Minggu, 19 Juni 2022

"𝑩𝑶𝑳𝑬𝑯 𝑲𝑨𝑴𝑰 𝑵𝑼𝑴𝑷𝑨𝑵𝑮 𝑺𝑯𝑨𝑳𝑨𝑻 𝑫𝑰𝑺𝑰𝑵𝑰?"


Sore itu bersama istrinya, Farid berangkat ke Cirendeu Tangerang. Mereka berniat membeli rumah yang akan dibantu  dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dari bank swasta tempat kerjanya.

"𝑩𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝑩𝒖 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒋𝒖𝒂𝒍?" Tanya istri Farid kepada pemilik rumah.

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒂𝒖 𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝟑𝟎𝟎 𝒋𝒖𝒕𝒂," sahut pemilik rumah.

"𝑮𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈?" Tandas istri Farid

"𝑰𝒕𝒖 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒖𝒓𝒂𝒉 ... 𝑲𝒆𝒎𝒂𝒓𝒊𝒏 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒘𝒂𝒓 𝟐𝟔𝟎 𝒋𝒖𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉,"Jawab pemilik rumah.

Mendengar itu Farid dan istri menjadi paham bahwa harga yang diinginkan pemilik rumah, namun plafond dari kantor untuk Farid hanya Rp. 250 juta. Farid dan istri saling berpandangan. Budget mereka tidak sesuai dengan harga rumah yang diinginkan.


Farid melirik jam di pergelangan tangannya. Masya Allah! Waktu Isya sebentar lagi tiba, padahal Farid dan istri belum shalat Maghrib ...

Farid lalu berkata kepada pemilik rumah, ,"𝑰𝒃𝒖, 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒏𝒖𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒉𝒂𝒍𝒂𝒕 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒏𝒊?"

Mendengar kalimat itu rona wajah pemilik rumah berubah drastis tampak kebingungan dan sedikit tegang. Farid merasakan hal itu, ia pun meralat kalimatnya, "𝑲𝒂𝒍𝒐 𝒈𝒂𝒌 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒉𝒂𝒍𝒂𝒕 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒏𝒊, 𝒎𝒂𝒔𝒋𝒊𝒅 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂?"

Kalimat ini pun menambah kekikukan bagi pemilik rumah, dan ia pun menyergah, "𝑴𝒂𝒔𝒋𝒊𝒅 𝒋𝒂𝒖𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒊𝒏𝒊!!!"

Farid pun menjadi bingung atas sikap dan jawaban dari pemilik rumah. Dalam hati ia menduga kalau-kalau pemilik rumah bukan seorang muslimah. Namun Farid dan istrinya harus segera shalat Maghrib, ia pun berujar, "𝑲𝒂𝒍𝒐 𝒈𝒂𝒌 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒉𝒂𝒍𝒂𝒕 𝒅𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉, 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉𝒌𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒔𝒉𝒂𝒍𝒂𝒕 𝒅𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔?"

Merasa terdesak, pemilik rumah akhirnya mengizinkan. Maka jadilah Farid dan istrinya shalat Maghrib di teras rumah. Tanpa alas apa pun sebagai sajadah mereka.


Usai shalat, Farid dan istri melanjutkan pembicaraan dengan pemilik rumah. Tidak berlangsung lama, mereka pun berpamitan. Sayang malam itu tidak ada angka yang disetujui oleh mereka, baik oleh Farid dan istri ataupun dari pemilik rumah. Masing-masing bertahan dengan harga dan uang yang mereka mau.

Pagi harinya, Farid menerima telpon dari ibu pemilik rumah

"𝑷𝒂𝒌 𝑭𝒂𝒓𝒊𝒅, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒏𝒆𝒍𝒆𝒑𝒐𝒏 𝒄𝒖𝒎𝒂 𝒎𝒂𝒖 𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂, 𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒆𝒏𝒅𝒂𝒌 𝑩𝒂𝒑𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒍𝒊 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒎𝒃𝒂𝒉𝒚𝒂𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒅𝒖𝒍𝒖?!"

Lalu Farid menceritakan bahwa saat itu mereka berdua belum shalat Maghrib padahal waktu Isya sudah hampir masuk, jadi apa yang mereka lakukan adalah sebuah kewajiban bukannya untuk menentukan rumah itu cocok atau tidak!, Farid menjelaskan.

Ibu itu berkata bahwa entah kenapa usai Farid dan istrinya pulang ia merasa cocok dan menjadi tenang hatinya, makanya pagi itu beliau menelepon.

Lebih lanjut Ibu itu mengaku sudah hampir 30 tahun tidak pernah shalat sejak ia ditinggal oleh suaminya dan harus membesarkan kedua anaknya. Hidupnya panik dan sulit. Ia harus bekerja dan mencari nafkah. Duit dan duit yang ada dalam kepalanya, dia lupa sama sekali untuk menyembah Allah.

Subhanallah...., akhir dari pembicaraan itu adalah sang Ibu melepaskan rumahnya dengan harga 220 juta!

Setelah itu, ibu tersebut tidak kurang 3 kali dalam seminggu pasti menelepon atau berkunjung ke rumah Farid. Dia mau belajar menjadi muslimah lagi

Lebih hebatnya lagi, atas keinginan ibu tersebut, rumah itu baru separuh mereka bayar.

"𝑩𝒂𝒚𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒔𝒊𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒖𝒂𝒔 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒊𝒃𝒂𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑷𝒂𝒌 𝑭𝒂𝒓𝒊𝒅 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂!" 


𝚂𝚞𝚋𝚑𝚊𝚗𝚊𝚕𝚕𝚊𝚑,..... 𝚃𝚎𝚛𝚔𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚒𝚕𝚊 𝚒𝚋𝚊𝚍𝚊𝚑 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚠𝚞𝚓𝚞𝚍 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐, 𝚖𝚊𝚔𝚊 𝚜𝚒𝚖𝚙𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚒𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚒𝚗𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗𝚒. 𝚃𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊, 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚔𝚒𝚗 𝚒𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚊𝚍𝚊𝚑!!![]



Dari buku

"Cahaya Langit" Hidup tak selamanya hitam

Sabtu, 18 Juni 2022

𝑷𝑬𝑴𝑰𝑴𝑷𝑰𝑵 𝑱𝑼𝑱𝑼𝑹 𝒀𝑨𝑵𝑮 𝑻𝑨𝑯𝑼 𝑯𝑨𝑲 𝑹𝑨𝑲𝒀𝑨𝑻𝑵𝒀𝑨


Kedua kota itu terpisah oleh sebuah sungai yang cukup lebar. Untuk membantu kelancaran transformasi dan hubungan ekonomi, maka direncanakan membuat jembatan besar yang membentang diatas sungai tersebut.

Segera persiapan dibuat termasuk anggaran pembuatan yang cukup besar.

Setelah melihat dan mempelajari, Khalifah Al-Manshur ibn Abi Amir Al-Hajib menyetujui.

Tapi pekerjaan tidak dapat segera dimulai, pasalnya diseberang sungai ada sepetak tanah milik seorang yang tua dan miskin. Meski kecil, tanah itu cukup strategis, karena tempat itu rencananya akan dibuat pondasi jembatan.

Khalifah menerima laporan itu dan segera memerintahkan untuk pemberian ganti rugi tanah tersebut.

Pemilik tanah menawarkan sepuluh dinar emas untuk penggantian tanahnya yang langsung disetujui.

Pemilik tanah merasa gembira karena tanahnya dihargai mahal.

"𝑺𝒆𝒂𝒏𝒅𝒂𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒘𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒊𝒎𝒂 𝒅𝒊𝒏𝒂𝒓 𝒆𝒎𝒂𝒔, 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒖𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔".

"𝑳𝒊𝒎𝒂 𝒅𝒊𝒏𝒂𝒓 𝒌𝒖𝒃𝒆𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒖𝒕𝒂𝒃𝒖𝒏𝒈" demikian pikirnya.

Dilain pihak, utusan Khalifah pun merasa bangga bisa menyelesaikan kendala itu dengan lancar. Mereka berpikir akan mendapat penghargaan atas usahanya.

"𝑱𝒆𝒎𝒑𝒖𝒕 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒖𝒈𝒂!" perintah Khalifah Andalusia tersebut.

Perintah segera dilaksanakan, dan datanglah pemilik tanah dengan takut dan gemetar. Namun Khalifah Al-Manshur menyambut dengan senyum ramah.

"𝑾𝒂𝒉𝒂𝒊 𝑩𝒂𝒑𝒂𝒌, 𝒃𝒆𝒕𝒖𝒍𝒌𝒂𝒉 𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒖 𝒓𝒆𝒍𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒖𝒍𝒖𝒉 𝒅𝒊𝒏𝒂𝒓 𝒆𝒎𝒂𝒔?"

"𝑩𝒆𝒏𝒂𝒓 𝑻𝒖𝒂𝒏𝒌𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒊𝒌𝒉𝒍𝒂𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒏𝒚𝒂" jawab pemilik tanah."

𝑩𝒂𝒑𝒂𝒌, 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒌𝒆𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒔𝒍𝒂𝒉𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂. 𝑶𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒊𝒕𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒎𝒖𝒓𝒂𝒉. 𝑬𝒏𝒈𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒂𝒓𝒕𝒊𝒔𝒊𝒑𝒂𝒔𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒂𝒏, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒂𝒚𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒏𝒂𝒓 𝒆𝒎𝒂𝒔. 𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒊 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒎𝒖" kata Khalifah.

Pemilik tanah terperanjat mendengar apa yang dikatakan Khalifah, hingga tubuhnya lunglai. Dia sangat bersyukur kepada Allah karena tidak pernah membayangkan akan mendapatkan penghargaan sebesar itu dari pemerintah.[]


Kisah diatas mencerminkan sikap seorang pemimpin yang jujur dan konsisten. Meski orang itu sudah sangat puas dengan harga yang diminta, karena harga pasar lebih tinggi daripada yang diminta orang itu, Khalifah memutuskan untuk tetap membayar ganti rugi dengan harga yang layak (harga pasar).

Namun, karena sangat bersyukur dan bangganya Khalifah terhadap orang yang ikhlas itu, beliau malah menambah lagi jumlah ganti rugi, melebihi harga pasar.


Dari buku

"Kalau Sudah Rezeki Takkan ke Mana"

99 kisah teladan anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Jumat, 17 Juni 2022

𝙰𝚃𝚃𝙸𝚃𝚄𝙳𝙴 𝙸𝙽𝙳𝙸𝙲𝙰𝚃𝙾𝚁


"𝘼𝙙𝙖 𝙨𝙚𝙙𝙞𝙠𝙞𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 -- 𝙣𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙘𝙞𝙡 𝙞𝙩𝙪 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙨𝙖𝙧。 𝙋𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙘𝙞𝙡 𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙞𝙠𝙖𝙥。 𝙋𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙨𝙖𝙧𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙨𝙞𝙠𝙖𝙥 𝙞𝙩𝙪 𝙥𝙤𝙨𝙞𝙩𝙞𝙛 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙣𝙚𝙜𝙖𝙩𝙞𝙛"

(Clement Stone)


Bagaimana seorang pilot pesawat terbang dapat mengontrol kondisi pesawat agar tetap stabil pada garis lurus horison. Anda tahu bahwa di atas sana, tidak ada patokan luar bagi sang pilot untuk menentukan apakah pesawat bergerak lurus, menukik, atau mendongak naik. Gerak pesawat yang lurus pada horizon menyebabkan para penumpang merasa nyaman dan tidak merasakan kemiringan pesawat. Jadi bagaimana caranya para pilot yakin bahwa pesawat sedang bergerak lurus pada garis horison? 

Di dalam setiap pesawat, ada parameter khusus yang menandakan pergerakan arah badan pesawat. Parameter ini akan menunjukkan kepada para pilot kondisi pesawat yang mengarah ke atas horizon (positif) atau ke bawah horizon (negatif). Parameter inilah bagian internal pesawat yang mengontrol bagaimana pesawat merespons kondisi eksternal. Parameter tersebut memegang peranan teramat sangat penting bagi tiap pesawat. Instrumen tersebut dinamakan Attitude Indicator. Jika pesawat mengarah pada sumbu positif, parameter attitude akan bernilai positif, begitu pula sebaliknya. Jika pesawat mengarah pada sumbu negatif, parameter attitude akan bernilai negatif. 


Analogi ini mengajarkan kepada kita bahwa, jika kita ingin berhasil dan menuju puncak kesuksesan maka bekal pertama kita adalah positive attitude atau sikap positif. Jika kita selalu mengedepankan negative attitude atau sikap negatif, kesuksesan akan jauh dari diri kita. 

Meski tidak ada jaminan jika Anda memiliki positive attitude maka Anda pasti akan sukses, namun hal itu harus tetap kita siapkan.[]

"𝚂𝚒𝚔𝚊𝚙 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚝𝚒𝚏 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚕𝚊𝚛, 𝚗𝚊𝚖𝚞𝚗 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚞𝚕𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗. 𝙹𝚊𝚍𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚔𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊"

Dari buku

"Fight Like a Tiger, Win Like a Champion"

8 Kekuatan Dahsyat Meraih Sukses Sejati

Rabu, 15 Juni 2022

KECELAKAAN PARAH YANG MENGUBAH HIDUP BRIAN BOYLE


Pada 6 Juli 2004, satu bulan setelah lulus dari Maurice J. Mc Donough High School di Maryland, Brian Boyle mengalami kecelakaan lalu lintas yang sangat fatal. Kecelakaan yang akan mengubah hidupnya selamanya. Mobil chevy camaro-nya yang masih sangat baru ditabrak sebuah truk dari samping kemudi. Brian terluka parah dan tidak sadarkan diri. la dilarikan ke Rumah Sakit Prince George di Cheverly, Maryland. Brian seakan sudah akan kehilangan nyawa. la mengalami patah tulang selangkangan, tulang rusuk, dan panggul. Juga ada kerusakan saraf parah di bahu kirinya.


Dokter memperkirakan ia kehilangan darah sampai 60% Tapi yang lebih mengkhawatirkan, ada juga kemungkinan ia mengalami kerusakan otak.


Karena Brian juga mengalami trauma ekstrem, dokter memilih membuat Brian dalam keadaan "koma yang diinduksi secara kimiawi." Dalam 2 bulan perawatan penuh itu ia kehilangan berat badan 50 kg. Kedua orang tuanya yang cemas selalu setia menanti kapan kiranya saat-saat gawat itu akan berlalu.


Ketika akhirnya Brian siuman kembali, berita buruk lainnya datang dari dokter. Menurut mereka, ada kemungkinan Brian tak akan bisa berjalan selamanya. Selama beberapa bulan berikutnya menjalani perawatan dokter, Brian harus mengalami berbagai penderitaan. Badannya lemah. la lumpuh, menderita pneumonia, infeksi, kejang, dan berbagai rasa sakit yang menyiksa. Kedua orang tuanya sudah siap dengan keadaan terburuk, sampai kemudian terjadi peristiwa pada suatu malam yang tak akan pernah mereka lupakan. Saat itu mereka terperanjat, tapi juga gembira ketika mengamati Brian berjuang untuk memindahkan otot-otot di bibir dan pipi dan memberi kedua orang tuanya senyum hangat. Saat itulah mereka tahu Brian akan melawan penyakitnya. Bahwa Brian ternyata tak akan menyerah.

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂, 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏, 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏, 𝒎𝒂𝒏𝒅𝒊, 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒎𝒂𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒌𝒆 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒑𝒊

𝒓𝒂𝒘𝒂𝒕 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝑺𝒂𝒌𝒊𝒕 𝑾𝒂𝒍𝒅𝒐𝒓𝒇. 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒌𝒖𝒓𝒔𝒊 𝒓𝒐𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒚𝒊, 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒕𝒊𝒉-𝒕𝒂𝒕𝒊𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒂𝒋𝒂𝒊𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒊. 𝑫𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒔 𝒑𝒂𝒓𝒖-𝒑𝒂𝒓𝒖 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒕𝒊𝒉 𝒅𝒊 𝒌𝒐𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒊𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊." Demikian Brian Boyle menuliskan pengalaman hidupnya dalam bukunya, Iron Heart.


Memang tak seperti membalik tangan. Namun perlahan-lahan Brian mengalami kemajuan dalam kesehatannya. Tiga tahun setelah kecelakaan itu Brian telah kembali menemukan keadaan kesehatan yang penuh. la kemudian mendaftar di St Mary's College, mengikuti pelajaran sebagaimana kawan-kawannya dan mendapat nilai baik. Lalu pada suatu hari ia bercakap-cakap dengan Gary Hall Jr, perenang Olimpiade AS, percakapan ini memberi inspirasi dan semangat kepadanya untuk merajut impiannya menjadi seorang atlet triathlon.


Pada tahun 2007, Brian tercatat sebagai salah satu peserta dalam kompetisi triathlon pada The Ford Ironman World Championship in Kona, Hawaii. Lomba triathlon ini meliputi tiga segmen lomba, yakni berenang di laut Teluk Kailua sejauh 2,4 mil, mengendarai sepeda sejauh 112 mil, dan diakhiri dengan lari maraton 26,2 mil.

"𝑰𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂," kata Brian. "𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒕𝒓𝒊𝒂𝒕𝒉𝒍𝒐𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒅𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒈𝒖𝒎𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒗𝒂 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒍 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏," kata Brian.[]


Sumber: buku "Bukan Untuk Dibaca 2"

𝘋𝘌𝘕𝘋𝘈𝘔


Saya pernah hidup membawa dendam selama lima tahun. Waktu berumur 14 tahun, saya berkenalan dengan kakak beradik dan kelompoknya yang sungguh-sungguh jahat. Mereka mengajarkan saya mencuri burung dara, mangga, benang gelasan pabrik (dari anak-anak orang kaya), puluhan tandan pisang dari kebun, dan barang apa saja yang bisa dijual.

Pada saat hendak keluar dari kelompok itu, saya diancam dan diteror. Puncaknya, pada suatu malam, mereka mencegat dan memukuli saya. Satu tendangan dari belakang membuat saya terjerembab dan pada saat yang sama sebuah sepeda motor menggilas paha saya. Dengan paha terkelupas dan berdarah saya berhasil lolos.

Waktu itu saya tidak berdaya. Selain mereka lebih besar, kelompok tersebut memang dikenal dengan anak-anak jalanan yang kejam.

Sejak peristiwa itu, saya berjanji dalam hati kelak akan membalas dendam perlakuan mereka. Tahun berganti, saya pindah ke Jayapura, kemudian ke Jakarta dan masuk STM. Ternyata waktu tak mampu mengikis dendam masa kecil.

Suatu hari, saya berkesempatan ke Surabaya. Dendam lama kembali berkobar. Entah setan apa yang merasuki hati dan pikiran saya, malam itu saya memutuskan untuk melakukan pembalasan atas peristiwa yang saya alami lima tahun lalu. Saya menyiapkan sebuah pisau yang akan saya gunakan untuk menikam salah satu dari mereka.

Namun dari seorang teman, saya mendapat kabar ternyata sang adik sudah tewas dibunuh orang. Sedangkan kakaknya terakhir diketahui dalam kondisi mengenaskan karena penyakit dan dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Tidak jelas dimana kini ia tinggal.

Entah bagaimana masa depan saya jika upaya balas dendam itu benar-benar terlaksana. Saya kemudian menyadari dengan cara-Nya Tuhan menghindarkan saya dari upaya balas dendam. Sejak itu saya berjanji untuk tidak memelihara bibit dendam sepanjang hidup saya sebab dendam membutakan hati.[]


𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧, 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦. 

𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚. 

𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐳𝐡𝐚𝐥𝐢𝐦. 

𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐮𝐥𝐢𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐮𝐣𝐢.




Dari buku

ANDY'S CORNER

Kumpulan Curahan Hati Andy F Noya

𝔹𝔼𝕊𝕆𝕂 (𝕋𝕀𝔻𝔸𝕂) 𝔸𝕂𝔸ℕ 𝕃𝔼𝔹𝕀ℍ 𝔹𝔸𝕀𝕂

Hsieh Kun Shan dilahirkan dengan tubuh yang sempurna di Taidong, Taiwan tahun 1958. Namun, keadaan hidup dan lilitan ekonomi mengharuskannya untuk membantu kedua orangtuanya mencari nafkah sehingga ia memutuskan untuk berhenti sekolah pada usia 12 tahun dan bekerja sebagai buruh pabrik garmen. 

Pada usia 16 tahun, saat ia memikul besi baja, tanpa disadari menyentuh kabel listrik bertegangan tinggi yang sengatannya membuat ia tidak sadar selama dua hari. Pada saat terbangun, ia harus menerima kenyataan bahwa "𝐁𝐞𝐬𝐨𝐤 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤", karena kehilangan dua tangan dan satu kaki.


Suatu saat, seorang anak kecil menertawakan kekurangan tubuhnya. Anak itu bertanya, apa Hsieh bisa menggosok gigi seperti dirinya.

"𝐁𝐢𝐬𝐚...!", jawab Hsieh dengan penuh semangat. Ialu ia mengambil pasta gigi dan sikat dengan mulutnya, kemudian ditancapkan pada lubang pada dinding dan dia menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan.

Penasaran, anak itu lalu menanyakan apakah Hsieh bisa menggosok badan dengan handuk.

"𝐁𝐢𝐬𝐚...!". Dengan mulutnya ia mengambil handuk dan menghamparkan dilantai, lalu berguling-guling sampai badannya kering.


"𝑲𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒉, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒄𝒖𝒓 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒃𝒆𝒓𝒅𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉 𝒅𝒖𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒘𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒚𝒊. 𝑳𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒖𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒊𝒔 𝒍𝒂𝒈𝒊." Itulah tekad yang menjadi dorongan terbesar dalam diri Hsieh untuk mengubah masa lalu yang gelap menjadi masa depan yang penuh harapan.

"𝑻𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒖𝒓𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒃𝒂𝒔, "

ungkapnya.


Hsieh Kun Sa lalu menjadi seorang Difabel Motivator yang mendapat penghargaan Nasional maupun internasional. Kisah perjalanan hidupnya kini menjadi sebuah legenda di Taiwan dan difilmkan sebanyak 30 episode yang ditayangkan di negeri itu. 

Dia juga piawai melukis dengan menggunakan mulut yang dipertunjukkan di depan hadirin saat tampil sebagai motivator. Dalam waktu singkat coretan-coretan abstrak memenuhi kanvas putih hingga tercipta sebuah karya yang sangat menakjubkan.

Sebuah pernyataan yang sangat mencengangkan disampaikan saat menutup sesi motivasinya  "𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒏𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒑𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒅𝒊, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒈𝒖𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒊𝒏𝒊"

Hsieh Kun Sa telah membangun sebuah mental emas yang membutuhkan proses, waktu, tenaga, pikiran dan pengorbanan sehingga kalimat "𝐁𝐞𝐬𝐨𝐤 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤" menjadi "𝐁𝐞𝐬𝐨𝐤 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤".[]



Dari buku

"TOMORROW"

The Art of Winning The Success

𝙈𝙀𝙉𝙅𝘼𝘿𝙄 𝙈𝙐𝙉𝙂𝙆𝙄𝙉

 


"𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚢𝚊𝚔𝚒𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐𝚙𝚞𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚔𝚒𝚗, 𝚒𝚝𝚞𝚕𝚊𝚑 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚞𝚊𝚛𝚊"

(Venus Williams)

Mahasiswa baru itu datang terlambat ke kelas Prof. Jerzy Neyman, seorang ahli Matematika dan Statistik 

University of California, Berkeley, Amerika Serikat.

Ketika ia sampai di kelas, tidak ada seorang pun di sana, dan dipapan tulis terdapat dua soal matematika. Asumsinya langsung berjalan, dua soal tersebut adalah tugas untuk pekerjaan rumah mahasiswa. Sesampainya di rumah, ia mencoba menyelesaikan kedua soal sulit tersebut. Beberapa hari kemudian, ia menyerahkan jawabannya kepada Neyman dan meminta maaf atas keterlambatan penyerahan tugas tersebut karena kedua soal tersebut terasa sulit tidak seperti biasa. la bertanya kepada Neyman, apakah masih mau menerima pekerjaan rumah tersebut. Neyman tidak begitu menanggapi dan meminta mahasiswa ini untuk meletakkan di meja kerjanya. Ia begitu risih, karena di meja Neyman begitu banyak kertas dan buku, bisa jadi pekerjaan rumah yang diserahkannya akan hilang atau terselip di situ.


Enam minggu kemudian, pada suatu pagi, sang mahasiswa ini terbangun dari tidurnya karena dikejutkan oleh suara gedoran pintu. Ternyata yang datang adalah Prof Neyman. Dengan wajah penuh semangat ia berkata,"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒃𝒍𝒊𝒌𝒂𝒔𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏 𝒊𝒍𝒎𝒊𝒂𝒉 𝑴𝒂𝒕𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒌𝒂𝒘𝒂𝒏 𝑫𝒖𝒏𝒊𝒂." Sambil terkejut, sang mahasiwa tadi bertanya, "𝑨𝒅𝒂 𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒈𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑷𝒓𝒐𝒇?" 

Neyman menjawab, "𝑻𝒂𝒉𝒖𝒌𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒅𝒖𝒂 𝒔𝒐𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒖𝒂 𝒔𝒐𝒂𝒍 𝒔𝒕𝒂𝒕𝒊𝒔𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒏𝒂𝒍 𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒆𝒄𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒎𝒂𝒕𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒌𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒖𝒍𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏?" 

 Kenyataannya, mahasiswa ini berhasil memecahkan dua soal statistika tersulit di dunia yang tadinya ia anggap sebagai soal untuk pekerjaan rumah. Kelak, dia menjadi Matematikawan terkemuka dunia, ia bernama George Dantzig.


Pikiran kita memiliki kekuatan yang amat sangat dahsyat, yang jika kita pergunakan secara maksimal akan memberikan dampak yang begitu mencengangkan.


Akan tetapi, jika keyakinan kita terbelenggu oleh batasan-batasan semu yang kita buat sendiri karena salah memasukkan informasi kepada pikiran bawah sadar kita, maka kita tidak akan dapat menemukan kedahsyatan pikiran kita. Itulah yang tidak terjadi pada George Dantzig, ia tidak menerima informasi apa pun tentang dua soal sulit yang dihadapinya. Bahkan ia memberikan informasi kepada pikiran bawah sadarnya bahwa dua soal itu adalah soal-soal pekerjaan rumah mahasiswa yang harus dikerjakan sesegera mungkin.[]

𝐊𝐞𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧. 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐚𝐣𝐮 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐮𝐡 𝐛𝐚𝐭𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐝𝐚. 𝐀𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐤𝐢𝐧𝐢, 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡, 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐦𝐞𝐰𝐮𝐣𝐮𝐝𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚.

(Mary Kay Ash)


Dari buku

"Fight Like a Tiger Win Like a Champion" 8 Kekuatan Dahsyat Meraih Sukses Sejati

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...