Dengan senang hati aku memegang kemudi setelah ayah memperbolehkan sambil mendampingi berkendara.Nikmat sekali perjalanan sambil diiringi musik dari radio.
Tak berapa lama setelah berjalan,nampak awan hitam bergantung diiringi angin kencang dan perlahan langit menjadi gelap.
"Ayah, bagaimana ini? Kita harus menepi kemana?" Tanyaku sedikit khawatir.
"Terus saja mengemudi,Rigg" jawab Ayah sambil memperhatikan langit yg makin gelap.
Akupun tetap menjalankan mobil dengan hati-hati.Angin makin kencang bertiup, beberapa sampah kering beterbangan dan beberapa pohon sudah meliuk karena tiupan angin kencang.
"Ayah!, bagaimana ini? anginnya makin kencang...!" Teriakku sambil memegang erat-erat kemudi,"kita menepi saja ya?"
"Teruskan laju mobil kita,konsentrasi penuh.Lihat ke depan,jangan lihat kiri-kanan" teriak Ayah sambil menepuk bahuku.
Aku semakin erat memegang setir sambil terus melaju dengan hati-hati.Tanpa kusadari beberapa pohon mulai tumbang, bahkan beberapa pohon kecil tampak diterbangkan angin.Suasana makin mencekam.
"Ayah..!"
"Terus mengemudi,Rigg"
Dengan kata-kata Ayah itu,aku tetap mengemudi meski dengan susah payah.Hujan mulai turun dan menghalangi pandangan sampai hanya beberapa meter saja.Angin terasa mengguncangkan mobil.Aku mulai takut,tapi tetap mengemudi dgn penuh konsentrasi meskipun harus perlahan-lahan.
Setelah beberapa kilometer kedepan,aku melihat hujan mulai reda dan angin berkurang kecepatannya.Beberapa kilometer lagi,kami memasuki daerah yang kering dan matahari bersinar cerah.Jauh berbeda dengan yg kami lewati sebelumnya.
"Nah,sekarang berhentilah dan turun" kata Ayah,"Lihatlah kebelakang" lanjutnya.
Aku lihat di belakang badai masih berlangsung.Tak bisa kubayangkan andai aku masih disana.
"Rigg,andai kita masih berada disana tidak tahu apa yang akan terjadi".
Aku terdiam dan berdoa semoga mereka selamat dari amukan badai tersebut.Aku bangga dengan Ayah,karena Ayah tahu apa yang akan terjadi.Aku jadi mengerti bahwa jangan pernah berhenti di tengah badai karena kita akan terjebak di dalamnya.
Kerap kita menghadapi badai berupa persoalan, ketidakpastian, ketakutan serta berbagai masalah yang ada dan mengganggu kehidupan kita.Kita terjebak dalam badai dan berpikir kapan badai akan berakhir serta apa yang akan terjadi selanjutnya dalam kehidupan kita.
Keputusasaan kadang datang.Kita menyerah dan berhenti, bahkan tidak jarang hancur terbawa badai tersebut.
Selama masih mungkin, tetaplah berjalan walaupun sangat perlahan dan penuh risiko,menuju batas matahari yang akan muncul kembali, kecuali badai benar-benar menghentikan langkah kita dan tidak memungkinkan untuk dapat bergerak lagi.
Tetaplah semangat untuk berusaha keluar dari kesulitan.Saat kita mampu melewati badai kehidupan tersebut,maka matahari pun akan kembali bersinar dalam kehidupan kita
Dari buku
INSPIRASI PEMIMPIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar