Saya tidak tahu,kenapa saat menjadi mahasiswa PTIK th 1961sering 'dikerjain' senior saya.
Mungkin postur tubuh saya yang kecil membuat mereka senang mempermainkan saya.Karena ini pula mereka memberikan nama plonco saya dengan "Dawala"
Untunglah, disaat saya mendapat siksaan yg kelewatan, seorang Bapak menyelamatkan saya.Dipanggilah saya agar mendekat dan duduk didekat kursinya
"Capek ya?" tanya beliau.Istri beliau kemudian memberi permen.
Ditengah suasana perpeloncoan yg sadis, keramahan yg saya terima itu sebagai menjadi kasih yg tak dapat saya lupakan sampai mati.Saya ingat ibu saya,saat diberi permen oleh istri beliau tadi.Saya hanya bisa berterima kasih sambil menahan air mata yg hampir menetes.
Tak berapa lama ada 5 atau 6 plonco yg 'diselamatkan' oleh beliau.
Untuk menghilangkan kesan 'perlindungan' maka kami disuruh menyanyi satu² dan sekali menyanyi bersama.
Setahun kemudian saat sudah naik kelas, saya melihat kehadiran polisi yg melindungi saya di PTIK ternyata pangkatnya Ajun Komisaris Besar Polisi.Dan tahulah saya nama beliau dari tagname nya : HOEGENG.Karena beliau melewati tempat saya duduk,saya berdiri dan menghormat.Beliau membalas dan rupanya masih ingat lalu menyapa "Kamu Dawala dulu,ya?" Saya mengangguk sambil tersenyum."Wah, sudah gagah kamu sekarang.Jadi Polisi yg baik ya" ucapnya sambil berlalu.
Saat dies natalis PTIK, beliau dikepung oleh polisi muda yg akan go public bertugas diberbagai tempat beliau berpesan mengenai pemberantasan korupsi.
"Semuanya terpulang pada kualitas dan integritas serta kepekaan masing² pribadi di dalam mengenali serta menolak nilai kejahatan yg akan meracuni hidup dan kehidupan kita" demikian beliau mengisyaratkan.
Lulus sarjana muda PTIK saya menjadi ajudan Men/Pangak Soetjipto Judodihardjo.Sejak awal pak Tjip menginginkan pak Hoegeng menjadi Deputi Operasi (Deops), dengan alasan pak Hoegeng adalah pekerja keras,ulet,tabah, cerdas dan tidak ambisius.Pak Hoegeng juga orang yang bisa diterima semua pihak, memiliki disiplin pribadi yang kuat, teguh dalam pendirian yang positif,dan perilakunya berketeladanan.
Suatu saat pak Tjip mengajak pak Hoegeng bersama dalam satu mobil, beliau menudingkan telunjuknya kearah saya sambil ketawa.Setelah duduk,pak Tjip memperkenalkan saya "Ini ajudan saya, Inspektur Kunarto.Nanti kalau ada apa-apa dan saya tidak ada, sampaikan pesan melalui dia".Pak Hoegeng menjawab"Saya sudah nama kenal dia.Tetapi yang saya kenal nama plonconya,Dawala.Siapa nama kamu sebenarnya?Kunarto? Wah,terlalu bagus nama itu...ha...ha"
Benar saja, tak lama kemudian pak Hoegeng resmi menjadi Deops.Dan saat pak Tjip mengakhiri tugasnya sebagai Men/Pangak,beliau jugalah yg meminta agar pak Hoegeng menggantikan tugasnya.Usulan itu disetujui pak Harto dan tak lama kemudian pak Hoegeng diangkat menjadi Men/Pangak.
(Diceritakan oleh jenderal Polisi Drs.Kunarto pada buku "Hoegeng,oase menyejukkan ditengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar