Rabu, 29 Desember 2021

MENGATASI KETAKUTAN









Selalu ada rasa takut. Masalahnya adalah bukan bagaimana menghilangkannya, melainkan bagaimana mengatasinya

(Peter Vidmar)


Kehadiran singa di hutan itu membuat penghuni lain merasa resah, karena singa itu sering memangsa binatang lain.

Ketika semua penghuni hutan berkumpul, muncullah singa itu. Seekor tikus segera melompat didepan singa itu sambil berkata "Hai singa!, beri aku waktu sebulan. Maka akhir bulan ini aku akan mengalahkanmu"

Mendengar itu, singa tertawa dengan keras sambil berkata "Apa aku tidak salah dengar?. Kau akan mengalahkanku? Baiklah aku tunggu. Kalau engkau tidak bisa melakukannya, kau akan kuhabisi didepan mereka"

Sepuluh hari berlalu,

Singa tidak berpikir banyak tentang ancaman tikus.

Menjelang hari ke-20, muncul dalam pikiran singa "Apa yang akan dilakukan tikus? Kenapa dia begitu yakin? Bagaimana kalau ancaman itu benar-benar terjadi? Apa dia merencanakan sesuatu yang buruk untuk mencelakai aku?. Ah, mana mungkin ia mengalahkanku. Meski ia membawa seluruh pasukannya, tak mungkin mengalahkanku. Tapi, bisa saja tikus itu mempunyai strategi yang mengerikan atau jebakan yang mematikan"

Hari demi hari pikiran singa dipenuhi dengan ketakutan sehingga selera makan dan minumnya hilang hingga badannya semakin lemah.

Makin lama kondisinya makin mengenaskan hingga akhirnya singa itu menemui ajalnya sebelum sampai hari penentuan.

Adalah hal yang wajar apabila orang mempunyai rasa takut, karena apa yang akan terjadi tidak diketahui. Justru mereka yang tidak memiliki rasa takut akan berbahaya, karena tidak berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu, ceroboh, bahkan bisa melakukan kesalahan yang fatal.

Kita bersyukur masih mempunyai hal-hal yang kita takutkan. Namun demikian, janganlah kita hidup dibawah ketakutan yang berlebihan atau terkungkung oleh rasa takut, hingga tidak melakukan apa-apa dan akhirnya 'mati'.[]


Dari buku

THE WISDOM

150 Kisah Inspiratif yang Akan Mengubah Hidup Anda

Senin, 27 Desember 2021

KENAPA HARUS SAYA?


فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan

(QS Ar-Rahman : 13)


Arthur Ashe adalah seorang petenis legendaris Wimbledon.

Saat dia menjalani operasi jantung rupanya darah yang ditransfusikan terifeksi virus sehingga menyebabkan Arthur sekarat karena AIDS.

Seorang penggemar nya bertanya melalui surat yg ditulisnya

"Arthur, menurut Anda,mengapaTuhan memilih Anda untuk mendapatkan penyakit yg buruk seperti ini, padahal Anda tidak pernah melakukan hal yang terlarang?"

Untuk pertanyaan itu, Arthur Ashe menjawab dengan bijak


"Lima puluh juta anak mulai bermain tenis

Lima juta dari mereka belajar bagaimana bermain tenis,

Limaratus ribu belajar tenis secara profesional.

Limapuluh ribu bertanding dalam turnamen,

Limaribu mencapai Grand Slam,

Limapuluh mencapai Wimbledon,

Empat mencapai semifinal

Dua mencapai final dan ketika saya menggenggam pialanya,saya tak pernah bertanya kepada Tuhan,"Kenapa(harus) saya?"

Jadi, ketika sekarang saya sakit, bagaimana bisa  saya menanyakan kepada Tuhan ,"Kenapa saya yang dipilih mengalami sakit berat ini,Tuhan? Padahal nikmat yang diberikan Tuhan kepada saya sudah sangat banyak sebelumnya"


Ditulis kembali dari buku

BUKAN UNTUK DIBACA 3

Rabu, 22 Desember 2021

SUPER KOMPUTER DNA


DNA (Deoxyribonucleicacid) adalah  sebuah “molekul raksasa”yang tersembunyi dalam inti sel hidup. Semua informasi tentang tubuh, dari  mulai  warna rambut, bentuk hidung, bentuk mata ,warna kulit hingga bentuk dan fungsi sel terkodekan dalam bagian yang disebut dengan gen dalam DNA.

 DNA terdiri  atas milyaran pasang  basa yang tersusun  dalam bentuk rantai heliks

Setiap rantai selalu terdiri dari empat kode : A(adenine), T(timin), G(guanine), S(sitosin),dimana A berpasangan dengan T  dan G berpasangan dengan S.

Ternyata  molekul DNA  berhasil “diubah” dan “disesuaikan” oleh prof  Ehud Saphiro menjadi sebuah computer terkecil di dunia. Kalau komputer biasa menggunakan prosesor bahasa biner, maka empat kode nukleotida  dari sepotong DNA  mampu mengolah sekitar 70.000.000.000 operasi matematika. Sehingga komputer supermini  ini 100.000 kali lebih cepat dari komputer konvensional tercanggih yang ada pada saat ini.

 

Inilah penemuan spektakuler dan tercatat dalam Guiness Book World of Record  sebagai “The Smallest Biological Computing Device”.

Berat kode genetic dalam DNA adalah  5x10 pangkat minus 10 gram, sedangkan lebarnya adalah2x10 pangkat minus4 milimeter.Dengan ukuran  itu,jika direnggangkan  panjangnya mencapai  3 meter.

 Menyangkut ukuran DNA ini, Kazuo Murakami-seorang  pakar genetika-membuat ilustrasi:

“Jika kita dapat mengiris kawat yang diameternya 1 milimeter secara memanjang  menjadi seperseratus bagiannya,akan dihasilkan helaian, dimana tiap helaian tersebut  masih tetap limaribu kali lebih tebal dari sehelai  DNA”

Ilustrasi yang lain adalah :

“Jika seluruh DNA dari semua populasi penduduk dunia yang berjumlah 6 milyar dikumpulkan,beratnya hanya akan sama dengan satu butir beras”

Jadi, jika seorang manusia dapat membuat superkomputer dari setetes DNA, bagaimana sesungguhnya kedahsyatan tubuh kita yang memiliki jutaan untai nukleotida pembentuk  DNA

Tubuh kita adalah  giga komputer tercanggih buatan ALLAH


سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

(QS Fushshilat [41]:53)

 

Dari buku

"Ajaib bin Aneh"

Senin, 20 Desember 2021

Sebuah catatan menyambut Hari Ibu (3)


 SELEMBAR TIKET KERETA


Para polisi yang menemukanku di stasiun kereta api Xin Zhu sempat kebingungan, karena tangisanku. Beruntung ada seorang ibu yang bisa menyusuiku sehingga aku selamat. Tak lama kemudian aku dibawa ke De Lan Center, sebuah Panti Asuhan Katolik di Bao San, bagian dari Xin Zhu.

Sejak umur sebulan itulah aku jadi penghuni disana dan yang para biarawati itulah yang membesarkanku, tanpa mengenal siapa ibuku.

Banyak pekerja sukarela yang datang ke biara untuk mengajariku. Mereka adalah lulusan dan dosen dari Universitas Jiao dan Universitas Qing, Lembaga Penelitian, serta insinyur. Tentu saja itu banyak membantuku. Seorang mahasiswa yang sebelumnya mengajariku IPA, lalu menjadi asisten dosen. Karena yang mengajar bahasa Inggris seorang yang jenius, maka sejak kecil kemampuan bahasa Inggrisku bagus sekali.

Pelajaran piano yang diajarkan para biarawati menjadikan aku sebagai pianis gereja yang mengiringi misa.

Kemampuanku berbicara yang bagus pun membuat aku sering mengikuti lomba pidato dan debat.

Dengan prestasi yang banyak itu memudahkan aku diterima di jurusan Arsitektur Universitas Xin Zhu yang bisa kuselesiakan sambil bekerja sambilan.

Saat wisuda, biarawati Sun yang membesarkanku, hadir mewakili orang tua yang oleh kepala jurusanku memintanya untuk berfoto denganku.

Pada saat wajib militer, aku kembali berkunjung ke De Lan Center. Tiba-tiba, biarawati Sun ingin berbicara serius denganku. Ia mengambil amplop surat dari raknya dan memintaku untuk melihat isinya.

Terdapat dua lembar tiket dalam amplop tersebut. Biarawati Sun berkata, saat polisi mengantarku ke Panti dalam bajuku terselip dua tiket perjalanan dari tempat asal ibuku ke Stasiun Xin Zhu.

Tiket pertama adalah tiket bus dari suatu tempat di selatan menuju Ping Dong. Sedangkan tiket yang lain adalah tiket kereta api murahan dari Ping Dong ke Xin Zhu. Dari ini aku menduga bagaimana keadaan ekonomi ibuku.

Biasanya biarawati tidak senang menyelidiki latar belakang dari bayi-bayi yang ditinggalkan orang tuanya. Tapi melihat aku cukup dewasa untuk menerima kenyataan, mereka memutuskan untuk memberikan kepadaku saat aku dewasa.

Biarawati Sun memberikan dukungan kepadaku untuk mencari keberadaan orang tuaku, juga jika ada kemungkinan terburuk yang harus kuhadapi.

Maka, berangkatlah aku ke kota yang berada di pegunungan, yang tak pernah kudengar sebelumnya.

Dikota itu aku ke kantor polisi untuk mencari data tentang diriku. Akhirnya kuperoleh dua buah dokumen yang berhubungan denganku. Yang pertama adalah data kelahiran seorang laki-laki dan yang kedua data laporan anak hilang.

Hilangnya anak itu adalah saat dua hari setelah aku ditemukan di stasiun Xin Zhu. Aku mendapat titik terang tentang data kelahiranku.

Sayang, saat ku pastikan kebenaran itu, kedua orang tuaku sudah meninggal. Ada seorang kakak laki-lakiku, tapi dia telah meninggalkan kota itu dan tidak diketahui kemana perginya.

Seorang polisi tua memberitahuku bahwa ibuku bekerja di sebuah SMP dan dia mengantarkanku untuk menemui kepala SMP tersebut.

Kepala sekolah itu adalah seorang ibu yang ramah, mengatakan ibuku sangat baik hati. Bertolak belakang dengan ibuku, ayah adalah pria pemalas yang mengandalkan hidupnya dari ibuku yang bekerja sebagai pekerja kasar.

Saat kakakku SMP, ayahku pergi dari rumah dan tidak pernah kembali.

Ibu kepala sekolah itu juga bercerita, ibuku mempunyai dua anak. Namun, setelah berumur sebulan, anak kedua itu menghilang secara misterius. Aku lalu menjelaskan semua yang kuketahui kepadanya.

Kepala sekolah itu tergerak hatinya, kemudian mengeluarkan selembar amplop surat. Amplop itu ditinggalkan  ibuku sebelum ia meninggal di samping bantalnya. Kepala sekolah berpikir mungkin didalamnya ada barang berharga. Oleh karena itu ia menyimpan dan menunggu sampai ada pihak keluarga yang datang.

Saat kubuka, amplop itu berisi tiket kereta api dari kota kecil di bagian selatan ke Xin Zhu. Kepala sekolah itu bercerita, setiap setengah tahun, ibuku pergi ke daerah utara untuk menemui salah seorang saudaranya. Dan sepulang dari sana wajahnya nampak ceria.

Ibuku juga bangga akan usahanya menggalang dana untuk disumbangkan ke panti asuhan katolik dimana ia hadir pada penyerahan tersebut.

Aku merinding seketika. Suatu saat sebuah bus pariwisata dari daerah selatan datang ke panti dan menyerahkan sumbangan ke De Lan Center.

Sebagai ucapan terimakasih, mereka membuat foto bersama para penyumbang. Aku yang sedang bermain basket saat itu dipanggil untuk foto bersama. Kepala sekolah itu lalu menunjuk ibuku dalam foto tersebut. Aku tersentak saat melihat ternyata ada juga fotokopi foto wisudaku dalam amplop tersebut. Meski membuang ku, rupanya ibuku tetap datang mengunjungiku. Boleh jadi dia datang saat aku diwisuda.

Dengan suara tenang, kepala sekolah itu berkata "kamu harus berterima kasih kepada ibumu. Ia telah membuangmu untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik. Jika kau tetap disini, paling hanya akan sekolah sampai SMP, lalu ke kota untuk bekerja. Apalagi dengan kekasaran ayahmu, mungkin nasibmu akan sama seperti kakakmu"

Tiba-tiba aku bertanya kepada kepala sekolah apakah ada piano disini. Setelah ditunjukkan, aku membuka tutup piano dan menghadap matahari di luar jendela. Lalu kumainkan satu-persatu lagu-lagu tentang ibu.

Para biarawati bagaikan ibu yang membesarkanku. Mengapa aku tidak bisa menganggap mereka selayaknya ibu sendiri? Ibuku pun selalu memperhatikanku. Ketegasan dan pengorbanannyalah yang membuatku memiliki lingkungan hidup yang baik dan masa depan yang cerah.

Suara piano juga bergaung ke seluruh sekolah sampai ke lembah. Pada senja hari ini, penduduk-penduduk di kota kecil akan bertanya "kenapa ada orang yang memainkan lagu tentang ibu?"

Bagiku, hari itu adalah hari Ibu.

Sebuah amplop yang penuh dengan tiket membuatku tidak takut memperingati Hari Ibu untuk selamanya.


(sebuah kisah nyata dari Li Jia Tong, Rektor Universitas Ji Nan)


Dari buku

IBU YANG HEBAT

Kisah-kisah Inspirasional tentang Keajaiban dan Kehebatan Para Ibu

KEBAIKAN TIDAK PERNAH HILANG


Kebaikan akan memantulkan kembali apa yang kita berikan, bukan apa yang kita dapatkan

Guru bijak yang tinggal di gunung itu setiap tahun turun untuk menemui warga sebuah desa yang asri. Itu adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh warga desa, karena dia akan memilih seorang warga untuk belajar kebijaksanaan dan boleh bertanya apa saja kepada sang Guru.

Kali ini terpilih seorang pemuda untuk menemani Guru bijak berjalan sambil berbincang-bincang tentang segala hal. Gembira sekali pemuda itu mendapat kesempatan, maka ia lalu bertanya "Guru, saya ingin bertanya mengenai hal yang kadang membuat saya bingung"

"Apa itu, anak muda?" tanya sang guru.

"Saya mengenal seseorang yang selalu bertanya 'apa yang bisa saya bantu?' kepada saya setiap berjumpa", tanya pemuda itu.

"Yang menjadikan kamu bingung?" tanya Guru

"Saya tidak mengerti guru, mengapa orang itu selalu baik menawarkan dirinya untuk membantu orang lain" kata pemuda itu.

Sambil menuangkan teh, Guru itu lalu bercerita:

"Ketahuilah, jika kau melakukan kebaikan kepada orang lain, sebenarnya kau telah melakukannya kepada dirimu sendiri. Sebab diri kita sendiri adalah baik adanya. Renungkan, saat kau berhitung tentang kebaikan yang akan kau lakukan, maka sebaiknya kau bertanya kepada dirimu: mengapa begitu banyak hal baik terjadi dalam kehidupanmu yang sama sekali tidak bisa dihitung, misalnya hadirnya sahabat, keluarga, adanya udara, makanan, minuman dan lain-lain. Bukankah semuanya merupakan kebaikan itu sendiri? Kebaikan tidak akan pernah hilang, kebaikan hanya berubah wujud".


Sebuah pohon menjadi berarti saat ia menghasilkan buah; seorang akan dikenang melalui perbuatannya. Perbuatan baik tidak akan pernah hilang; ia yang menaburkan kebaikan akan menuai persahabatan dan ia yang menanam kebaikan akan menuai kasih sayang

(Saint Basil)


Dari buku

I Believe I Can Fly

Sebuah catatan menyambut hari Ibu (2)


 SEMANGKUK MIE KUAH

31 Desember pukul 22.00,

Saat pemilik toko mie akan menutup tokonya usai pulangnya tamu terakhir, datanglah seorang wanita dengan dua orang anaknya. Istri pemilik toko yang ramah  segera menyilakan duduk. Wanita itu mengenakan baju luar bercorak kotak-kotak yang telah usang dan kedua anak laki-lakinya itu kira-kira berusia 6 dan 10 tahun mengenakan baju olahraga yang serupa.

"Bolehkah aku memesan semangkuk mie kuah?" tanya ibu itu yang diikuti pandangan tidak tenang kedua anaknya.

"Tentu, tentu saja boleh. Silakan duduk disini" ajak sang istri ke meja nomor  2 paling pinggir, dan berteriak kepada suaminya kearah dapur "Semangkuk mie kuah"

Sang suami menambahkan porsi setengahnya dan menyiapkan kedalam mangkok besar penuh.

Mereka bertiga menikmati semangkuk mie kuah tersebut dengan nikmat. "Mie ini sangat enak" kata ibunya setelah ikut menikmati sedikit. Setelah membayar 150 yen, ibu dan anaknya itu mengucapkan terimakasih dan membungkuk memberi hormat.


Setahun kemudian,

Lewat pukul 22.00 saat istri pemilik toko berjalan kearah pintu untuk menutup toko, pintu terbuka dan masuklah seorang wanita paruh baya dengan dua anak laki-lakinya. Melihat baju luar bercorak kotak yang sudah usang, sang istri ingat tamu terakhir malam tahun baru lalu.

"Bisakah Anda membuatkan kami semangkuk mie kuah?" kata sang ibu.

"Tentu, tentu, silakan duduk" sambil mengantar mereka ke meja nomor 2 sang istri berteriak  "semangkuk mie kuah"

Suaminya kembali menyalakan api yang baru saja dipadamkan.

"Masakkan saja 3 mangkuk untuk mereka" kata istrinya.

"Jangan, nanti mereka bisa merasa tidak enak hati" jawab suaminya yang kembali menambah porsinya dan meletakkan pada mangkuk besar.

"Sangat wangi...., sangat hebat...dan lezat sekali" kata ibunya.

"Tahun ini masih bisa menikmati mie kuah" kata anak sulungnya. "Semoga tahun depan bisa datang kesini lagi" lanjut adiknya.

Usai makan, mereka membayar 150 yen dan berpamitan. "Terima kasih banyak dan selamat tahun baru" ungkap sang ibu.


Setahun kemudian,

Karena sibuknya, suami istri pemilik toko mie merasakan ada yang tidak nyaman saat jam menunjukkan pukul 21.30 lewat.

Suaminya segera membalikkan daftar harga yang tergantung pada dinding yang sebelumnya "mie kuah 200 yen semangkuk" ditulis ulang menjadi " mie kuah 150 yen semangkuk". Istrinya 3 menit yang lalu meletakkan tanda "sudah dipesan" pada meja nomor 2.

Lewat pukul 22.00 datanglah ibu dan dua anaknya ke toko mie tersebut.

Anak yang pertama mengenakan seragam SMP, sedangkan adiknya mengenakan jaket yang nampak kebesaran. Jaket itu dikenakan kakaknya tahun lalu. Kedua anak itu tumbuh dewasa. Sang ibu masih memakai baju luar bercorak kotak usang yang telah luntur warnanya.

"Silakan masuk" sambut istri pemilik toko dengan hangat.

Dengan pelan sang ibu berkata "Tolong, buatkan dua mangkuk mie". Sambil mengantar ke meja nomor 2, istri pemilik toko berteriak kearah dapur "2 mangkuk mie".

Kembali suaminya membuat 3 porsi mie yang ditempatkan pada dua mangkuk besar. Kembali ibu dan anaknya itu ngobrol dengan gembira sambil makan yang juga dirasakan oleh sepasang suami istri pemilik toko dari balik pintu dapur.

Ibu itu menyatakan rasa terimakasih kepada kedua anaknya. Kesulitan keuangan mereka diatasi dengan baik. Anak sulungnya bekerja sebagai pengantar koran, adiknya belanja dan memasak sehingga ibunya bisa bekerja dengan baik dan mendapat bonus spesial.

"Alangkah baiknya jika Siao Chun tetap belanja dan memasak" kata anak yang kecil.

"Aku juga tetap mengantar koran" kata kakaknya.

"Ibu mengucapkan terimakasih kepada kalian" ucap sang ibu pada anak-anaknya.

Pada saat itu Siao Chun dan kakaknya membuka rahasia yang selama ini mereka simpan. Sebulan lalu sekolah Sao Chun memberi tahu ibunya bahwa karangan Sao Chun telah dipilih mewakili seluruh Hokkaido untuk mengikuti lomba mengarang seluruh negeri. Dan sang kakak mewakili ibunya untuk menghadiri.

"Benarkah demikian?" tanya ibunya.

"Judul karangannya 'Cita-citaku'" jawab Sao Chun.

Dihadapan para hadirin Sao Chun membacakan karangannya

"Akibat kecelakaan kerja, ayahku meninggalkan utang yang banyak. Untuk itu ibuku bekerja keras dan kakakku mengantarkan koran.

"Pada malam tanggal 31 Desember, kami bertiga memesan semangkuk mie kuah yang sangat lezat. Pemilik toko mengucapkan terimakasih kepada kami. Suara itu sepertinya memberikan dorongan semangat kepada kami untuk tegar menjalani hidup.

"Oleh sebab itu, aku memutuskan untuk membuka toko mie setelah dewasa. Supaya aku bisa menjadi pemilik toko mie. nomor 1 di Jepang, aku ingin memberikan semangat kepada setiap pengunjung dengan berucap 'semoga kalian berbahagia, terima kasih"

Pemilik toko yang terus berdiri dibalik pintu dapur seraya mendengarkan pembicaraan mereka mendadak tidak terlihat lagi. Ternyata, mereka sedang berjongkok sambil mengusap air mata haru.

Usai membaca karangan, kakaknya dipanggil untuk mewakili ibunya memberi sambutan

Sang kakak berucap "Karena terlalu mendadak, saya hanya bisa mengucapkan terimakasih kepada semua orang atas perhatiannya terhadap Sao Chun, adik saya. Setiap hari, ia harus belanja dan menyiapkan makan malam kami sehingga sering kali terburu-buru pulang dari kegiatan berkelompok. Hal itu tentu mendatangkan banyak kesulitan bagi semua orang. Maka, saat adik saya membacakan karangan berjudul 'Semangkuk mie kuah' saya sempat merasa malu. Tapi melihat ketegaran dan lantangnya dia membaca perasaan malu saya itulah yang benar-benar memalukan.

"Beberapa tahun ini, keberanian ibu saya yang hanya memesan semangkuk mie kuah membuat saya dan adik saya tak bisa melupakannya. Kami pasti akan semakin giat dan rajin, serta merawat ibu dengan baik. Hari ini dan seterusnya, saya masih meminta tolong kepada para hadirin untuk memperhatikan adik saya"

Sungguh, mereka bertiga diam-diam saling memegang tangan, dan menepuk bahu serta menikmati mie kuah tahun baru dengan perasaan lebih berbahagia dibandingkan tahun sebelumnya. Sang ibu pun membayar 300 yen dan mengucapkan terimakasih, memberi salam hormat dan meninggalkan toko mie.


Tahun berikutnya, pemilik toko kembali meletakkan tanda 'sudah dipesan' dan menunggu kedatangan mereka. Namun Ibu dengan dua anak itu tidak muncul. Demikian juga tahun kedua dan ketiga.

Usaha toko mie itu lalu berkembang semakin bagus. Tokonya direnovasi, meja dan kursinya diganti dengan yang baru. Kecuali meja nomor 2.

Hal itu membuat heran para pengunjung yang dijawab oleh pemiliknya dengan kisah 'Semangkuk mie kuah'. Akhirnya meja nomor 2 itu diberi nama 'meja keberuntungan' dan semua orang ingin mencoba duduk dan menikmati mie kuah disitu.


Beberapa tahun kemudian,

Lewat pukul 22.00 secara tiba-tiba, pintu toko terbuka kembali. Semua orang yang berada didalamnya menghentikan pembicaraan dan mengarahkan pandangannya ke pintu masuk.

Dua orang remaja berpakaian setelan jas berjalan masuk ke toko. Saat istri pemilik toko akan mengatakan meja makan telah penuh, menyusul lah seorang wanita berpakaian kimono dan berdiri dianta dua pemuda itu.

"Tolong, siapkan mie kuah untuk tiga orang" kata ibu itu.

Belasan tahun telah berlalu. Istri pemilik toko itu berusaha mengingat kembali gambaran ibu muda dengan dua anaknya 10 tahun lalu.

Sang suami, dari balik pintu dapur termenung. Salah seorang anak itu berkata "14 tahun lalu, kami memesan semangkuk mie kuah pada malam tahun baru dan mendapatkan semangat dari semangkuk mie tersebut. Kami bisa menjalani hidup dengan tegar.

"Lalu kami pindah ke luar kota dan tinggal di rumah nenek. Saya telah melewati ujian kedokteran dan praktik di Rumah Sakit Universitas Kyoto bagian anak-anak. April tahun depan saya akan praktik di Rumah Sakit di Sapporo.

"Sesuai dengan tata Krama, kami datang mengunjungi rumah sakit ini terlebih dahulu sekalian berdoa di makam ayah. Setelah berdiskusi dengan adik saya yang berpikir akan menjadi pemilik toko mie nomor 1, tetapi belum tercapai, maka ia bekerja di Bank Kyoto. Kami punya sebuah rencana yang istimewa, yaitu  pada malam tahun baru ini akan mengunjungi toko mie ini dan memesan tiga mangkuk mie kuah"

Istri pemilik toko bisa mengingat lagi peristiwa beberapa tahun lalu. Lalu dia menepuk bahu suaminya sambil berkata "Selamat Datang! Silakan duduk di meja nomor 2, dan buatkan tiga mangkuk mie kuah"

Sesusah apapun hidup, kita pasti dapat melaluinya. Kita tidak perlu malu dengan apa yang kita miliki, karena dibalik itu ada sesuatu yang akan kita peroleh


Dari buku

IBU YANG HEBAT

kisah-kisah inspirasional tentang keajaiban dan kehebatan para ibu

Minggu, 19 Desember 2021

Sebuah catatan menyambut hari Ibu (1)


KEINDAHAN TANGAN IBU

Ketika ibu saya berkunjung, Ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, Dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut.


Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, Dan seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi. Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, Ibu mencoba satu stel gaun biru yang cantik

terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya. Dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian.


Saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya. Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan

oleh penyakit radang sendi. Dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya. Seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.


Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut. Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya. Perjalanan belanja kami telah berakhir.


Tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya.

Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan ibu Saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.


Kemudian pada  yang membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini.


Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru. Betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri.

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu Agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu.


Dari buku

IBU YANG HEBAT

Selasa, 14 Desember 2021

BERLARI DIATAS KEMUSTAHILAN


Dilahirkan dengan tidak memiliki tulang fibula sehingga kedua kakinya harus diamputasi tak membuat Aimee Mullins menyesali kondisi tubuhnya. Ini malah menjadi pelecut semangatnya untuk berprestasi mengimbangi bahkan melebihi orang normal.


Sejak masanya belajar berjalan, orangtua Aimee memberikannya kaki palsu, sehingga Aimee bisa berjalan layaknya orang normal. Hal ini terus berlangsung hingga masa sekolah. Meski memakai kaki palsu, Aimee tak merasa minder di sekolah. Ia bahkan berani berpartisipasi di cabang olahraga yang umumnya dihindari banyak gadis. Kemampuan lari dan lompatannya luar biasa.


Ketika masih duduk di SMA, ia mengikuti kompetisi para difabel. Di sini ia dikejutkan oleh kenyataan ada begitu banyak peserta difabel yang berpartisipasi. Selain itu, ternyata hanya dia satu-satunya peserta yang memakai kaki palsu berbahan kayu. Peserta lainnya menggunakan kaki palsu berbahan logam dan karbon yang bisa meredam kejut. Alih-alih minder, Aimee justru terpacu untuk membuktikan, dengan berkaki palsu dari kayu pun ia bisa mengalahkan mereka. 


Dorongan semangat itu ternyata menghasilkan kekuatan luar biasa. Aimee tak hanya memenangkan berbagai lomba di kompetisi itu, tapi juga berhasil memecahkan rekor nasional bagi atlet-atlet difabel. Atas prestasinya ini, Aimee mendapat beasiswa penuh dari pemerintah AS. Ia lalu kuliah di Georgetown University. Aimee terus mengukir prestasi saat jadi mahasiswa. Ia dinominasikan menjadi atlet yang mewakili AS untuk Paralympic Games 1996 di Atlanta, Georgia, AS. Untuk itu, ia mendapat sepasang kaki palsu baru yang terbuat dari karbon.


"Keterbatasan tak ubahnya situasi yang dibuat Tuhan untuk membuat kita lebih berjuang. Jika berhasil melewati keterbatasan itu, buah perjuangan yang kita dapatkan akan lebih berkesan"


Dari buku

The Tsunami Effect

MERENDAHKAN AGAMA SENDIRI

"Siapapun yang merendahkan agama orang lain, ia merendahkan agamanya sendiri"

Kalimat itu adalah ucapan dari raja Buddhis yang bernama Ashoka yang dipahat di batu karang dan tersimpan sampai sekarang di sebuah museum di India.

Merendahkan agama lain hanya membuat agama sendiri lebih buruk. Jadi, mengapa kita merendahkan keyakinan atau agama orang lain seperti: "Keyakinan seperti itu tidak baik. Sekte itu tidak baik. Kitalah yang terbaik". Itu adalah kecemburuan yang mengerikan.

Sutu kali diundang ke Christ Grammar School, sebuah sekolah kristiani, untuk memberikan ceramah di sebuah pertemuan guru dan murid. Saya diundang pastornya, seorang sahabat yang baik, yang lalu memperkenalkan saya kepada kepala sekolahnya. Kepala sekolah itu memberitahu saya urutan acara tersebut.

"Di pertemuan," jelasnya,"semua anak pertama-tama akan masuk terlebih dahulu dan para guru akan menenangkan mereka.

Bersama pastor, tamu yang diundang kita masuk ruangan yang terakhir. Saat memasuki ruangan, kita membungkuk ke altar, seperti pada acara misa kristiani".

"Tapi, karena Anda seorang biksu, Anda tidak perlu membungkuk" tambahnya.

Mendengar itu, saya langsung protes dan menuntut hak saya, "Tapi saya ingin menghormat . Saya berhak membungkuk dan menghormat"

"Bagaimana mungkin Anda membungkuk?. Anda kan Buddhis!".

Saya katakan "ada sesuatu dalam altar itu. Itu yang saya hormati dan hargai. Saya tidak membungkuk pada semua aspek yang ada di sana, sebab ada beberapa hal yang tidak saya setujui, ada cukup banyak hal di sana yang saya hargai, dan saya membungkuk untuk hal yang saya hargai"

Mereka sangat terkesan dengan sikap itu, yang alih-alih mencari kesalahan dan mendiskriminasi, kita menjunjung kesamaan kita, kemudian kita berfokus pada kesamaan itu. Ini sangat indah dan menakjubkan.

Mana ada kecemburuan dalam hal ini? Karena hal yang paling penting adalah kedamaian dan kebebasan, kebahagiaan dan keselarasan.[]


Dari buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2"

Minggu, 12 Desember 2021

FUNGSI REM


 
“Untuk memperlambat kendaraan”
“Untuk menghentikan kendaraan”
“Untuk mengendalikan kendaraan”
Ada juga jawaban yang lain saat ditanyakan kegunaan rem pada sebuah kendaraan.
“Mencegah  terjadinya kecelakaan”
“Agar berani ngebut”
Kegunaan rem pada kendaraan yang melaju adalah memperlambat, menghentikan, atau mengendalikan roda yang merupakan bagian dari sebuah kendaraan

Karena terlalu biasa secara luas menghubungkan rem dengan kendaraan, saat kita mengerem bukannya mendapat kestabilan , melainkan kendaraan menjadi berhenti total, tanpa kendali  bahkan bisa terbalik.

Melebihkan fungsi rem yang seharusnya mengendalikan roda menjadi mengendalikan kendaraan membuat hilangnya kewaspadaan.

Masalah,tantangan,hambatan,perasaan gagal , putus asa dan segala sesuatu yang tampak menahan kelimpahan, kebahagiaan, dan kedamaian adalah sebuah rem, yang berfungsi untuk ‘sesuatu’ yang memerlukan umpan balik, pembelajaran lebih bermutu, pengalaman lebih dalam,
Jadi ‘rem’ tadi bukan untuk menghentikan atau menghentikan hidup secara keseluruhan, tetapi untuk mengembalikan kehidupan kita pada kecepatan dan arah yang paling sesuai...


“Sesuatu yang tidak menjadikanmu mati akan membuatmu menjadi kuat”
(Nietzsche)

Dari buku
MEMBUKA MATA

Jumat, 10 Desember 2021

JIKA RUSAK JANGAN DIPERBAIKI

 




Orang-orang biasa hanya percaya pada hal yang mungkin. Orang-orang luar biasa tidak menggambarkan apa yang mungkin, tetapi lebih pada apa yang tidak mungkin. Dan dengan menggambarkan hal-hal yang tidak mungkin, mereka mulai melihat bahwa hal tersebut adalah mungkin

(Cherie Cartier Scott)

Lahir pada 28 Oktober 1933 di Rio de Janeiro dengan tubuh yang tidak sempurna. Tulang punggung Manuel Fransisco Dos Santos tumbuh tidak sempurna. Tak hanya itu, sebelah kakinya bengkok ke depan dan lebih pendek 6 cm dari kaki satunya.

Tentunya, orang tua berusaha untuk memperbaiki kondisi tersebut. Namun, karena kondisi ekonomi, orang tua Mane, demikian dia dipanggil, membiarkan keadaan itu terjadi.

Dengan fisik yang  berbeda, Mane tetap bermain bola seperti umumnya anak-anak di Brasil.

Rupanya kaki yang lebih pendek sebelah itu membawa berkah baginya. Dia mempunyai gaya lari yang tidak biasa. Teman-temannya tidak bisa memperkirakan apa yang akan ia lakukan.

Mereka mengira dia akan bergerak ke satu arah, tapi ternyata dia bergerak kearah yang berlawanan.

Dia akhirnya menjadi pahlawan nasional dengan sebutan "Garrincha" (burung kecil)

Orang mungkin menganggap Pele adalah pemain bola terbaik sepanjang masa. Bagi orang Brasil yang pernah melihat Garrincha bermain, mereka akan mengatakan lebih baik daripada Pele.

Bersama Garrincha Brasil memenangkan dua kali Piala Dunia, tahun 1958 dan 1962.

Masyarakat Brasil menjulukinya "Anjo de Pernas Tortas" yang artinya "Malaikat Berkaki bengkok.

Tahun 1958, dalam pertandingan melawan Italia, dia melewati empat pemain bertahan dan kiper. Lalu, didepan gawang yang kosong, dia berhenti. Dia membalikkan badan dan menunggu pemain bertahan lawan mengejarnya. Saat pemain bertahan mendekatinya, dia melewati pemain itu dan menggulirkan bola ke gawang.

Aksi serupa kembali dilakukan pada piala Dunia berikutnya. Saat melawan Spanyol, dia menggiring bola melewati seorang pemain bertahan dan berhenti. Sekali lagi dia menunggu sampai dua pemain lawan mengejar. Dengan mudah dia melewati dua pemain itu dan mengoper bolanya ke pemain depan timnya yang lalu mencetak gol.

Dari 648 pertandingan, Garrincha mencetak 244 gol sampai akhirnya mengundurkan diri saat usianya menjelang empat puluh tahun.

Lebih dari 130 ribu orang datang untuk menonton pertandingan perpisahannya.

Garrincha adalah pahlawan.

Dia menjadi pahlawan karena mempunyai kondisi yang tidak menguntungkan, namun tidak memperbaikinya.

Dia menjadi pahlawan, karena merubah kondisi itu menjadi sebuah keuntungan


Dari buku

Satu +Satu =Tiga

Rabu, 08 Desember 2021

PENYEMBAHAN



Narada adalah seorang bijaksana dari India. Dia sangat menaruh bakti pada Dewa Hari.

Demikian besar baktinya hingga suatu saat dia tergoda untuk berpikir tidak ada di dunia ini yang mencintai Tuhan melebihi dirinya.

Dewa Hari membaca hati Narada dan berkata "Narada, pergilah ke sebuah tempat ditepi sungai Gangga. Seorang penyembahku diam disana. Hidup disampingnya akan baik bagimu".

Pergilah Narada ke tempat petani itu tinggal dan melihat kegiatan yang dilakukannya.

Usai bangun di pagi hari, petani itu menyebut nama Hari satu kali lalu berangkat ke sawah untuk membajak tanah sepanjang hari.

Pulang dari sawah, setelah istirahat dan menjelang tidur, kembali petani itu menyebut Dewa Hari sekali lagi.

Narada berpikir "bagaimana mungkin petani ini bisa berbakti kepada Dewa Hari? Kulihat sepanjang hari dia bekerja sibuk dengan urusan duniawi"

Lalu dia kembali menghadap Dewa Hari untuk menanyakan hal tersebut.

"Isilah mangkok ini penuh dengan susu, lalu bawalah keliling kampung dan kembalilah ketempat semula tanpa menumpahkan setetes pun" perintah Dewa Hari.

Narada pun melakukan apa yang diperintahkan.

"Berapa kali kau mengingatku selama berkeliling kampung, Narada?"

"Tak sekalipun, Dewa Hari" kata Narada " Bagaimana aku akan mengingatmu, kalau kau menyuruh menjaga agar susunya tidak tumpah?"

Dewa Hari berkata "Mangkuk itu menguasai pikiranmu hingga engkau melupakanku sama sekali. Akan tetapi, lihat petani itu. Meskipun dibebani tugas dunianya, ia mengingatku".

Betapa seringnya kita merasa telah melakukan yang terbaik untuk Tuhan. Kita berpikir semua yang kita lakukan adalah yang terbaik yang dapat dilakukan oleh manusia terhadap Tuhannya. Padahal tanpa sepengetahuan kita, banyak manusia di belahan dunia lain lebih dalam keimanannya, lebih tulus doanya dan lebih ringan tangannya.


Dari buku

Soulburger

The Taste of Pure Inspiration

Kisah dan Inspirasi Bergizi Untuk Menarik Unsur-unsur Positif ke Dalam Jiwa Anda

Senin, 06 Desember 2021

SAMPAI MAUT MEMISAHKAN KITA


1912

"Saat Titanic mulai tenggelam, wanita-wanita yang panik dan anak-anak adalah yang pertama harus diselamatkan ke sekoci.

Pak dan bu Strauss tampak tenang dan menghibur para penumpang, mereka bahkan menolong orang-orang naik ke sekoci.

"Kalau tidak karena mereka, aku pasti tenggelam. Aku adalah orang ke-4 yang naik sekoci kelima. Bu Strauss menyuruhku naik lalu menyelimutiku dengan selimut hangat"

Kemudian bu Strauss menyuruh pelayan dan penumpang lain menyusul naik sekoci.

Saat bu Strauss sudah melangkahkan kakinya ke sekoci, tiba-tiba dia berubah pikiran, dia kembali ke kapal yang sudah mulai tenggelam.

"Sayangku, naiklah ke sekoci" suaminya memohon.

Bu Strauss menatap lekat-lekat pada pria dengan siapa dia menghabiskan sebagian besar hidupnya, pria yang menjadi sahabat karibnya, belahan jiwanya yang sejati dan selalu memberi penghiburan baginya. Dia meraih tangan suaminya dan mendekapkan pak Strauss yang gemetar ke dadanya.

"Tidak" kata bu Strauss dengan gagah, seperti kemudian diceritakan orang "Aku tidak akan naik sekoci. Kita sudah bersama-sama selama bertahun-tahun. Kita sudah tua sekarang. Aku tidak akan meninggalkanmu. Kemanapun engkau pergi,aku ikut".

Dan begitulah mereka terlihat untuk terakhir kalinya, berdiri berpelukan di geladak: wanita yang penuh pengabdian itu dengan mantap berlindung dalam pelukan suaminya, sementara suaminya dengan penuh cinta memeluk dan melindunginya.

Perlahan-lahan kapal Titanic tenggelam semakin dalam. Selalu bersama.... untuk selamanya....

(Diceritakan oleh Mabel Bird, pelayan bu Strauss yang selamat dari musibah itu)


Dari buku

Chicken Soup for the Couple's Soul

PILIHAN TERBAIK


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

(QS Al Baqarah [2]: 216)

Aku mempunyai cita-cita jadi seorang astronot yang bisa terbang keluar angkasa, walaupun aku adalah seorang guru.

Namun, kesempatan itu akhirnya datang, saat Gedung Putih mengumumkan mencari warga sipil untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Yang mereka butuhkan adalah seorang guru biasa.

Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington.Setiap hari aku selalu melihat kotak pos, apakah ada surat balasan atau tidak.

Akhirnya datanglah surat resmi berlogo NASA ke kotak pos kami. Aku lolos penyisihan pertama, rasanya seperti mimpi.

Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan mimpiku semakin dekat saat NASA mengadakan tes fisik dan mental. Begitu selesai tes, aku menunggu dan berdo'a lagi. Rasanya mimpi itu semakin dekat saja.

Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.

Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang dan kini aku menjadi  100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah yang bisa diantara kami melewati ujian akhir ini. Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa.

Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina Mc.Aufliffe. Aku kalah, impianku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diri ku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku.Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? Mengapa bukan aku yang terpilih? bagian diriku yang mana yang kurang?mengapa sekejam itu?

Dengan tenang ayahku berkata,"Semua terjadi karena suatu alasan"

Selasa, 28 Januari 1986 aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar bisa berada dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?.

Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak dan menewaskan semua penumpang.

Aku teringat kata-kata ayahku "Semua terjadi karena suatu alasan". Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiran ku di bumi ini.

(Diceritakan oleh Frank Slazak, nominator astronot Pesawat ulang-alik Challanger NASA)


Adalah tidak bijak jika menggunakan sudut pandang kita dalam menilai sebuah masalah, karena kita tidak tahu akan apa sesungguhnya rahasia yang ada dibalik setiap masalah tersebut, mengingat kita adalah makhluk yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan

Dari buku

BELAJAR DENGAN HATI NURANI

SETIAP ANAK ADALAH 'BINTANG' (2)


"Dewi mau jadi badut, Bu"

Bagaimana reaksi awal seorang guru jika ada muridnya yang bercita-cita menjadi badut? Adalah hal yang diluar dugaan.

Disaat sebagian besar anak bercita-cita sebagai dokter, pilot, atau polisi, Dewi justru memilih menjadi badut.

Dewi memang anak yang spesial. Dia tidak seperti anak-anak yang lain. Di saat anak-anak seumurnya berlarian pada jam olahraga, Dewi hanya berjalan gontai karena keterlambatan perkembangan motoriknya. Di saat teman-teman sekelasnya sudah bisa mengeja rangkaian kata, Dewi sedang berjuang keras mengingat huruf a dan b karena disleksia yang ia derita. Ketika anak-anak seumurannya menangis saat jatuh atau dipukul kawannya, Dewi akan tetap diam, karena seringnya perlakuan tersebut membuatnya refleknya kurang responsif.

Dewi tetaplah Dewi, seorang anak bertubuh mungil berusia tujuh tahun dengan segala keistimewaannya. Seorang anak kecil berhati besar dan mampu mengajari  gurunya arti kasih sebenarnya. Karena keistimewaannya itulah, guru kelasnya, menitipkan Dewi untuk mendapat pelajaran tambahan.

Suatu saat aku memperlihatkan tiga buah gambar, yaitu gambar polisi, dokter dan badut. Kemudian aku jelaskan bahwa tugas polisi adalah menangkap penjahat sehingga semuanya aman. Dokter bertugas mengobati orang sakit, sehingga menjadi sehat. Saat akan menjelaskan tentang badut, aku agak bingung juga tugasnya. Akhirnya kukatakan tugas badut adalah membuat orang tertawa dan senang. 

Aku bertanya "Dewi, kalau besar ingin jadi apa?"

Dewi menjawab " Mau jadi badut, Bu. Buat orang senang"

Seketika itu aku menangis. Seorang Dewi dengan keistimewaannya. Dewi, seorang anak kecil yang sudah mengalami masa sangat sulit dengan kemiskinan yang dialami keluarganya yang membuatnya harus berjalan tiga kilometer melewati jalan rusak menuju sekolah. Kekerasan fisik yang hampir tiap hari dilakukan orangtuanya, kekerasan verbal yang sering dilontarkan orang-orang, perundungan oleh teman-temannya. Dalam kondisi demikian, dia masih bisa mengatakan ingin membuat orang lain bahagia. Aku belajar tentang kasih yang begitu besar, kasih yang mampu mengampuni tanpa syarat. 

Tidak ada dendam dalam diri Dewi.


Dikisahkan oleh Fidelis Permana Dari, Pengajar Muda di SD Negeri 6 Kadur, Bengkalis, Riau

Minggu, 05 Desember 2021

JEMBATAN ROEBLING



Seorang insinyur yang kreatif, John Roebling, pada tahun 1883 mempunyai ide untuk membangun jembatan yang menghubungkan New York dan Long Island.

Tapi rupanya ide tersebut jadi bahan tertawaan para ahli bangunan pada masanya. Alasannya adalah ide tersebut tidak mungkin dilakukan dan tidak praktis, karena selama ini belum ada yang mencobanya.

Roebling tidak dapat mengabaikan impian tersebut dan selalu memikirkannya.

Setelah berdiskusi dengan anaknya, Washington, seorang insinyur pula, maka mereka melaksanakan ide tersebut.

Bekerja sama anak dan bapak itu dimulai dengan mengembangkan konsep tentang bagaimana rencana ini dapat dilaksanakan dan mengatasi hambatan yang menghadangnya. Dengan semangat tinggi mereka merekrut para pekerja untuk membangun jembatan impian mereka.

Awalnya proyek berjalan dengan lancar. Tapi setelah beberapa bulan berjalan, sebuah kecelakaan terjadi sehingga merenggut nyawa John Roebling. Washington sendiri mengalami luka yang cukup parah dengan rusaknya jaringan otak sehingga dia tidak bisa berjalan, berbicara, bahkan bergerak.

"Kami sudah memberitahu mereka"

"Orang gila dengan impiannya"

"Adalah hal bodoh mengejar impian-impian yang mustahil"

Setiap orang berkomentar negatif dan merasa proyek ini akan berakhir, karena hanya Roebling lah yang tahu idenya.

Rupanya penderitaan yang parah itu tak menghalangi Washington untuk meneruskan impiannya.

Dia mencoba untuk menginspirasi dan membagi semangatnya kepada beberapa rekannya yang masih trauma dengan kejadian itu.

Dengan menggerakkan jarinya, dia membuat bahasa isyarat dengan isterinya untuk berkomunikasi.

Dia menyentuh lengan isterinya dengan jari itu, agar menelepon para insinyur sekali lagi. Lalu dia menggunakan metode komunikasi itu untuk memberi tahu apa yang harus dilakukan.

Tiga belas tahun hal itu dilakukan Washington sampai akhirnya jembatan itu selesai dibangun.

Sekarang Jembatan Brooklyn yang spektakuler itu berdiri megah sebagai penghargaan atas semangat seseorang yang tidak pernah mati dalam segala keadaan. Jembatan ini juga merupakan penghargaan bagi para insinyur dan timnya, dan keyakinan mereka kepada seseorang yang dianggap gila oleh banyak orang.

Jembatan ini juga berdiri sebagai monumen seorang isteri yang selama 13 tahun dengan sabar menerjemahkan pesan-pesan suaminya dan memberi tahu para insinyur tentang apa yang harus dilakukan.[] 


"Banyak kegagalan dalam hidup, mereka tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah."

(Thomas A. Edison)


Dari buku

The Power of Motivation for Soul

56 Kisah Motivasi dan Pengembangan Diri Penyejuk Jiwa

Kamis, 02 Desember 2021

CELAH PINTU HATI








Pada saat di Negeri Cina dikuasai  oleh Komunis, ucapan bebas seorang tentang suatu kritik dianggap sama berbahayanya dengan perbuatan jahat.

Ada seorang Aktivis sedang dipenjara oleh Rezim tersebut. Kebetulan selnya bersebelahan dengan sel seorang penjahat. Beruntung, sel yang ditempati oleh aktivis itu ada retakan di dindingnya sehingga terdapat celah sehingga dia bisa melihat keluar. Setiap aktivis itu melihat keluar melalui celah itu kemudian dia ceritakan dengan baik-karena ia seorang penulis juga- kepada tetangga selnya. Dia ceritakan dengan rinci tentang sawah yang menghijau, burung-burung yang terbang di angkasa. Juga tentara yang sedang berbaris.

Demikian kehidupan dua orang yang bertetangga dalam penjara itu berlangsung. Hari berganti tahun, mereka sudah tidak punya harapan lagi kapan bisa keluar. Jadi kehidupan mereka hanya diperoleh dengan cara tersebut, aktivis itu mengintip dunia lewat lubang kebahagiaannya, sementara penjahat tetangganya ikut berbahagia dengan mendengarkan ceritanya sambil membayangkan.

Namun sifat jahatnya tidak juga hilang, sehingga punya pikiran "mengapa selama ini hanya aktivis itu yang bisa melihat dunia luar, sedangkan ia hanya bisa membayangkan. Mengapa bukan aku saja yang mengintipnya?"

Maka muncullah niat jahatnya dengan melemparkan racun pada tempat minum,saat aktivis itu tidur.

Si Aktivis meninggal keesokan harinya dan mayatnya dibawa keluar oleh sipir penjara.Sebelum sel yang kosong itu diisi lagi dengan narapidana baru, penjahat itu minta dipindahkan ke sel tersebut dan sipir mengabulkannya.

Dengan girang ia memasuki sel itu dengan harapan bisa mengintip dunia luar seperti aktivis sebelumnya.

Namun, alangkah kagetnya dia,saat mengintip keluar yang dilihatnya adalah kuburan tempat memakamkan para narapidana yang meninggal karena lamanya dipenjara.

Setiap kali mencoba mengintip, selalu yang nampak adalah kuburan dan kuburan.Dia tidak melihat apa yang ada di kejauhan. Padahal saat aktivis mengintip, sebenarnya juga melihat kuburan yang sama pas didepan matanya, tapi fokus penglihatannya adalah pemandangan di kejauhan, dimana dia bisa melihat sawah, gunung, burung-burung yang terbang,juga tentara yang sedang berparade.

Karena setiap hari pikiran penjahat itu dihantui oleh kuburan yang berada didepan temboknya,dia tidak bisa bertahan dan akhirnya meninggal tidak seberapa lama justru setelah dipindahkan ke sel yang diidam-idamkannya.


HIKMAH

Peran yang dilakukan oleh orang lain nampak indah sehingga tergoda untuk memilikinya,namun setelah didapatkan kita tidak bisa melaksanakan dengan baik.


Kebahagiaan tidak datang melalui pintu rumah atau lubang untuk mengintip,tetapi dari celah pintu hati.Dengan pemandangan yang sama, karena fokusnya adalah hal yang baik maka akan menghasilkan kesan yang baik pula


Dari buku

INSPIRING ONE

MENEMBUS BATAS

 


Batasan segala kemungkinan hanya dapat didefinisikan ketika kita mampu menembus ketidakmungkinan.

(Arthur C. Clarke)

Pengetahuan lama mengatakan struktur tulang yang tidak menunjang, hambatan(drag) akibat angin yang terlalu besar, keterbatasan sistim jantung dan kekuatan paru-paru yang tidak memadai akan membuat seorang tidak akan mungkin berlari menempuh jarak satu mil dalam waktu kurang dari empat menit. Pendapat itu dipercaya sampai pertengahan abad ke 20 oleh ilmuwan, dokter, atlet, pelatih.

Namun, Roger Bannister, seorang pelari dari Inggris pada tanggal 6 Mei 1954 mampu berlari satu mil dalam waktu 3 menit 59.4 detik!

Ia menembus batas 4 menit itu karena ia percaya dan yakin bahwa ia bisa.

Pada tahun itu, setelah Bannister menembus batas satu mil dalam empat detik, 37 pelari lainnya menembus batas itu juga.Pada tahun berikutnya, 300 pelari menembus batas tersebut.

Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

Tidak ada latihan yang intensif. Tidak ada yang menemukan cara melawan hambatan angin. Struktur tulang dan fisiologis manusia tidak mengalami perubahan yang tiba-tiba.

Tetapi sikap dan persepsi manusia telah berubah drastis.

Yang dilakukan Roger Bannister adalah menepis keraguan dan menghancurkan ketidakpercayaan orang-orang yang lamban. Ia berjuang berbekal keyakinan, bahwa manusia bisa melakukan lebih dari apa yang didogmakan saat itu meskipun dalam pandangan orang lain hal itu 'mustahil' dilakukan...

Kemungkinan dan ketidakmungkinan itu ibarat dua sisi yang berbeda. Kita hanya perlu membalik ketidakmungkinan, untuk menemukan kemungkinan.

Dari buku

The Tsunami Effect

PERMINTAAN TERAKHIR


Ada dua keputusan penting dalam hidup: menerima kondisi sebagaimana adanya, atau menerima tanggung jawab untuk mengadakan perubahan

(Denis Waitley)

Setelah menggunakan semua siasat  dan adu tembak yang menewaskan beberapa anak buahnya, akhirnya Landon Tyler berhasil menyeret Fabio Joaquin, pimpinan Kelompok Penjahat terbesar di New Orleans, kedepan pengadilan.

Pengadilan telah memutuskan bahwa Fabio terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman mati.

"Ada apa Fabio?"

Ini adalah kunjungan ke sekian kali agen Polisi itu berkunjung ke sel Fabio.

"Ah, tidak. Aku hanya ingin bercerita padamu saja" jawab Fabio "Mau kau mendengarkannya?"

Tanpa menjawab, Landon duduk di lantai depan sel Fabio, sehingga dua orang itu hanya dibatasi oleh jeruji besi.

"Dulu sekali...tiga puluh tahun lalu, aku dibesarkan dalam keluarga yang mengerikan. Ayahku sangat jahat. Hampir tiap hari dia pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan merusak semua barang-barang dirumah. Apalagi kalau kalah berjudi.Semua anaknya dipukuli satu-persatu. Bagiku tidak masalah, asal dia tidak memukul Ibu kami" ia menarik nafas sejenak "aku sangat mencintai ibuku dan tak ingin dia terluka.

Yang lebih menyakitkan, jika ayah membawa perempuan lain kerumah dan mengusir ibu dari kamarnya dan menyuruh tidur di beranda"

Fabio menyeka air matanya yang mulai menggenang, dibawah tatapan keheranan Landon.

"Tak hanya itu, Ayah tidak hanya menyakiti kami dengan kekerasan, tetapi juga tidak pernah mengucapkan kata-kata sayang. Tiap hari lelaki itu hanya menyebut kami "terkutuk", "anak jahanam" dan sebutan lain yang tidak pantas. Terkutuklah dia, Mr.Tyler. Kalau aku jadi seperti ini, semua itu akibat salah ayahku!" teriak Fabio dengan suara gemetar.

Landon mulai paham dan memandang Fabio dengan perspektif baru. Tak disangka, dibalik perawakannya yang kejam tersimpan hati yang rapuh dan tersakiti.

"Aku turut menyesal, Fabio" kata Landon akhirnya.

"Aah..., lupakan itu" Fabio mengebaskan tangannya.

"Sekarang aku punya sebuah permintaan, bolehkah?"

"Apa itu, Fabio?" sela Landon "kuharap kau tidak minta kunci sel ini"

Fabio tertawa terbahak-bahak, kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Bisa saja kau bergurau, kawan" katanya berusaha menahan geli."Tolong hubungi saudara kembarku yang ada di Roma. Dia seorang pengusaha sukses.Aku ingin bertemu dengannya untuk yang terakhir"

Landon mengangguk, "Akan kuusahakan, Fabio" janjinya "semoga ia tidak datang terlambat"

"Terimakasih, Mr.Tayler" ucap Fabio tulus yang membuat Landon terhenyak.

Bagaimanapun, Landon adalah pria yang selalu menepati janjinya. Ia segera menghubungi saudara kembarnya, seorang pengusaha properti yang sukses. Suara diujung telpon terdengar terkejut, dan ia berjanji akan mengejar penerbangan terakhir malam ini agar bisa sampai di New Orleans  keesokan paginya. 

Persis seperti jam yang dijanjikan Raphael Joaquin muncul di penjara.

"Terimakasih sudah menghubungi saya, Mr. Tayler" kata Raphael dengan ramah.

Raphael mengulurkan tangannya pada Landon yang menyambutnya dengan terkejut. Bagaimana tidak keduanya tidak ada perbedaan, meski Raphael wajahnya tidak ditumbuhi brewok, dan ada bekas luka. 'Untung ia berbisnis di Roma, kalau tidak kami bisa salah tangkap'...

Landon pun membawa Raphael ke sel Fabio dan menyaksikan bagaimana dua saudara kembar terisak-isak, menangisi pertemuan mereka yang pertama dalam dua puluh tahun terakhir ini. Tanpa sadar Landon ikut terharu dan matanya berkaca-kaca.

Sejam kemudian Raphael kembali dengan wajah sedih dan Landon mengajaknya minum kopi.

"Terimakasih sudah mengajakku ke sini, Mr. Tyler. Aku memang sedang butuh ketenangan"

"Sama-sama, Mr.Joaquin" sahut Landon lembut. "Aku turut menyesal atas saudara Anda. Kemarin dia ceritakan betapa pahitnya masa kecil kalian dulu"

"Oh ya" sahut Raphael, " boleh dibilang kami memang tak beruntung mendapatkan seorang ayah yang kejam. Karena itu, saat ayah kami meninggal sepuluh tahun lalu -- saat kami lulus dari sekolah menengah atas -- aku berjanji pada diriku sendiri: aku takkan menjadi orang seperti ayah"

Ia menghela nafas dan memandang jauh. "Karena itu, saat bertemu Fabio tadi, aku tidak bisa menyembunyikan kesedihanku. Aku... sangat menyayangkan, mengapa Fabio memilih untuk menjadi seperti Ayah".

Saat pesanan mereka datang, baik Raphael maupun Landon menikmatinya dalam diam. Dua orang yang berwajah sama -- Raphael dan Fabio -- dibesarkan dalam keluarga yang sama, juga menempuh pendidikan yang sama, namun menganggapi kehidupan dengan cara yang sangat berbeda...[]

Anda selalu bisa menentukan sikap terhadap kehidupan. Baik menjadi korban keadaan maupun pemenang, pilihan ada di tangan Anda

Dari buku

A CHAPTER OF KINDNESS

ANAK YANG TIDAK DAPAT MEMBACA


 Namanya Rommel,siswa Sekolah Dasar Mildred Green, Washington.

Baru kusadari kalau anak itu tidak bisa membaca sejak hari pertama belajar.

"Aku anak terbelakang", katanya dengan suara datar saat kami ngobrol di kantin.Dia katakan tak suka Olah raga dan musik.Tapi dia suka menggambar.Ditunjukkannya buku kumpulan gambar dengan gaya animasi.Digambarnya para tokoh superhero Jepang yang tinggi, kekar dengan gaya rambut eksentrik sedang menembakkan bola api.

Aku kagum pada gambar yang dibuat Rommel,tapi bingung menanganinya.Anak ini seharusnya tidak berada di kelas empat,walaupun begitu,dia bukan anak yang bodoh.Saat aku mengajar matematika,dia dengan mudah bisa memahaminya.Jadi, mengapa Rommel tidak belajar membaca.

Suatu saat aku menyusun rencana mengajar membaca dengan cara 'acak kata'.

Dengan mempersiapkan sebuah kata secara acak,aku membacakan sebuah cerita dan dia memasukkan kata yg tepat itu saat aku menghentikan bacaan.Kalau benar aku lanjutkan bacaan,kalau salah lengannya kucubit dengan pelan.

Tetapi sampai beberapa minggu berlalu, Rommel tetap tidak bisa membaca,justru dia terlibat perkelahian dan diskors.

Seminggu kemudian,dia datang bersama ibunya menghadap aku bersama Wakil Kepala Sekolah, Florine Bruton.Kami bergantian menasihatinya.

Sambil menangis, ibunya berkata "Dengarkan nasihat gurumu Rommel.Kamu pasti akan dapat belajar membaca.Dengarkan pak Curie.Dia akan mengajarmu".

Aku tak mau mengatakan pada ibunya Rommel bahwa yang jadi masalah adalah anaknya.Tetapi kami.Para guru, yang seharusnya mengajari Rommel membaca.Pegawai administrasi, yang meloloskannya untuk terus naik kelas.Kami semua yang telah gagal mendidik anak kecil,kurus yang menunduk dengan perasaan malu.

Malam itu aku membuat keputusan : Mengajar Rommel membaca!

Bu Bruton mendukung ideku tersebut dengan menyediakan sebuah ruang kecil untuk latihan Band.Bersama Rommel,aku akan menghabiskan waktu sembilan jam seminggu.Aku dibebaskan mengajar murid lain selama menangani Rommel.


4 September 2001

Aku dan Rommel pertama kalinya di kelas kecil kami."Selamat datang di proyek Membaca Douglass" ujarku.Kunamakan petualangan kami sesuai dengan nama Frederick Douglass seorang penulis dan negarawan yang masa kecilnya seperti Rommel.

"Mari kita mulai",ujarku sambil mengeluarkan buku fonologi.

Tiap minggu kami mempelajari satu vokal dan satu konsonan.Rommel  menciptakan cara menghafal sendiri.Untuk setiap suara baru,dia ciptakan satu tokoh.Alex si Apple Axeman,Iggy si Iguana Idiot,Oscar si Octopus.

Rommel juga melukis gambar kartun semua tokoh dengan bagus,memenuhi dinding kelas kami.Jika dia lupa bunyinya,dia melihat ke dinding.Dengan perlahan,dia belajar menyatukan suara-suara ini menjadi kata-kata.

Beberapa minggu kemudian,aku dan Rommel datang ke ruangan Bu Bruton, yang dipenuhi para murid."Anak-anak,coba diam sebentar"katanya.

Rommel duduk disebelahnya.Dia berdeham,lalu membuka 'The Foot Book' karangan Dr.Seuss.Layaknya seorang menteri yang serius dia mulai membaca  :"Left foot,left foot Right foot, right Feet in the morning Feet at night"

Usai membaca,Bu Bruton memeluknya "Aku sangat bangga padamu", katanya.

Rommel bersikap seakan-akan hal itu bukan sesuatu yang istimewa.Tetapi kemudian bu Bruton berkata "Aku akan menelepon ibunya dan menceritakannya". Rommel tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya lagi.

Seiring dengan mendekatnya musim liburan, Rommel belajar membaca dengan kecepatan yang mencengangkan,dan dia menyerap semua itu seperti spons kering.Namun,ditengah kehebohan pelajaran membaca ini,aku lupa kembarannya yang sama pentingnya : menulis!.

Kuberi Rommel sebuah buku catatan dan kami akan memulai setiap sesi dengan menulis di buku catatan tersebut.

"Aku suka pasta" adalah bunyi kalimat pertama yang berhasil dikarangnya.

Usai liburan musim semi, dengan bangga ia katakan sudah membaca "Harry Potter & Prisoner of Azkaban"

Saat kuminta menulis tentang buku itu di buku catatannya,ia tulis "Di bab 2,Harry memutuskan kabur dari rumah.Dia memilih kabur karena dia menggelembungkan Bibi Marge.....Menurutku dia membuat pilihan yang tepat karena jika dia tetap tinggal di rumah,dia akan menghadapi kesulitan".


Untuk waktu yang lama,dulu,aku percaya kata-kata yang beredar di sekolah -- bahwa Rommel tidak akan pernah bisa membaca.Tetapi, yang tidak disadari oleh semua orang adalah betapa besarnya keinginan anak ini untuk membaca.

Bukan Rommel yang tidak dapat belajar.Hanya saja kami tidak pernah mengajarinya.


Dari buku

EVERYDAY GREATNESS

Rabu, 01 Desember 2021

SETIAP ANAK ADALAH SPESIAL

Apa yang kita lihat, kita rasakan. Dan apa yang tidak kita lihat tidak kita rasakan. Tapi kadang-kadang apa yang kita lihat, sebenarnya tidak ada. Dan...Apa yang tidak kita lihat sebenarnya ada

Tahun kedua mengulang kelas tiga, oleh orang tuanya Ishaan dipindahkan ke sekolah berasrama dengan harapan akan mendapat perubahan. Karena kalau terus melanjutkan ada kemungkinan dia tidak naik lagi dan dikeluarkan.

Rupanya perilaku anehnya tidak berubah di sekolah barunya. Tidak memperhatikan saat guru mengajar, membaca dan menulis seperti sebuah hukuman, buku seperti menjadi musuhnya sehingga sering kena hukuman.

Kedatangan guru kesenian pengganti yang teatrikal tetap tidak membuat dia tertarik.

Namun, pak Nikhumb, guru tadi punya perhatian kepadanya. 

Buku catatan dan tugas Ishaan diperiksa.

Ternyata ada hal yang aneh pada tulisannya. Tak sampai disitu, Nikhumb bahkan datang kerumahnya untuk melihat dan bertanya tentang Ishaan.

Dan diketahuilah bahwa anak itu mengalami disleksia, suatu kelainan dimana tidak bisa membaca dan menulis karena huruf yang sering tertukar. Namun dibalik itu, rupanya Ishaan punya bakat besar dalam melukis.

Segera Nikhumb menghadap kepala sekolahnya untuk memohon menangani kasus Ishaan. Awalnya kepala sekolah ragu, tapi kemudian meluluskan permintaannya.

Saat memasuki kelas Ishaan Nikhumb bercerita tentang Disleksia.

"Ada seorang bocah laki-laki kecil, jangan tanya itu dimana, yang tidak bisa membaca dan menulis. Meski sulit dia tetap mencoba dan tidak putus asa. Belajar baginya adalah hal yang melelahkan. Semua orang menertawakannya dan menganggap bodoh. Namun kelak bocah ini menjadi terkenal dengan teori Relativitasnya. Tebak siapa dia?"

"Albert Einstein..!" serentak seluruh siswa menjawab saat Nikhumb menunjukkan foto seorang tokoh yang mengalami disleksia.

Ishaan kaget dan menatap ke gurunya. Lalu disebutkan tokoh-tokoh dunia yang pernah mengalami disleksia, seperti Leonardo da Vinci, Thomas Alva Edison, Agatha Christie, Walt Disney dan yang lain.

Saat kelas sepi, Ishaan dipanggil oleh gurunya.

"Tahukah kau Ishaan, di kelas ini juga ada penderita Disleksia yang nantinya jadi orang besar?" Tanya Nikhumb.

Ishaan menggeleng

"Orang itu adalah Ram Shankar Nikhumb" sambil menunjuk dirinya.

Dari sinilah Ishaan bangkit. Dengan cara yang menarik sang guru mengajarinya belajar membaca, menulis dan berhitung yang kemudian dikuasainya. Demikian juga kemampuannya dalam melukis makin terasah. Tarikan garis yang mantap, komposisi warna yang serasi dan obyek yang menarik.

Dan... puncaknya adalah menjelang akhir tahun pelajaran.

Sekolah mengadakan festival melukis untuk guru dan murid dengan juri dari pihak luar. 

"Murid yang mengalahkan gurunya" demikian keputusan Juri dan mengundang Ishaan untuk kedepan menerima penghargaan atas kejuaraan itu.

Kebahagiaan orang tua Ishaan adalah saat menjemputnya menjelang libur panjang setelah bertemu dengan kepala sekolah yang melaporkan kemajuan putranya dalam belajar. Dan, kali ini buku tahunan yang diterbitkan menggunakan sampul lukisan Ishaan dan Nikhumb.


"Diluar sana, ada sebuah persaingan dunia, yang tidak kenal ampun, dimana setiap orang ingin menjadi juara dan pangkat tertinggi. Setiap orang menginginkan nilai tinggi. Ilmu kedokteran, insinyur, manager... apapun yang tidak bisa ditolerir.95,5 ; 95,6; 95,7 persen. Kurang dari itu memalukan. Cobalah pikir... setiap anak mempunyai kemampuan dan mimpi-mimpi yang unik"

Dari film

 "Taare Zameen Par"



ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...