil.[]


"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒈𝒂𝒊𝒓𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒓𝒖. 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒍-𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒑𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍, 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊 𝒕𝒖𝒋𝒖𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊"

(Spirella)


Dari buku

SETENGAH PECAH SETENGAH UTUH

PERANG BATIN

 

Dari tumpukan dagangannya, aku mengambil sebuah patung kodok dari gerabah.

"Yang ini berapa harganya?" tanyaku

"Sepuluh ribu ,Pak" jawab pedagang itu.

"Saya ambil satu" kataku sambil merogoh saku dan menyerahkan uang.

"Tolong dibungkus, ya"

Ibu penjual itu menerima dan melihat uang yang kuberikan sambil memperlihatkan wajah yang bingung, heran dan salah tingkah, lalu menyuruh anaknya membungkus pesananku. Segera aku melupakan keheranan ibu penjual yang baru saja terjadi.

Setelah menerima barang, aku segera berlalu.

Saat berjalan cukup jauh, kudengar ibu penjual mainan tadi memanggilku.

"Ini kembaliannya" katanya sambil terengah sambil menyerahkan beberapa lembaran uang. "Uang yang bapak berikan tadi seratus ribu"

Aku benar-benar tidak tahu kalau telah memberikan uang ratusan ribu, bukan sepuluh ribu.

Segera aku teringat saat ibu penjual itu heran dan bingung saat menerima uang pembelianku.

Ternyata batinnya sedang berperang untuk jujur atau dusta, untuk serakah atau mengembalikan yang bukan haknya.

Meski sedikit terlambat, hatinya berpihak pada yang baik.


𝗢𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝘁𝗶 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗸𝗮𝘂 𝗽𝗲𝗿𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗵𝗮𝘁 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸❟ 𝗻𝗮𝗺𝘂𝗻 𝗵𝗮𝘁𝗶𝗺𝘂 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝘁𝗮𝗵𝘂


Dari buku

MEMBUKA MATA

288 Percikan Motivasi & Renungan Inspiratif

Minggu, 26 Maret 2023

SIAPA YANG MENGEPAK PARASUTMU?


"𝑩𝒖𝒌𝒂𝒏𝒌𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒏𝒂𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏? 𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒂𝒎𝒂."

Setelah melakukan misi penyerangan sebanyak 75 kali, Charles Plumb, lulusan Akademi Angkatan Laut Amerika serikat mengalami musibah. Pesawat yang dipilotinya tertembak oleh misil darat ke udara, sehingga ia harus melepaskan kursi lontarnya dan jatuh di wilayah musuh. Ia lalu ditahan selama 6 tahun di penjara komunis Vietnam sampai akhirnya dibebaskan.

Suatu kali, bersama istrinya, Plumb sedang duduk disebuah Restoran untuk makan siang.

Tiba-tiba seorang pria menghampiri mereka. "Anda Charles Plumb? Yang menerbangkan pesawat tempur di Vietnam dari kapal induk Kittie Hawk dan tertembak musuh?"

"Anda tahu dari mana?" tanya Plumb.

"Aku yang  mengepak parasut Anda" jawab pria itu.

Terkejut Plumb, dan segera menyalaminya sambil mengucapkan terimakasih.

"Kurasa parasut itu bekerja dengan baik. Buktinya kita bisa bertemu disini"

Malam harinya Plumb merenung. Dia bayangkan pria itu berseragam kelasi, bekerja dengan tekun melipat parasut dalam perut kapal untuk menentukan nasib seseorang yang tidak dikenalnya.

Pada setiap pelatihan, Plumb sering menanyakan "Siapa yang mengepak parasut kalian?" untuk mengingatkan bahwa semua orang membutuhkan parasut.

Parasut itu adalah parasut fisik, parasut mental, parasut emosi dan spiritual untuk mencapai keselamatan.

Dan yang tidak boleh dilupakan adalah kenali orang-orang yang mengepak parasut Anda!"[]


 "𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯. 𝘛𝘦𝘳𝘬𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢."


Dari buku

The Power of Motivation for Soul

56 kisah motivasi dan pengembangan Diri penyejuk jiwa

Rabu, 22 Maret 2023

MEMBERIKAN WAKTU

 


"𝑲𝒖𝒏𝒄𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒆𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒎𝒖."

(Stephen R. Covey)


Waktu sesungguhnya harta milik bersama yang berasal dari Tuhan. Namun begitu kita melakukan rutinitas melalui jadwal kerja yang padat dan menghasilkan keuntungan, maka waktu akan sayang kalau diberikan kepada orang lain dalam bentuk, misalnya, membesuk orang sakit, mengantar pemakaman,acara hajatan tetangga, semuanya menjadi sangat berharga karena dapat memberikan dukungan moral dan kebahagiaan bagi orang lain.


Sebuah kisah menarik tentang sedekah waktu datang dari seorang anak berusia 11 tahun, bernama Hanan.

Setelah mendengarkan khotbah mesjid bahwa setiap orang bisa menjadi dermawan dengan waktu yang dimilikinya, anak itu merasa cukup punya waktu dan bermaksud mendermakan waktunya untuk kebahagiaan orang lain.


Setelah mendapat persetujuan dari orangtuanya, ia memutuskan pergi ke rumah sakit. Di sana ternyata banyak orang yang terkena penyakit kanker yang sangat membutuhkan teman sekadar untuk menemaninya. Hanan memutuskan untuk menemani seorang perempuan tua yang tergolek di atas ranjang sendirian, karena sakit kanker dan sedang menunggu giliran operasi. Begitu Hanan datang kemudian duduk di sampingnya sekaligus menyampaikan maksud Hanan, perempuan tua itu mulai terisak-isak menangis.


"Kenapa Nenek menangis?" tanya Hanan. Perempuan itu menjawab,"Karena Tuhan telah mengabulkan doa-doaku.

Aku akan menjalani operasi kanker otak besok pagi. Operasi ini sangat berbahaya, tetapi aku tidak punya seorang pun untuk menemani sebelum dan sesudah operasi. Aku sangat cemas. Aku berdoa kepada Tuhan agar mengirim seorang anak yang dapat menemaniku dan menghiburku. Dan Tuhan telah mengirimkan kamu, Sayang." Hanan menangis terharu dan memberikan pelukan hangat kepada nenek itu.[]


"𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵-𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢."

(Ralph Waldo Emerson)



Dari buku

"EMBUN JIWA BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP" Penjernih Pikiran dan Pencerah Jiwa Menuju Titik Tuhan

MENEMUKAN JATI DIRI


"𝚄𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚊𝚔𝚊𝚙 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚕𝚊𝚒 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚝𝚞,𝚖𝚊𝚖𝚙𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚊𝚓𝚞, 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚋𝚞𝚝𝚞𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒"


Pemuda ini, seorang siswa SMA, sinis, apatis dan murung. Nampaknya dia mempunyai sangat banyak masalah dan konflik yang tak terpecahkan. Dia menjerumuskan dirinya kesuatu masalah sehingga dipanggil kepala sekolahnya.

Dia duduk dengan muram, dan berkesan menantang karena berpikir akan "dimarahi habis-habisan oleh orang tua brengsek ini"

Tetapi Kepala sekolah itu adalah seorang pria yang santai. Dia duduk bersandar di kursinya dengan ekspresi ramah, tetapi serius, seraya mengamati pemuda galau didepannya.

Akhirnya dia berkata,"Mike, perlihatkan tanganmu". Terkejut,Mike mengulurkan tangannya.

Kepala sekolah melihat tangan Mike penuh selidik, kemudian merenung dengan suara keras "Tangan yang kuat, sensitif-- tangan seorang ahli bedah"

Kemudian dia berkata,"Kau tahu Mike? Mungkin kau terlahir untuk menjadi ahli bedah. Mungkin ada seorang Ahli bedah dalam dirimu. Kita akan bertemu lagi, Mike. Sampai ketemu lagi".

Mike tercengang. Dia merasa terkesan diperlakukan seperti itu. Kebingungan,dia keluar dan menuruni tangga. Dia berhenti dan menatap tangannya.Kemudian dia mendapat salah satu pengalaman luar biasa dan tak tertandingi. Dia mengalami 'terobosan'. Saat itu dia memutuskan bahwa dia bisa menjadi ahli bedah dan dia akan mewujudkannya. Dia memiliki intuisi batin mendalam akan kualitas personal yang sebelumnya tidak pernah dipertimbangkan.

Sungguh Kepala sekolah yang hebat!. Betapa cerdik,betapa pengertian. Pekerjaanya adalah untuk membuat seorang pecundang menjadi pria dewasa, untuk membantu anak-anak mengetahui potensi mereka yang sesungguhnya, pengelolaan yang sesungguhnya...[]


Dari buku

You can if you think you can

Minggu, 19 Maret 2023

ANAK SEKOLAH BUKAN UNTUK DIUSIR

 

"Biang Ribut" begitu mereka memberikan julukan padaku. Aku dianggap sebagai anak yang sering membuat kegaduhan di kelas, berkelahi dengan teman, mengeluarkan kata-kata kotor yang aku sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang kukatakan.

Aku hanya ikut-ikutan teman lainnya. Dan karena postur tubuhku paling besar, maka pukulan yang kulakukan tentunya paling keras, sehingga aku satu-satunya anak yang dikeluarkan dari sekolah. Sebenarnya, aku melakukan itu karena dipancing oleh anak lain. Semua mata tertuju hanya padaku, dan tidak ada lagi kebaikan yang bersisa padaku. Nakal, kasar, perusak, tidak sopan dan semua sebutan yang negatif dan akhirnya berujung pada kesimpulan sekolah tidak sanggup mendidikku lagi.

Seorang wali murid yang anaknya ku pukul mengadu ke kepala sekolah dan mengancam akan memperkarakan hal ini jika aku tidak dikeluarkan. Maka ibuku pun akhirnya dipanggil oleh kepala sekolah, dan beliau hanya bisa menangis, karena sekolah meminta Ibu membawaku keluar dari sekolah secepatnya.

Dalam usia 9 tahun, sebagai siswa kelas 3 SD aku tidak paham akan hal itu. Yang kutahu aku tidak boleh lagi bersekolah disini karena semua guru, kepala sekolah dan teman-teman membenciku. Padahal tidak semua. Ada beberapa anak yang masih peduli. Ada beberapa anak yang menganggap aku anak yang baik. Ada guru yang paham tentang mendidik anak bahwa itu adalah kenakalan yang biasa.

Ibuku juga sudah membawaku ke psikolog, dan hasi tes mengatakan bahwa usia mentalku setara dengan anak umur 7 tahun, sedangkan secara kronologis umurku adalah 9 tahun. Aku tidak suka matematika, tapi menyukai puisi, menggambar dan pelajaran IPA. Aku mengalami gangguan fokus dan konsentrasi dibanding teman sekelasku. Aku berada pada peringkat 14 dari 22 siswa sekelas. Kekuranganku adalah kadang tidak bisa mengontrol emosi saat ada anak lain memancing keributan.

Ibu hanya bisa menangis saat pulang sekolah. Ibu sakit hati karena anaknya tidak boleh bersekolah lagi. Padahal ibuku adalah ibu yang luar biasa. Beliau rela menjagaku agar aku tidak menyakiti orang lain. Namun malah disuruh pergi, karena hal itu akan membuat siswa lain iri. Ibu adalah satu-satunya orang yang memahami ku. Ibu hebat yang rela mengorbankan segalanya untuk anaknya.

Tak ada pilihan lain bagi sekolah selain mengeluarkanku dari sekolah yang kubanggakan.

Saat terakhir, didepan kelas aku berkata

"Teman-teman, maafkan saya jika selama ini melakukan kesalahan dan menyakiti kalian. Mulai hari ini saya tidak akan ada di kelas ini lagi. Jadi teman-teman tidak usah takut saya sakiti lagi"

Ruangan hening. Semua tertunduk sedih. Ada 4 atau 5 anak dari 22 siswa yang sering bertengkar dan memancing kemarahanku yang terlihat bersikap acuh.

Ibu memelukku didepan kelas dan kami keluar diantar dengan puluhan pasang mata yang basah.

Aku berjalan tegak meninggalkan sekolah yang kusayangi. Aku berjanji kelak sekolah ini akan mengundangku sebagai orang yang sukses. Lihatlah, aku adalah pribadi yang unik. Pribadi yang menyenangkan dan anak yang penyayang. Ada jiwa lembut dibalik besarnya tubuhku. Aku tahu bahwa aku harus keluar dari sekolah ini, tetapi ada jalan lain yang akan kulalui.

Ada sekolah lain yang mau dengan senang hati menerimaku dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Sekolah yang mau memahami anak berkebutuhan khusus sepertiku. Secercah harapan untuk masa depan bahwa apa yang terjadi padaku hari ini, bukanlah sebuah akhir tapi awal dari perjuanganku. Akan ku buktikan bahwa siswa yang diusir dari sekolahnya itu akan menjadi siswa yang dinantikan dan dibicarakan prestasinya pada suatu hari nanti.[]


Ditulis kembali dengan beberapa perubahan dari buku "Bukan untuk Dibaca 3"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...