Pada 6 Juli 2004, satu bulan setelah lulus dari Maurice J. Mc Donough High School di Maryland, Brian Boyle mengalami kecelakaan lalu lintas yang sangat fatal. Kecelakaan yang akan mengubah hidupnya selamanya. Mobil chevy camaro-nya yang masih sangat baru ditabrak sebuah truk dari samping kemudi. Brian terluka parah dan tidak sadarkan diri. la dilarikan ke Rumah Sakit Prince George di Cheverly, Maryland. Brian seakan sudah akan kehilangan nyawa. la mengalami patah tulang selangkangan, tulang rusuk, dan panggul. Juga ada kerusakan saraf parah di bahu kirinya.
Dokter memperkirakan ia kehilangan darah sampai 60% Tapi yang lebih mengkhawatirkan, ada juga kemungkinan ia mengalami kerusakan otak.
Karena Brian juga mengalami trauma ekstrem, dokter memilih membuat Brian dalam keadaan "koma yang diinduksi secara kimiawi." Dalam 2 bulan perawatan penuh itu ia kehilangan berat badan 50 kg. Kedua orang tuanya yang cemas selalu setia menanti kapan kiranya saat-saat gawat itu akan berlalu.
Ketika akhirnya Brian siuman kembali, berita buruk lainnya datang dari dokter. Menurut mereka, ada kemungkinan Brian tak akan bisa berjalan selamanya. Selama beberapa bulan berikutnya menjalani perawatan dokter, Brian harus mengalami berbagai penderitaan. Badannya lemah. la lumpuh, menderita pneumonia, infeksi, kejang, dan berbagai rasa sakit yang menyiksa. Kedua orang tuanya sudah siap dengan keadaan terburuk, sampai kemudian terjadi peristiwa pada suatu malam yang tak akan pernah mereka lupakan. Saat itu mereka terperanjat, tapi juga gembira ketika mengamati Brian berjuang untuk memindahkan otot-otot di bibir dan pipi dan memberi kedua orang tuanya senyum hangat. Saat itulah mereka tahu Brian akan melawan penyakitnya. Bahwa Brian ternyata tak akan menyerah.
"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂, 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏, 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏, 𝒎𝒂𝒏𝒅𝒊, 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒎𝒂𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒌𝒆 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒑𝒊
𝒓𝒂𝒘𝒂𝒕 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝑺𝒂𝒌𝒊𝒕 𝑾𝒂𝒍𝒅𝒐𝒓𝒇. 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒌𝒖𝒓𝒔𝒊 𝒓𝒐𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒚𝒊, 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒕𝒊𝒉-𝒕𝒂𝒕𝒊𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒂𝒋𝒂𝒊𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒊. 𝑫𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒔 𝒑𝒂𝒓𝒖-𝒑𝒂𝒓𝒖 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒕𝒊𝒉 𝒅𝒊 𝒌𝒐𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒊𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊." Demikian Brian Boyle menuliskan pengalaman hidupnya dalam bukunya, Iron Heart.
Memang tak seperti membalik tangan. Namun perlahan-lahan Brian mengalami kemajuan dalam kesehatannya. Tiga tahun setelah kecelakaan itu Brian telah kembali menemukan keadaan kesehatan yang penuh. la kemudian mendaftar di St Mary's College, mengikuti pelajaran sebagaimana kawan-kawannya dan mendapat nilai baik. Lalu pada suatu hari ia bercakap-cakap dengan Gary Hall Jr, perenang Olimpiade AS, percakapan ini memberi inspirasi dan semangat kepadanya untuk merajut impiannya menjadi seorang atlet triathlon.
Pada tahun 2007, Brian tercatat sebagai salah satu peserta dalam kompetisi triathlon pada The Ford Ironman World Championship in Kona, Hawaii. Lomba triathlon ini meliputi tiga segmen lomba, yakni berenang di laut Teluk Kailua sejauh 2,4 mil, mengendarai sepeda sejauh 112 mil, dan diakhiri dengan lari maraton 26,2 mil.
"𝑰𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂," kata Brian. "𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒕𝒓𝒊𝒂𝒕𝒉𝒍𝒐𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒅𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒈𝒖𝒎𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒗𝒂 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒍 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏," kata Brian.[]
Sumber: buku "Bukan Untuk Dibaca 2"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar