Senin, 06 Desember 2021

PILIHAN TERBAIK


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

(QS Al Baqarah [2]: 216)

Aku mempunyai cita-cita jadi seorang astronot yang bisa terbang keluar angkasa, walaupun aku adalah seorang guru.

Namun, kesempatan itu akhirnya datang, saat Gedung Putih mengumumkan mencari warga sipil untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Yang mereka butuhkan adalah seorang guru biasa.

Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington.Setiap hari aku selalu melihat kotak pos, apakah ada surat balasan atau tidak.

Akhirnya datanglah surat resmi berlogo NASA ke kotak pos kami. Aku lolos penyisihan pertama, rasanya seperti mimpi.

Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan mimpiku semakin dekat saat NASA mengadakan tes fisik dan mental. Begitu selesai tes, aku menunggu dan berdo'a lagi. Rasanya mimpi itu semakin dekat saja.

Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.

Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang dan kini aku menjadi  100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah yang bisa diantara kami melewati ujian akhir ini. Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa.

Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina Mc.Aufliffe. Aku kalah, impianku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diri ku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku.Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? Mengapa bukan aku yang terpilih? bagian diriku yang mana yang kurang?mengapa sekejam itu?

Dengan tenang ayahku berkata,"Semua terjadi karena suatu alasan"

Selasa, 28 Januari 1986 aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar bisa berada dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?.

Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak dan menewaskan semua penumpang.

Aku teringat kata-kata ayahku "Semua terjadi karena suatu alasan". Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiran ku di bumi ini.

(Diceritakan oleh Frank Slazak, nominator astronot Pesawat ulang-alik Challanger NASA)


Adalah tidak bijak jika menggunakan sudut pandang kita dalam menilai sebuah masalah, karena kita tidak tahu akan apa sesungguhnya rahasia yang ada dibalik setiap masalah tersebut, mengingat kita adalah makhluk yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan

Dari buku

BELAJAR DENGAN HATI NURANI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...