Seorang ayah berkata kepada anaknya
"Tolong buatkan kopi dua cangkir untuk kita berdua, tetapi gulanya jangan kau tuang dahulu, bawa saja kemari dengan toplesnya".
"Baik, Yah," ujar sang anak dengan santun.
Tidak berapa lama kemudian, anaknya sudah membawa dua cangkir kopi yang masih hangat, gula di dalam toples, dan sendok kecil.
"Coba cicip, bagaimana rasa kopimu, Nak?" tanya ayahnya
"Pahit sekali, Yah"
Ayahnya kembali memberikan perintah dengan lembut,
"Tuangkan sesendok gula lalu aduklah dan cicipi. Bagaimana rasanya kini?"
"Nah, sekarang rasapa hitnya berkurang" jawab anaknya
Ayah tersebut berkata kembali, "Tuangkan sesendok lagi gula, aduk dan cicipi"
Anak itu pun menjawab, "Sudah berkurang banyak rasa pahitnya, Yah".
Kembali ayahnya berkata, "Tuangkan sesendok gula lagi dan aduk. Kini bagaimana rasanya?"
"Sudah ada rasa manisnya, meski ada sedikit rasa pahitnya, Yah", ucap sang anak.
"Kalau begitu, tuangkan lagi sesendok gula, aduk dan cicipi. Bagaimana rasanya kini?" tanya ayahnya.
Anaknya menjawab , "Manis sekali, Yah"
Kembali ayahnya mengeluarkan perintah yang sama seperti perintah sebelumnya,
"Tuangkan sesendok gula lagi lalu aduklah. Bagaimana rasanya kini?"
Sang anak menjawab dengan cepat, "Terlalu manis, malah tidak enak ,Yah"
"Tuangkan sesendok gula lagi dan aduk. Kini bagaimana rasanya?" kembali ayahnya berkata .
"Rasa kopi ini menjadi tidak enak. Lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gula yang sama-sama terasa, Yah" ujar anaknya seraya menutup mulut.
Ayah tersebut berhenti memberikan perintah. la mulai menjelaskan dengan tutur kata yang lembut, "Ketahuilah,Nak pelajaran yang bisa diambil dari contoh ini adalah jika rasa pahit kopi ibarat kemiskinan hidup, rasa manis gula ibarat kekayaan harta"
Ayah itu bertanya,
"Menurutmj, kenikmatan hidup seperti apa yang sebaiknya, Nak?"
Sang anak termenung sejenak lalu menjawab,
"Ya,Yah, sekarang saya mulai mengerti. Kenikmatan hidup dapat kita rasakan jika dapat merasakan seperlunya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini, Yah"
Ayahnya lalu tersenyum lebar sambil berkata, "Nah, sekarang campurkan kopi yang sudah kamu beri gula tadi dengan kopi yang belum kamu beri gula. Kemudian aduklah dan tuangkan kedalam cangkir ini. Mari kita sama-sama menikmati secangkir kopi ini"
Sang anak mengerjakan perintah ayahnya. Setelah itu, kembali ayahnya bertanya,
"Bagaimana rasanya?"
Anaknya menjawab mantap, "Terasa nikmat"
Ayahnya lalu memberikan pesan penutup dengan kalimat yang indah, "Begitu pula, jika kamu memiliki kelebihan harta, akan terasa nikmat saat engkau mau berbagi dengan orang-orang yang memerlukan".[]
"Lihatlah pada orang yang lebih rendah daripada kamu, dan janganlah melihat pada orang yang lebih tinggi daripada kamu, karena yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah"
(HR al-Bukhari dan Muslim)
Dari Buku
"Dari Kuntum Menjadi Bunga" Jilid 2
Seri Kumpulan Kisah Inspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar