Bandung,pada suatu malam
Asep bersama Asih, istrinya, menghitung tabungan mereka yg kini berjumlah Rp.50.830.000.Uang itu diperoleh dari hasil usaha toko kecil mereka disebuah jalan di kota Bandung.
Sebagai pedagang kecil untuk mengumpulkan uang itu perlu waktu puluhan tahun.Sengaja mereka tidak menyimpan uang itu di bank, untuk memotivasi agar cepat terkumpul lebih banyak.
Cita-cita mereka yg belum kesampaian adalah pergi menunaikan rukun Islam kelima.
Mereka adalah model makhluk Allah yang menerima segala ketetapan, termasuk tidak diberinya keturunan. Saat itu ongkos naik haji adalah Rp.27juta per orang.Dengan segala sesuatunya diperkirakan masih kurang 10 juta lagi.
Pagi berikutnya,Asep mendapat kabar kalau salah seorang jamaah masjid "Ash-Shabirin"yg juga kawan baiknya sedang dirawat di sebuah Rumah Sakit di Bandung.Diagnosa dokter menyebutkan dia menderita sakit tumor pada tulangnya. Segera Asep berangkat untuk menjenguk nya yang kebetulan sedang berada di ruang ICU.Dokter mengatakan tumor itu harus segera diangkat agar tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Pada hari kedelapan, sahabatnya itu sudah dipindahkan ke ruang rawat inap kelas 3. Pada hari kesebelas,saat Asep menjenguk sahabatnya, seorang perawat mengantarkan surat pemberitahuan untuk operasi pengangkatan tumornya. Diperlukan biaya sebesar Rp.50juta untuk operasi tersebut,tapi bagi keluarga sahabat Asep,itu adalah biaya yang sangat mahal, sedangkan seluruh tabungannya sudah terkuras habis.Yang bisa mereka adalah memohon pertolongan kepada Allah.
Hari ke duabelas,tigabelas dan empatbelas kondisi sahabat Asep makin menurun, tubuh kurus dan mata meredup.Pemandangan ini membuat Asep mengambil sebuah keputusan. "Bu,kang Endi tetangga kita sedang dirawat di Rumah Sakit dan kondisinya makin menurun.Saat Bapak menjenguk kemarin dia memerlukan uang 50juta untuk operasi.Keluarga belum menyatakan kesanggupannya, karena uangnya tidak ada" Asep membuka pembicaraan dengan Asih. "Kasihan ya Pak,tapi kita tidak bisa membantu mereka" Segera Asep menyambung ,"Kalau ibu mau,kita berikan saja tabungan kita untuk biaya operasi kang Endi"
"Diberikan?" tanya Istrinya."Berpuluh tahun kita menabung masih kurang sekarang mau diberikan buat orang lain yg bukan saudara kita?"Asih menolak dengan keras. "Bu, banyak orang yang pergi berhaji belum tentu mabrur di sisi Allah.Mungkin ini jalan buat kita meraih keridhaan Allah.Bapak yakin kalau kita menolong saudara kita, Insha Allah kita juga akan ditolong oleh Yang maha Kaya", kalimat itu meluncur saja dan rupanya mengena di hati Istrinya dan akhirnya mengangguk setuju. Keesokan harinya Asep dan Asih pergi ke rumah Sakit untuk menjenguk dan memberikan uang tabungannya untuk biaya operasi kang Endi.
Bagi keluarga Endi ini adalah momen dimana doa diijabah oleh Allah.Sementara bagi Asep dan istrinya merupakan saat dimana keikhlasan menolong saudara harus ditunjukkan. Segera uang itu oleh keluarga Endi digunakan untuk mengurus ke bagian administrasi,karena besok pagi akan dilakukan operasi pengangkatan tumor.
Alhamdulillah, operasi yang memakan waktu 4jam itu berjalan lancar.Semua tumor yang berada pada tulang kang Endi berhasil diangkat.Seluruh keluarganya, termasuk Dokter dan perawat gembira dan bersyukur. Beberapa hari kemudian Asep kembali menjenguk kang Endi di ruang perawatan dan bertemu dengan Dokter yang menangani saat operasi.Keduanya berkenalan dan dokter memuji keluasan hati Asep. Pak Asep hanya bisa mengembalikan kepada Pemiliknya Allah SWT.
Malam belum terlalu larut dan toko kecilnya juga belum tutup saat sebuah mobil mewah berhenti didepan rumah Asep.Seorang pria keluar dan berjalan menuju rumahnya.Setelah dekat,tahulah Asep, kalau pria itu dokter yg bertemu di rumah sakit tempo hari. Setelah dipersilahkan masuk dan berbagi kabar,pak Dokter mengatakan ingin bersilaturahmi kepada pak Asep dan Istrinya. Dia ingin mengetahui kondisi pak Asep dan belajar ikhlas membantu orang lain yang tidak diajarkan di bangku kuliah. "Oleh karena itu, saya mohon pak Asep mendoakan saya dan istri yg berniat pergi Haji tahun depan agar perjalanan kami dimudahkan.Saya yakin , doa orang shaleh seperti Ibu dan Bapak akan dikabulkan Allah. Serempak Asep dan Asih mengucap "Amienn" Pak Dokter menambahkan ,"Selain itu,agar doa Ibu dan Bapak semakin dikabulkan Allah untuk saya dan istri,ada baiknya bila Bapak dan Ibu berdoanya di tempat-tempat mustajab di tanah suci" Asep semakin bingung dengan ucapan pak Dokter ,"maksudnya,pak Dokter?" "Artinya, izinkan kami mengajak Bapak dan Ibu untuk berhaji bersama kami, dan berdoa disana sehingga Allah mengabulkan doa kita bersama". Kalimat itu berakhir menunggu jawaban.Sementara jawaban yang ditunggu tidak kunjung datang hingga air mata keharuan menetes di pipi Asep dan Asih secara bersamaan. Mereka hanya mampu mengucapkan terimakasih berulang-ulang. Usai pak Dokter pulang, keduanya tersungkur bersujud tanda syukur yang mendalam kepada Allah yang maha pemurah.Akhirnya mereka berempat pun menjalankan haji di Baitullah demi mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla
Sungguh kesabaran panjang yang diakhiri dengan pengorbanan kebaikan, akan berbuah di tangan Allah SWT menjadi balasan yang besar dan anugerah yang tidak terkira
Dari buku
CAHAYA LANGIT
hidup tak selamanya hitam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar