Minggu, 19 Maret 2023

 BOCAH KECIL DAN SEKOLAHNYA 


 "𝐊𝐞𝐦𝐚𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤."

(Albert Camus)


Seorang bocah kecil laki-laki masuk sekolah untuk pertama kalinya datang ke sekolahnya.


Meskipun sekolahnya besar, bocah itu dengan mudah menuju ke kelasnya karena adanya jalan lurus dari pintu luar yang langsung menuju ke kelasnya.


Ketika bocah laki-laki kecil itu sudah bersekolah beberapa lama, suatu pagi gurunya berkata:

"Hari ini kita akan melukis"

"Bagus!" pikir bocah laki-laki kecil.

Dia gemar menggambar apa saja: kuda, harimau, sepeda motor, mobil.


Dia mengeluarkan alat lukisnya dan mulai menggambar.

Tetapi gurunya berkata:

"Tunggu! Belum waktunya untuk memulai!"


Dan guru itu menunggu sampai setiap anak tampak siap.

"Sekarang kita akan melukis bunga."

"Bagus!" pikir bocah laki-laki itu.

Dan mulailah dia menggambar kembang-kembang yang indah berwarna merah jambu, oranye dan biru.


Tetapi gurunya berkata,

"Tunggu! Saya akan menunjukkan kepada kalian bagaimana cara melukisnya."


Dan ia menggambar sekuntum bunga di papan tulis. Warnanya merah, dengan tangkai hijau

"Begini. Sekarang kalian dapat memulai."


Bocah laki-laki kecil itu memandang gambar bunga gurunya dan membandingkan dengan lukisannya. Dia lebih menyukai bunganya ketimbang bunga gurunya.

Tetapi dia tidak mengatakannya dan segera membalik kertasnya untuk melukis bunga seperti petunjuk gurunya 


Pada hari lain, saat bocah laki-laki kecil telah dapat membuka sendiri pintu kelasnya dari luar, Gurunya berkata,

"Hari ini kita akan membuat sesuatu dengan tanah liat." 

"Bagus!" pikir bocah laki-laki kecil. Dia suka membuat mainan dari tanah liat: gajah, kuda, kereta api, mobil.


Dan dia mulai mendorong dan menarik bola lempungnya

Tetapi gurunya berkata 

"Tunggu! Belum saatnya mulai". Dan gurunya menunggu sampai semuanya siap

"Nah," kata gurunya, "Kita akan membuat piring."

"Bagus!" pikir bocah laki-laki. Dia mulai membuat beberapa piring dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.


Tetapi gurunya berkata, 

"Tunggu! Saya akan memperlihatkan kepada kalian bagaimana cara membuatnya."

Dan ia memeragakan bagaimana cara membuat sebuah piring yang cekung.


"Begini," kata gurunya, "Sekarang giliran kalian membuat" 


Bocah laki-laki kecil itu menatap piring gurunya 

Kemudian melihat piringnya sendiri, dia lebih menyukai piring-piringnya daripada piring gurunya. Tetapi dia tidak mengatakannya, kembali dia  menggulung lempungnya menjadi bola, dan membuat sebuah piring seperti piring gurunya yang bentuknya cekung.


Dan dalam waktu singkat, bocah laki-laki kecil itu belajar untuk menunggu dan membuat karya-karya yang persis dengan yang dibuat gurunya.

Dan dalam waktu singkat dia tidak pernah lagi membuat karya-karyanya sendiri.


Kemudian terjadilah itu

Bocah laki-laki kecil itu dan keluarganya pindah rumah di kota lain.


Dia harus pergi ke sekolah barunya 

Sekolahnya sekarang lebih besar dari sekolah yang terdahulu.


Untuk menuju ke kelasnya tidak ada pintu lurus dari luar dan harus menaiki beberapa anak tangga serta berjalan menuruni suatu lorong yang panjang untuk sampai ke ruangannya.


Dan pada hari pertama di kelas, gurunya berkata,

"Hari ini kita akan membuat lukisan"

"Bagus!" pikir bocah laki-laki kecil, 


Dan dia menunggu gurunya memberitahu apa yang harus dia lakukan.

Tetapi gurunya tidak mengatakan apa pun. Ia hanya berjalan mengelilingi ruangan.

Ketika ia menghampiri bocah laki-laki kecil itu, la berkata,

"Apakah kamu tidak ingin membuat sebuah gambar?" 

"Ya," jawab bocah laki-laki kecil

"Apa yang harus kami lukis?"

"Aku tidak tahu sampai kamu sendiri membuatnya,"kata gurunya.

"Bagaimana aku membuatnya?" tanya bocah laki-laki kecil itu.

"Bagaimana? Bagaimanapun yang kamu suka," kata gurunya.

"Dan warna apa pun?" tanya bocah laki-laki kecil.

"Warna apa pun," kata gurunya. Lalu, "Kalau setiap orang membuat gambar yang sama dan memakai warna yang sama, bagaimana aku bisa tahu siapa membuat apa, dan mana yang disebut mana?"

"Aku tidak tahu," kata bocah laki-laki kecil.

Dan dia mulai melukis bunga-bunga berwarna merah jambu, oranye dan biru. 


Dia menyenangi sekolah barunya, sekalipun tidak mempunyai pintu yang menuju kelasnya langsung dari luar.[]


"𝙼𝚎𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚓𝚊𝚛 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑 𝚜𝚎𝚌𝚊𝚛𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚍𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚢𝚊𝚗𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚔𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐."

(Benjamin Jowett)


Dari buku

"CHICKEN SOUP FOR THE SOUL". Menjadi "Kaya" dan Bahagia





DIBALIK SEBUAH MUSIBAH


"𝑲𝒆𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏. 𝑺𝒆𝒃𝒂𝒃 𝒊𝒕𝒖 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒈𝒂𝒍𝒂 𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒂𝒈𝒂𝒓𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕."

(Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid.)



Anthony Burgess berusia 40 tahun ketika dia diberitahu kalau dirinya menderita tumor otak yang akan mengakhiri hidupnya dalam waktu setahun.

"Menurut perkiraan dokter, saya hanya mempunyai waktu satu kali musim dingin, satu kali musim semi, satu kali musim panas, untuk menjalani kehidupan saya. Kemudian pada musim gugur saya akan meninggal" demikian tutur Burgess

Vonis itu membuatnya tersadar, bahwa melawan keadaan itu dia harus berjuang sendiri. Sebelumnya Burgess tidak pernah menulis, namun dia mengetahui bahwa dirinya mempunyai potensi untuk menjadi penulis. Karena itu, agar istrinya dapat menikmati royalti dari hasil karyanya, dia segera memasukkan sehelai kertas ke dalam mesin ketiknya dan mulai menulis. Dia tidak yakin apakah bukunya dapat diterbitkan, namun dia tidak melihat ada pilihan lain, dan juga memang ia tak tertarik melakukan pekerjaan selain menulis.


Dalam perjalanan hidupnya yang panjang, kankernya mulai sembuh dan pada akhirnya hilang sama sekali. Sebagai penulis novel, dia telah menulis lebih dari 70 buku. Bukunya "A Clock Work Orange" membuat dirinya dikenal banyak orang.

Rupanya vonis mati karena kanker yang diterimanya membuat dia bangkit dan menjadikan dirinya seorang penulis.


Kita sebenarnya tidak perlu menunggu sampai ada kejadian tragis atau berbahaya yang menyerang kita,  untuk kemudian mau melangkah. Kebanyakan kita, tidak memandang diri sebagai orang kreatif.

Padahal sebenarnya kita adalah orang yang kreatif.[]


Dari buku

"GURU, BAWA AKU KE PINTU TERDEPAN" Menjadi Guru Paling Sukses dan Bahagia

Kamis, 16 Maret 2023

TEBARKAN KATA KATA POSITIF

"𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧"

(Pepatah Jepang)

Mei 1940

Pasukan Inggris kalah telak oleh serangan Hitler dan anak buahnya.Mereka dipukul mundur sampai ke pantai Dunkirk,Perancis.

Tekanan pasukan Jerman ini memaksa Inggris kembali melalui jalur laut dan meninggalkan peralatan perangnya di Perancis.

Usai kekalahan itu mereka pulang dengan putus asa . Rasanya perlu waktu yang lama untuk membangun pasukan tempur yang berani dan tangguh.

Namun Sang Perdana Menteri Winston Churchill menyambut kedatangan mereka dengan pidato yang membakar semangat

"Kita akan berjuang terus,kita akan kembali bertempur di Perancis, kita akan bertempur di segala lautan,kita akan mempertahankan pulau ini, berapapun harganya, kita akan bertempur di ladang, di pelosok jalan, kita tak akan menyerah................"

Churchill tahu seni menolong orang yang sedang terkapar, dan menyalakan semangat yang redup.Dan, akhirnya seluruh dunia tahu bahwa pasukan Inggris menjadi pasukan yang handal dan menjadi salah satu pilar pasukan Sekutu yang tangguh..[]


Betapa luar biasanya dampak dari kata-kata yang membangun. Perkataan yang membangun akan memberi rasa percaya diri dan menolong masa depan seseorang.

Berilah sukses, maka Anda akan diberi sukses

Berilah kebahagiaan,maka Anda akan mendapat kebahagiaan

Jadi, berilah pujian dan tebarkanlah kata-kata positif,maka dunia di sekeliling kita pasti akan berubah dan kita sendiri akan menikmati manfaatnya.......


Dari buku

INSPIRASI 5 MENIT



SAMA-SAMA MENANG


"𝙰𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚓𝚒𝚠𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚛𝚘𝚑. 𝙺𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐-𝚔𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐, 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒𝚙𝚞𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐"
(Elie Wiesel)


Innsbruck, Austria 1964
Monti Eugenio dan Sergio Siorpaes dari Italia difavoritkan untuk memenangi lomba Bobsled (mobil luncur tanpa mesin) pada Olimpiade musim dingin tahun itu.
Pada saat keduanya menunggu putaran kedua, tim Inggris yang kurang diperhitungkan, Tony Nash dan Robin Dixon hampir putus asa. Usai putaran pertama yang menakjubkan, mobil luncur mereka patah baut porosnya, dan besar kemungkinan mereka harus tersisih.
Monti, yang sudah menyelesaikan putaran keduanya segera bertindak cepat. Dilepaskannya baut dari mobil luncurnya dan menawarkan kepada Nash. Hasilnya adalah pada olimpiade tersebut, tim Inggris memenangi medali emas, sementara atlet sportif seperti Monti berada di urutan ketiga. Ada yang menggembirakan, tahun itu Monti memperoleh Medali Piere de Coubertin, sebuah medali untuk insan olahraga yang meneladani semangat sportivitas dalam olimpiade yang oleh Museum Olimpiade disebut sebagai "satu penghargaan paling mulia yang dapat diberikan kepada seorang atlet olimpiade".
Dan empat tahun kemudian, Monti memenangi nomor bobsled berawak-2 dan berawak-4 dalam olimpiade berikutnya.[]


"𝘒𝘦𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘧𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢. 𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪"

Dari buku
EVERYDAY GREATNESS. Inspirasi untuk Mencapai Kehidupan yang Bermakna





ANTARA PEMIMPIN DAN BOS


Pada tahun 1929, adalah masa-masa terburuk ekonomi dunia. Itu adalah saat dimana terjadi 'Depresi Ekonomi Global'. Saham-saham Wall Street turun tajam. Bahkan banyak surat saham yang kemudian nilainya tidak lebih seperti kertas biasa.

Saat itu, General Motor terpaksa mem PHK setengah dari 92.829 karyawannya. Perusahaan besar maupun kecil bangkrut. Jutaan orang menganggur, kelaparan. Daya beli turun bersama harga dan lowongan pekerjaan.

Konosuke Matsushita yang perusahaannya memproduksi peralatan listrik merek National juga terkena imbasnya. Kondisi tubuhnya mulai rapuh, karena masa kecilnya yang kurang gizi, saat merintis usaha gajinya kecil, bekerja 18 jam sehari, 7 hari sepekan selama 12 tahun.

Dia sedang bersandar ke tembok sambil mendengarkan laporan kondisi perekonomian yang tidak berhenti memburuk dari manajemen yang datang menjenguk kerumahnya. Setelah laporan itu selesai, dia berpikir sejenak.

"Kurangi produksi sampai separuhnya, tapi jangan memecat karyawan. Kita akan mengurangi produksi bukan dengan merumahkan mereka, tetapi dengan meminta mereka untuk bekerja di pabrik hanya setengah hari. Kita akan tetap membayar upah seperti yang mereka terima sekarang, tetapi kita akan menghapus semua hari libur. Kita akan meminta semua pekerja untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha menjual semua barang yang ada di gudang".

Itu adalah perintah yang aneh. Sangat tidak masuk akal. Dalam masa seperti itu, keputusan yang paling tepat bagi para pebisnis adalah mengurangi jumlah karyawan demi efisiensi. Keyakinan Matsushita sudah mantap. Dia tetap memerintahkan manajemennya untuk melakukan apa yang dia minta.

Akhirnya, pelan-pelan, krisis berlalu, dan masa depresi pun berakhir.

Hal itu kemudian memberikan kebaikan juga kepada Matsushita dan perusahaannya. 16 tahun kemudian, saat Perang dunia II berakhir, Jenderal Douglas Mc Arthur memenangkan perang. Dia kemudian menangkapi semua pengusaha Jepang untuk diadili karena keterlibatan mereka selama perang. Tetapi sebenarnya para pengusaha pun terpaksa melakukannya karena dibawah tekanan rezim militer Jepang agar memproduksi senjata dan logistik militer lain. Dan Matsushita termasuk salah satu yang ditangkap.

Pada saat itu, 15.000 karyawan Matsushita membubuhkan tandatangan petisi untuk pembelaan terhadap Matsushita. Jenderal Mc Arthur pun dibuat tercengang oleh petisi tersebut. Kenapa hanya Matsushita yang mendapatkannya? Pada akhirnya Matsushita dibebaskan. Tidak ada pemilik usaha dan pimpinan industri yang diizinkan Mc Arthur kembali ke usahanya, selain Matsushita.

Matsushita kemudian terus memimpin perusahaannya sampai menjadi raksasa elektronik dunia. Dia baru pensiun pada 1989 saat berusia 94 tahun. Ketika meninggal pada tahun 1990, tidak hanya para pebisnis yang berduka cita, bahkan presiden Amerika saat itu, George Bush pun turut berdukacita

Matsushita adalah seorang pemimpin sejati. Dia bisa saja pada saat itu menggunakan strategi yang sama, yaitu mengurangi jumlah karyawan. Tetapi dia sendiri mengerti, bahwa situasi sedang sulit. Akhirnya, saat dia butuh bantuan, semua karyawannya membantu.

Itu sebuah pelajaran.[]

𝑩𝒆𝒅𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝑷𝒆𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊𝒏 (𝑳𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓) 𝒅𝒂𝒏 𝑩𝒐𝒔


𝑷𝒆𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒍𝒉𝒂𝒎𝒊, 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒔𝒑𝒊𝒓𝒂𝒔𝒊. 𝑩𝒐𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒓𝒊𝒏𝒕𝒂𝒉, 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒌𝒖𝒕𝒊. 𝑷𝒆𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒂𝒋𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂. 𝑩𝒐𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑷𝒆𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒂𝒕𝒊, 𝒅𝒊𝒉𝒐𝒓𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒅𝒖𝒌𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏. 𝑩𝒐𝒔 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕𝒊, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏.


Dari buku

"Buku untuk Dibaca"

Selasa, 14 Maret 2023

BERMAIN BIOLA DENGAN TIGA SENAR


18 November 1995

Untuk sampai di atas panggung konser,bagi Itzhak Perlman bukan hal yang mudah.Dia berjalan selangkah demi selangkah dengan menggunakan alat penyangga di kedua kakinya dan dengan bantuan kruk.Melihat dia melintasi panggung dengan rasa sakit dan perlahan merupakan suatu pemandangan yang sangat mengagumkan.

Setelah duduk dengan perlahan,dia letakkan kruknya di lantai,melepas ikatan gesper pada kakinya, melipat satu kali ke belakang dan menjulurkan kaki yang lain kedepan, barulah ia mengambil biola dan meletakkannya di bawah dagu serta mengangguk pada konduktor.

Pada saat ini, penonton sudah terbiasa dengan ritual tersebut dan menunggu sampai ia siap bermain.

Saat menyelesaikan beberapa irama pertama,salah satu senar biolanya putus.Setiap orang bisa mendengar putusnya senar itu karena mengeluarkan suara seperti letusan senjata api.

Para penonton cemas  membayangkan dia mengenakan gesper kakinya, mengambil kruk dan turun dari panggung.Tapi dia tak melakukannya.Itzhak menunggu sebentar, memejamkan matanya lalu memberi isyarat pada konduktor untuk mulai lagi.Orkestra mulai lagi dan ia bermain dengan penuh hasrat,penuh kekuatan dan penuh kemurnian yang penonton tidak pernah dengar sebelumnya.

Tentu saja setiap orang tahu bahwa tidaklah mungkin memainkan suatu simponi hanya dengan tiga senar,tapi malam itu Itzhak Perlman menolak anggapan tersebut.Setiap orang bisa melihat ia memodulasi, mengubah dan menyusun kembali simponi di kepalanya.Di satu titik,ia kedengaran seperti sedang menyetel senar senarnya untuk mendapatkan suara-suara baru dari senar-senar yang tidak pernah senar tersebut hasilkan sebelumnya.

Saat selesai,ada suatu keheningan di ruangan.Kemudian orang-orang bersorak-sorai.Ada ledakan tepuk tangan yang luar biasa dari setiap sudut auditorium.Semua penonton berdiri menunjukkan betapa mereka menghargai apa yang telah dilakukan Itzhak.

Itzhak tersenyum dan menyeka keringat dari alis matanya, mengangkat alat gesek biolanya dan berkata dengan tenang, tafakur dan takzim:

"Kalian tahu, kadang-kadang tugas seorang musisi adalah mencari tahu berapa banyak musik yang masih bisa ia buat dengan apa yang masih tersisa pada dirinya"

Inilah orang yang telah mempersiapkan seluruh hidupnya membuat musik dengan biola empat senar, yang tiba-tiba ditengah konser, mendapati dirinya bermain biola hanya dengan tiga senar,maka ia membuat musik dengan tiga senar dan musik yang ia buat malam itu dengan hanya tiga senar ternyata lebih cantik, lebih murni dan lebih bisa dikenang daripada musik yang pernah ia buat sebelumnya dengan empat senar.


"𝙰𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚞𝚐𝚊𝚜 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚞𝚜𝚒𝚔, 𝚙𝚎𝚛𝚝𝚊𝚖𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒,𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚑𝚊𝚕 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗𝚔𝚊𝚗, 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚞𝚜𝚒𝚔 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚒𝚜𝚊 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚒𝚝𝚊."


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN


' T U L I '

"𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒓𝒂𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈. 𝑺𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏"

"Apa kamu sudah gila? Sudah banyak orang mati gara-gara nekad ingin terbang.Bantu ayah saja menebang kayu di hutan, daripada sibuk mengejar impian mu itu"

Demikian kata ayah Edward saat dia menyampaikan keinginannya membuat pesawat terbang.Dia mencoba untuk 'Tuli' (tutup telinga) atas protes ayahnya,meski tetap menuruti kemauan sang Ayah untuk menebang kayu.

Suatu saat Edward membaca pengumuman tentang demo pesawat terbang.Segera dia pergi kesana dan terkagum-kagum melihat pesawat sedang terbang di angkasa.Lalu dia mendekati pilotnya dan menyatakan keinginannya untuk belajar pada mereka.

"Apa kerjamu?" Tanya sang pilot

"Tukang Kayu"

"Mana mungkin seorang tukang kayu jadi pilot, apalagi membuat pesawat terbang"

Kembali Edward bersikap'Tuli' dan terus membawa obsesi nya untuk belajar mengoperasikan dan membuat pesawat terbang.Dia yakin,meski seorang tukang kayu suatu saat akan menjadi ahli pesawat.Karena itu dia mendaftar ke sebuah universitas yang menyediakan mata kuliah penerbangan.

Lulus kuliah, Edward kembali menjadi tukang kayu dan memajukan bisnis perkayuan milik ayahnya.Saat bisnisnya berhasil,dia mulai mengucurkan dana untuk membuat pesawat impiannya.

"Kamu buang-buang uang saja untuk sebuah impian yang mustahil"ujar mereka.Kembali dia menutup telinga,dan bersama seorang partner dia mulai merancang tubuh pesawat.Merancang,gagal,merancang lagi,gagal lagi dan seterusnya.Sampai akhirnya partnernya pun menyerah dan berkata "Aku akan berhenti dari pekerjaan yang sia-sia ini".

Edward sedih karena harus meneruskan percobaannya sendiri, tanpa teman, tanpa dukungan.Tapi dia terus berusaha, meski tekanan dan cemoohan terus berdatangan.Dan...dengan segala jerih payah akhirnya pesawat pertamanya berhasil diterbangkan,saat itu usia William Edward Boeing 35 tahun.

Berkat sikap 'Tuli' nya terhadap omongan orang,Boeing menjadi rajanya pesawat terbang.Selama 100 tahun, perusahaannya telah berhasil menciptakan berbagai model pesawat mutakhir,baik tempur maupun komersil.


Dari buku

NEVER GIVE UP




ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...