"๐๐๐ฅ๐๐ฆ ๐ฆ๐๐ง๐ ๐ก๐๐๐๐ฉ๐ข ๐ฆ๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ก, ๐ญ๐๐ค ๐๐๐ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐ฅ๐๐๐ข๐ก ๐ฆ๐๐ง๐ ๐๐ง๐ ๐๐๐ซ๐ข๐ฉ๐๐๐ ๐ฌ๐๐ง๐ฃ๐๐ญ๐ ๐ค๐๐ฌ๐ข๐ก ๐ฌ๐๐ฒ๐๐ง๐ "
(Cut Nyak Dien)
Suatu saat pada upacara pemakaman,
Seorang isteri berdiri memberikan sambutan pada saat pemakaman suaminya. Wanita itu mengambil secarik kertas, potongan kertas tua. la mengatakan bahwa suaminya telah menyimpan potongan kertas itu dan membawanya ke mana-mana sejak suaminya masih berada di bangku sekolah. Dan setiap kali suaminya itu merasa kesal atau marah, ia akan mengambil kertas ini, melihatnya, dan kertas ini membuat seluruh pemikiran negatifnya hilang. la berkata bahwa suaminya menceritakan kepadanya dari mana potongan kertas ini berasal.
la mengatakan, saat suaminya dahulu masuk di SMA khusus putra, ada pertengkaran yang berujung pada perkelahian di dalam kelas. Guru kelas itu kemudian memerintahkan semua orang untuk duduk dan mengambil selembar kertas dari buku catatan mereka. Di bagian tengah kertas itu ditarik garis lurus kebawah sehingga membagi kertas itu menjadi kolom kiri dan kanan. Di bagian paling atas kertas itu mereka harus menulis nama anak yang paling mereka benci di kelas itu, yang benar-benar mengesalkan. Nama mereka diletakkan paling atas, lalu di kolom sebelah kiri tuliskan mengapa mereka itu demikian mengesalkan. Anak-anak itu jelas menulis dengan sangat lancar dan mudah. Selanjutnya guru memerintahkan menulis semua yang mereka kagumi dan hargai dari orang itu.
"๐ป๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐ฉ๐ ๐ฎ๐๐๐!" protes mereka keberatan.
'๐ป๐๐๐๐!" Sekali lagi guru memerintahkan.
Tentu menjadi sulit saat menuliskan hal yang mereka kagumi dalam diri orang yang membuat mereka marah, namun ketika mereka telah mengisi sisi sebelah kanan, guru itu menyuruh mereka melipat kertas itu di bagian tengah, tepat di garis pemisah itu. Lalu robek dengan hati-hati sepanjang garis itu.
"๐บ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐. ๐บ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐."
Lalu istri mendiang itu mengatakan, "๐ฐ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐. ๐ฒ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐." Dan dia berkata, "๐บ๐๐๐๐๐๐. ๐ฑ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐-๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐. ๐ด๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐."
Pada akhir pidatonya, tiga atau empat orang berdiri-mereka adalah mantan teman sekelas mendiang-dan mereka mengeluarkan potongan kertas yang sama. Mereka juga menyimpannya. Sungguh berarti, mengetahui bahwa musuh Anda bisa melihat sesuatu yang indah pada diri Anda.[]
"๐๐ฆ๐ฏ๐ช ๐ต๐ฆ๐ณ๐ต๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ถ๐ด๐ถ๐ฉ ๐ต๐ข๐ฏ๐ฑ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ณ๐ข๐ฏ."
( Sun Tzu)
Dari buku
"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar