Hsieh Kun Shan dilahirkan dengan tubuh yang sempurna di Taidong, Taiwan tahun 1958. Namun, keadaan hidup dan lilitan ekonomi mengharuskannya untuk membantu kedua orangtuanya mencari nafkah sehingga ia memutuskan untuk berhenti sekolah pada usia 12 tahun dan bekerja sebagai buruh pabrik garmen.
Pada usia 16 tahun, saat ia memikul besi baja, tanpa disadari menyentuh kabel listrik bertegangan tinggi yang sengatannya membuat ia tidak sadar selama dua hari. Pada saat terbangun, ia harus menerima kenyataan bahwa "𝐁𝐞𝐬𝐨𝐤 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤", karena kehilangan dua tangan dan satu kaki.
Suatu saat, seorang anak kecil menertawakan kekurangan tubuhnya. Anak itu bertanya, apa Hsieh bisa menggosok gigi seperti dirinya.
"𝐁𝐢𝐬𝐚...!", jawab Hsieh dengan penuh semangat. Ialu ia mengambil pasta gigi dan sikat dengan mulutnya, kemudian ditancapkan pada lubang pada dinding dan dia menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan.
Penasaran, anak itu lalu menanyakan apakah Hsieh bisa menggosok badan dengan handuk.
"𝐁𝐢𝐬𝐚...!". Dengan mulutnya ia mengambil handuk dan menghamparkan dilantai, lalu berguling-guling sampai badannya kering.
"𝑲𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒉, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒄𝒖𝒓 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒃𝒆𝒓𝒅𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉 𝒅𝒖𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒘𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒚𝒊. 𝑳𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒖𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒊𝒔 𝒍𝒂𝒈𝒊." Itulah tekad yang menjadi dorongan terbesar dalam diri Hsieh untuk mengubah masa lalu yang gelap menjadi masa depan yang penuh harapan.
"𝑻𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒖𝒓𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒃𝒂𝒔, "
ungkapnya.
Hsieh Kun Sa lalu menjadi seorang Difabel Motivator yang mendapat penghargaan Nasional maupun internasional. Kisah perjalanan hidupnya kini menjadi sebuah legenda di Taiwan dan difilmkan sebanyak 30 episode yang ditayangkan di negeri itu.
Dia juga piawai melukis dengan menggunakan mulut yang dipertunjukkan di depan hadirin saat tampil sebagai motivator. Dalam waktu singkat coretan-coretan abstrak memenuhi kanvas putih hingga tercipta sebuah karya yang sangat menakjubkan.
Sebuah pernyataan yang sangat mencengangkan disampaikan saat menutup sesi motivasinya "𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒏𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒑𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒅𝒊, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒈𝒖𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒊𝒏𝒊"
Hsieh Kun Sa telah membangun sebuah mental emas yang membutuhkan proses, waktu, tenaga, pikiran dan pengorbanan sehingga kalimat "𝐁𝐞𝐬𝐨𝐤 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤" menjadi "𝐁𝐞𝐬𝐨𝐤 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤".[]
Dari buku
"TOMORROW"
The Art of Winning The Success
Tidak ada komentar:
Posting Komentar