Selasa, 30 Agustus 2022


 KELEDAI DALAM SUMUR



“Mungkin ada sisi positif dari semua kesengsaraan dan penderitaan.”

(James Patterson)


Mendapati keledai miliknya terperosok ke dalam sumur tua yang dalam, petani berpikir keras bagaimana mengangkat keledainya dari dalam sumur tersebut. Diundangnya para tetangga untuk membantu, tetap tidak ketemu cara untuk melakukannya.


Kepada para tetangga akhirnya petani itu berkata "Aku kasihan mendengar erangan keledaiku. Apalagi sumur tua ini sudah tidak aku pakai. Bagaimana kalau keledaiku yang di dalam sana kita kubur sekalian dengan tanah untuk mengakhiri penderitaannya?"


Para tetangga menyetujui usulan pemilik keledai dan mulai membantu menimbun sumur dengan tanah. Ketika sekop demi sekop tanah mulai menimpa punggung si keledai, si keledai semakin mengerang. Akan tetapi kemudian dia mendadak diam dan berpikir. Dalam hatinya dia berkata, "Tuanku sangat menyayangiku, pasti dia sedang menolong aku dengan tanah ini!"


Lantas bersamaan dengan semakin banyaknya tanah yang dilempar ke dalam sumur, kaki keledai mulai menginjak ke tanah yang baru dilempar tersebut. Dia langsung berpikir, "Oh begini cara tuanku menyelamatkanku. Dia melempar tanah banyak-banyak ke dalam sumur supaya aku bisa berpijak dan makin banyak tanah dilempar akan sampailah aku ke permukaan."


Maka itulah yang dilakukan si keledai di dalam sumur, setiap tanah yang dilempar kedalam sumur menjadi pijakannya untuk semakin dekat ke permukaan. Sebagian tanah memang mengenai tubuhnya tetapi bisa dikibaskannya dan menjadi pijakannya pula.


Karena sudah beberapa saat tidak mendengar erangan si keledai lagi, si petani meminta tetangganya untuk berhenti, "Cukup..! Nampaknya keledaiku sudah mati." Lantas serentak mereka melongok ke dalam sumur. Bukan main terkejutnya petani dan para tetangga karena didapatinya keledainya sudah sangat dekat dengan permukaan.


Para petani dan tetangga pun sadar bahwa tanah-tanah yang mereka lempar ke dalam sumur untuk mengubur si keledai, ternyata malah berguna sebagai pijakan si keledai tersebut untuk naik ke permukaan sumur. Maka beramai-ramailah si petani dan tetangga untuk meneruskan melempar tanah ke dalam sumur sampai sumur rata dengan tanah dan keledai melompat keluar.


Tiga hal yang sesungguhnya membuat si keledai tadi selamat. Pertama, tidak panik dalam menghadapi permasalahannya. Kedua, prasangka baik terhadap tuannya. Dan ketiga, mampu melihat sisi positif dari apa yang dialaminya. 

Tidak panik adalah ketika si keledai berhenti mengerang kemudian berpikir, prasangka baik adalah ketika si keledai tidak melihat tanah-tanah yang dilempar petani dan para tetangga ke dalam sumur sebagai upaya mereka untuk menguburnya. Sisi positif adalah ketika dia melihat tanah-tanah tadi sebagai pijakannya untuk naik ke permukaan.


Dalam hidup, masalah demi masalah tentu kita hadapi. Tetapi bukan masalah-masalah tersebut yang menjadi masalah, terkadang justru sikap kitalah yang menjadi masalah. Sejauh kita tidak panik dalam menghadapi masalah, selalu berprasangka baik pada-Nya, maka insya Allah kita akan ketemu juga sisi positif dari masalah-masalah tersebut. Amin.[]


"Apa yang kita pikirkan, menentukan apa yang akan terjadi pada kita. Jadi jika kita ingin mengubah hidup kita, kita perlu sedikit mengubah pikiran kita."

(Wayne Dyer.)


Dari buku 

"INSPIRING ONE"

Membangun Jiwa Entrepreneur

Kiat Sukses dan Mulia dalam Usaha dan Kehidupan

Senin, 29 Agustus 2022

KETIKA MEMILIH BATU UJI


 

"Kualitas sebuah keputusan seperti elang yang menyerang dengan cepat. Menukik menyerang dan menghancurkan korbannya."

(Sun Tzu)


Batu uji (touchstone) adalah batu hitam yang mengandung silikon dan selama ribuan tahun digunakan oleh orang-orang jaman dahulu untuk menguji kemurnian emas, perak, atau batu mulia yang lain. Batu ini bisa diperoleh di pantai, tetapi jumlahnya tidak banyak. Di antara jutaan batu yang tergeletak di pasir pantai, orang harus mencarinya dengan teliti untuk bisa menemukan satu atau dua batu yang benar-benar batu uji.


Berbeda dengan batu pada umumnya, Batu uji mampu menyimpan panas. Jadi kalau dipegang dia akan terasa lebih hangat dari jutaan batu lainnya. Bedanya sangat tipis sehingga hanya tangan-tangan yang terlatih yang tahu mana batu biasa dan mana yang batu uji.


Orang mencari batu uji dengan cara berjalan di pantai sore hari dan mengambil batu satu per satu. Dirasakannya batu tersebut di tangannya, bila tidak terasa hangat langsung dibuang batu tersebut ke laut. Tidak dikembalikan lagi ke pantai karena bila demikian batu biasa yang sama akan bisa terambil lagi oleh dia atau oleh pencari batu uji yang lain.

Dengan peluang menemukan batu uji ini yang kecil sekali, para pencari batu uji yang tidak berpengalaman akan sering tidak sabar. Diambilnya batu di pantai, dirasakan sebentar langsung dia buang ke laut. Demikian seterusnya semakin lama semakin cepat. Gerakannya yang terlalu cepat ini membuat dia tidak sepenuhnya bisa merasakan perbedaan suhu antara batu biasa dengan batu uji.

Bisa jadi karena terburu-buru, dia telah membuang batu uji yang sebenarnya sudah ditangan.


Menentukan pilihan yang sesuai, apakah itu usaha, pekerjaan, pasangan hidup adalah mirip dengan proses pencarian batu uji ini. Di antara banyak peluang yang ada di depan mata kita, tidak semuanya sesuai untuk kita. Kita harus mencarinya dengan teliti, tidak buru-buru tetapi juga tidak berlama-lama.


Bila kita terburu-buru maka dua kemungkinannya. Kita salah mengambil 'batu biasa' yang kita kira 'batu uji'. Atau sebaliknya, kita sebenarnya sudah bersentuhan dengan 'batu uji' tetapi terlalu cepat 'membuangnya ke laut'.


Bila kita menunggu terlalu lama pun ada dua kemungkinannya. 'Batu uji' yang sebenarnya untuk kita, telah diambil lebih dulu oleh orang lain. Atau kita sangat terlambat menemukan 'batu uji' tersebut sehingga peluang terbaiknya telah berlalu bersaaman dengan waktu.


Sebuah teknik kuno sederhana untuk menemukan batu uji adalah melakukannya dengan cara buka-tutup mata. Dengan mata terbuka dicarilah batu yang kira-kira seperti batu uji, kemudian segera menutup matanya bila batu sudah di tangan. Saat memejamkan matanya, indra perasa bisa bekerja lebih fokus, sehingga perbedaan suhu yang sangat kecil pun dapat dirasakan.


Demikian pula halnya ketika kita memilih peluang yang akan kita ambil, kita juga harus fokus menggunakan mata hati kita untuk bisa benar-benar merasakan mana peluang yang terbaik untuk kita.


keterampilan membuka mata hati untuk mendeteksi peluang ini akan melengkapi keterampilan lainnya sehingga kita tidak membuang ke laut 'batu uji yang sudah ada di tangan kita'.[]



"Sesuatu mungkin datang kepada mereka yang menunggu. Hanya saja sesuatu itu pergi terhadap mereka yang terburu-buru"

(Abraham Lincoln)


Dari buku:

"INSPIRING ONE"

Membangun Jiwa Entrepreneur

Kiat Sukses dan Mulia dalam Usaha dan Kehidupan

Kamis, 25 Agustus 2022

TIDAK BERPUAS DIRI


Mamofuku Ando adalah orang yang sukses membuat mi instan di Jepang. Sekalipun mie instan buatannya sangat laris, ia tidak bosan bereksperimen untuk memperbaiki mutu dan cita rasanya. la melibatkan keluarga, teman, dan masyarakat untuk mencicipi mi instan baru yang ia ciptakan untuk mengetahui selera pasar terhadap hasil racikannya. Bahkan, Ando melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menjajaki selera Eropa terhadap mi instan. Di sana, ia mempelajari banyak hal, seperti bagaimana orang Eropa menikmati mi dengan garpu, tanpa kuah. la juga mengamati bahan kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas, tanpa harus dimasak. la pun mendapatkan ide untuk membuat mi instan dalam wadah berbahan styrofoam yang bisa ditutup rapat dengan lapisan alumunium. Jadi, mi instan itu cukup diseduh saja. Dan, dalam kemasannya disediakan garpu untuk menyantapnya. Ando lalu memasarkan mi instannya tersebut ke Asia, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa.

Berkat kreatifitasnya ia pernah mendapat julukan "The Inovator of The Year".

Mamofuku Ando tidak hanya pandai dalam melihat peluang, tetapi memiliki hati yang selalu mau belajar, dan tidak menutup diri terhadap pendapat dan selera orang meski kesuksesan ada di tangan.[]


"Anda memiliki semua alasan di dunia untuk mencapai impian termegah Anda. Imajinasi ditambah inovasi sama dengan realisasi"

(Denis Waitley)


Dari buku

"THE WISDOM"

150 Kisah Inspiratif yang akan mengubah Hidup Anda

Rabu, 24 Agustus 2022

BANYAK BACA, BANYAK TAHU

 

"Bahkan ketika Anda membaca, alam semesta seolah sedang merencanakan secara diam-diam untuk membuat Anda sungguh-sungguh bahagia, sehat, dan sukses,"

(Steve Bhaerman)


Victor Villasenor memiliki gangguan disleksia yang membuatnya sulit membaca. Itulah sebabnya, mengapa ia baru bisa membaca setelah berusia dewasa. Ketika belajar membaca itulah ia memutuskan untuk menjadi penulis besar dan memohon agar Tuhan membantunya meraih impian tersebut. Mungkin, banyak orang yang beranggapan bahwa mimpi itu terlalu tinggi untuk dicapai, membaca saja sulit, bagaimana bisa menjadi penulis hebat? Namun, di sela-sela aktivitasnya sebagai pekerja kasar, Victor menaruh minat yang luar biasa terhadap buku. la membaca berbagai buku dengan semangat, bahkan selama 10 tahun dia sudah membaca lebih dari lima ribu buku. Selain membaca, ia juga belajar cara menulis dengan baik. Dan, hasilnya: sembilan novel dan 65 cerpen dihasilkan dari tangan dinginnya. Tidak hanya itu, ia juga memenangkan berbagai penghargaan Internasional. Akhirnya, impiannya menjadi kenyataan; ia menjadi penulis besar.[]


Apa pun yang masuk dalam diri kita, baik melalui hal-hal yang kita lihat sehari-hari maupun yang kita baca, akan memengaruhi pola pikir kita. 

Jika kita mempelajari sesuatu yang positif, memasukkan nutrisi bergizi bagi kesehatan jiwa dan pikiran kita, maka kita juga akan menjadi pribadi yang positif pula.


Dari buku

"THE WISDOM"

150 Kisah Inspiratif yang akan mengubah Hidup Anda

Senin, 22 Agustus 2022

SELEMBAR TIKET KERETA


Para polisi yang menemukanku di stasiun kereta api Xin Zhu sempat kebingungan, karena tangisanku. Beruntung ada seorang ibu yang bisa menyusuiku sehingga aku selamat. Tak lama kemudian aku dibawa ke De Lan Center, sebuah Panti Asuhan Katolik di Bao San, bagian dari Xin Zhu.

Sejak umur sebulan itulah aku jadi penghuni disana dan yang para biarawati itulah yang membesarkanku, tanpa mengenal siapa ibuku.

Banyak pekerja sukarela yang datang ke biara untuk mengajariku. Mereka adalah lulusan dan dosen dari Universitas Jiao dan Universitas Qing, Lembaga Penelitian, serta insinyur. Tentu saja itu banyak membantuku. Seorang mahasiswa yang sebelumnya mengajariku IPA, lalu menjadi asisten dosen. Karena yang mengajar bahasa Inggris seorang yang jenius, maka sejak kecil kemampuan bahasa Inggrisku bagus sekali.

Pelajaran piano yang diajarkan para biarawati menjadikan aku sebagai pianis gereja yang mengiringi misa.

Kemampuanku berbicara yang bagus pun membuat aku sering mengikuti lomba pidato dan debat.

Dengan prestasi yang banyak itu memudahkan aku diterima di jurusan Arsitektur Universitas Xin Zhu yang bisa kuselesiakan sambil bekerja sambilan.

Saat wisuda, biarawati Sun yang membesarkanku, hadir mewakili orang tua yang oleh kepala jurusanku memintanya untuk berfoto denganku.

Pada saat wajib militer, aku kembali berkunjung ke De Lan Center. Tiba-tiba, biarawati Sun ingin berbicara serius denganku. Ia mengambil amplop surat dari raknya dan memintaku untuk melihat isinya.

Terdapat dua lembar tiket dalam amplop tersebut. Biarawati Sun berkata, saat polisi mengantarku ke Panti dalam bajuku terselip dua tiket perjalanan dari tempat asal ibuku ke Stasiun Xin Zhu.

Tiket pertama adalah tiket bus dari suatu tempat di selatan menuju Ping Dong. Sedangkan tiket yang lain adalah tiket kereta api murahan dari Ping Dong ke Xin Zhu. Dari ini aku menduga bagaimana keadaan ekonomi ibuku.

Biasanya biarawati tidak senang menyelidiki latar belakang dari bayi-bayi yang ditinggalkan orang tuanya. Tapi melihat aku cukup dewasa untuk menerima kenyataan, mereka memutuskan untuk memberikan kepadaku saat aku dewasa.

Biarawati Sun memberikan dukungan kepadaku untuk mencari keberadaan orang tuaku, juga jika ada kemungkinan terburuk yang harus kuhadapi.

Maka, berangkatlah aku ke kota yang berada di pegunungan, yang tak pernah kudengar sebelumnya.

Dikota itu aku ke kantor polisi untuk mencari data tentang diriku. Akhirnya kuperoleh dua buah dokumen yang berhubungan denganku. Yang pertama adalah data kelahiran seorang laki-laki dan yang kedua data laporan anak hilang.

Hilangnya anak itu adalah saat dua hari setelah aku ditemukan di stasiun Xin Zhu. Aku mendapat titik terang tentang data kelahiranku.

Sayang, saat ku pastikan kebenaran itu, kedua orang tuaku sudah meninggal. Ada seorang kakak laki-lakiku, tapi dia telah meninggalkan kota itu dan tidak diketahui kemana perginya.

Seorang polisi tua memberitahuku bahwa ibuku bekerja di sebuah SMP dan dia mengantarkanku untuk menemui kepala SMP tersebut.

Kepala sekolah itu adalah seorang ibu yang ramah, mengatakan ibuku sangat baik hati. Bertolak belakang dengan ibuku, ayah adalah pria pemalas yang mengandalkan hidupnya dari ibuku yang bekerja sebagai pekerja kasar.

Saat kakakku SMP, ayahku pergi dari rumah dan tidak pernah kembali.

Ibu kepala sekolah itu juga bercerita, ibuku mempunyai dua anak. Namun, setelah berumur sebulan, anak kedua itu menghilang secara misterius. Aku lalu menjelaskan semua yang kuketahui kepadanya.

Kepala sekolah itu tergerak hatinya, kemudian mengeluarkan selembar amplop surat. Amplop itu ditinggalkan  ibuku sebelum ia meninggal di samping bantalnya. Kepala sekolah berpikir mungkin didalamnya ada barang berharga. Oleh karena itu ia menyimpan dan menunggu sampai ada pihak keluarga yang datang.

Saat kubuka, amplop itu berisi tiket kereta api dari kota kecil di bagian selatan ke Xin Zhu. Kepala sekolah itu bercerita, setiap setengah tahun, ibuku pergi ke daerah utara untuk menemui salah seorang saudaranya. Dan sepulang dari sana wajahnya nampak ceria.

Ibuku juga bangga akan usahanya menggalang dana untuk disumbangkan ke panti asuhan katolik dimana ia hadir pada penyerahan tersebut.

Aku merinding seketika. Suatu saat sebuah bus pariwisata dari daerah selatan datang ke panti dan menyerahkan sumbangan ke De Lan Center.

Sebagai ucapan terimakasih, mereka membuat foto bersama para penyumbang. Aku yang sedang bermain basket saat itu dipanggil untuk foto bersama. Kepala sekolah itu lalu menunjuk ibuku dalam foto tersebut. Aku tersentak saat melihat ternyata ada juga fotokopi foto wisudaku dalam amplop tersebut. Meski membuang ku, rupanya ibuku tetap datang mengunjungiku. Boleh jadi dia datang saat aku diwisuda.

Dengan suara tenang, kepala sekolah itu berkata "kamu harus berterima kasih kepada ibumu. Ia telah membuangmu untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik. Jika kau tetap disini, paling hanya akan sekolah sampai SMP, lalu ke kota untuk bekerja. Apalagi dengan kekasaran ayahmu, mungkin nasibmu akan sama seperti kakakmu"

Tiba-tiba aku bertanya kepada kepala sekolah apakah ada piano disini. Setelah ditunjukkan, aku membuka tutup piano dan menghadap matahari di luar jendela. Lalu kumainkan satu-persatu lagu-lagu tentang ibu.

Para biarawati bagaikan ibu yang membesarkanku. Mengapa aku tidak bisa menganggap mereka selayaknya ibu sendiri? Ibuku pun selalu memperhatikanku. Ketegasan dan pengorbanannyalah yang membuatku memiliki lingkungan hidup yang baik dan masa depan yang cerah.

Suara piano juga bergaung ke seluruh sekolah sampai ke lembah. Pada senja hari ini, penduduk-penduduk di kota kecil akan bertanya "kenapa ada orang yang memainkan lagu tentang ibu?"

Bagiku, hari itu adalah hari Ibu.

Sebuah amplop yang penuh dengan tiket membuatku tidak takut memperingati Hari Ibu untuk selamanya.


(sebuah kisah nyata dari Li Jia Tong, Rektor Universitas Ji Nan)


Dari buku

IBU YANG HEBAT

Kisah-kisah Inspirasional tentang Keajaiban dan Kehebatan Para Ibu

KEINGINAN TERBESAR


"Kasih sayang seorang ibu adalah bahan bakar yang memampukan ibu untuk melakukan hal-hal mustahil dilakukan." (Marion C.Garetty)


Seorang presenter televisi asal China, Qiu Yuanyuan, divonis menderita kanker. Pada usia kehamilan tujuh bulan, kondisinya memburuk. Wanita cantik ini sudah ditawari kemoterapi, tetapi menolaknya karena tidak ingin mengorbankan nyawa anak yang ada di kandungannya. Dia kemudian memutuskan untuk operasi caesar.


Syukurlah operasi tersebut berhasil, dan Niannian, anaknya terlahir meski dengan berat tidak lebih dari 1,5 kg. Baru kemudian Yuanyuan bersedia dioperasi untuk mengangkat tumor ganas yang ada di tubuhnya. Sayangnya, itu sudah terlambat. Tumornya sudah termasuk stadium akhir yang berarti sudah sangat ganas dan berbahaya.


Menurut laporan dari harian South China Morning Post, Yuanyuan pun meninggal sepekan setelah perayaan 100 hari kelahiran putranya, Niannian. Pengorbanan wanita ini menyentuh hati ribuan orang di daratan Cina


"Setelah menikah, menjadi seorang ibu adalah keinginan terbesarnya. Namun, dia memilih untuk menyelamatkan anak kami dan mencoba mengerti bahwa tidak semua dalam hidup bisa berjalan sempurna. Dan dia bilang, dia tidak pernah menyesali keputusannya itu," ucap Suami Yuanyuan, Zhang Qixuan kepada Zhengzhou Evening News.


"Qiu telah meninggal dunia. Satu-satunya hal yang dapat saya lakukan sekarang adalah merawat anak kami, dan saya berharap semua orang dapat memberkati dia dan anak kami, dan tersenyum pada kehidupan seperti yang istri saya lakukan," lanjut suaminya yang berprofesi sebagai wartawan itu.[]


"Dari seluruh hak yang dimiliki oleh wanita, yang teristimewa adalah diberi hak untuk menjadi seorang ibu."

(Lin Yutang)


Dari buku

"BUKU UNTUK DIBACA"

Rabu, 17 Agustus 2022

MATEMATIKA PROBABILITAS MERUNTUHKAN TEORI "KEBETULAN"

Roger Penrose -seorang matematikawan Inggris dan teman dekat Stephen Hawking- membuat perhitungan kemungkinan terbentuknya alam semesta secara kebetulan.

Untuk itu dia memasukkan semua variabel yang dianggapnya perlu bagi manusia untuk muncul di planet bumi dan menghitung probabilitas semua hasil yang mungkin mulai dari adanya "big bang"

Hasil perhitungan Penrose menyimpulkan peluang kejadiannya adalah 1: 10¹²³⁰ atau satu berbanding 10 pangkat 10 pangkat 123.

Dalam matematika, probabilitas 1:10⁵⁰ berarti "probabilitas nol", sedangkan angka yang diperoleh Penrose adalah lebih besar dari triliun triliun triliun kali angka tersebut. Sehingga kesimpulan pembentukan alam semesta merupakan "kebetulan" adalah tidak mungkin.

Mengenai angka yang membingungkan ini Roger Penrose mengatakan:

"angka ini menunjukkan betapa tepatnya maksud sang Pencipta, yaitu ketelitian satu dalam 10¹²³⁰. Angka ini sangat luar biasa. Orang bahkan tidak mungkin menuliskan bentuk penuhnya. Bahkan jika kita menuliskan sebuah nol pada setiap proton dan setiap neutron di seluruh jagad raya-dan kita bisa menggunakan partikel-partikel lain selebihnya-kita tetap saja kekurangan tempat untuk menuliskan semua nol yang diperlukan"

Angka-angka yang menentukan rancangan dan rencana keseimbangan alam semesta memainkan peranan penting dan melampaui pemahaman manusia. Mereka membuktikan bahwa alam semesta bukan hasil peristiwa kebetulan,dan menunjukkan"betapa tepatnya maksud sang Pencipta" seperti dinyatakan Roger Penrose.

Hanya dengan melihat sekelilingnya, manusia sebenarnya dapat menangkap fakta penciptaan, bahkan dalam suatu terkecilpun adalah bukan sebuah kebetulan.[]


ุงِู†َّ ูِูŠْ ุฎَู„ْู‚ِ ุงู„ุณَّู…ٰูˆٰุชِ ูˆَุงู„ْุงَุฑْุถِ ูˆَุงุฎْุชِู„َุงูِ ุงู„َّูŠْู„ِ ูˆَุงู„ู†َّู‡َุงุฑِ ูˆَุงู„ْูُู„ْูƒِ ุงู„َّุชِูŠْ ุชَุฌْุฑِูŠْ ูِู‰ ุงู„ْุจَุญْุฑِ ุจِู…َุง ูŠَู†ْูَุนُ ุงู„ู†َّุงุณَ ูˆَู…َุงٓ ุงَู†ْุฒَู„َ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุۤกِ ู…ِู†ْ ู…َّุงุۤกٍ ูَุงَุญْูŠَุง ุจِู‡ِ ุงู„ْุงَุฑْุถَ ุจَุนْุฏَ ู…َูˆْุชِู‡َุง ูˆَุจَุซَّ ูِูŠْู‡َุง ู…ِู†ْ ูƒُู„ِّ ุฏَุงุۤจَّุฉٍ ۖ ูˆَّุชَุตْุฑِูŠْูِ ุงู„ุฑِّูŠٰุญِ ูˆَุงู„ุณَّุญَุงุจِ ุงู„ْู…ُุณَุฎَّุฑِ ุจَูŠْู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุۤกِ ูˆَุงู„ْุงَุฑْุถِ ู„َุงٰูŠٰุชٍ ู„ِّู‚َูˆْู…ٍ ูŠَّุนْู‚ِู„ُูˆْู†َ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia,dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati(kering)nya dan Dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan"

(QS.Al Baqarah[2]:164)


Disederhanakan dari buku

Pustaka Sains Populer Islami

Penciptaan Alam semesta

KUALITAS

 

"Membuat kesalahan lebih baik daripada memalsukan kesempurnaan karena tidak ada yang sempurna di dunia ini."


Zi Si adalah cucu Konfusius. Ketika dia bertugas di Wei, dia merekomendasikan seseorang kepada bangsawan dari Wei.


"Saya percaya Gou Bian mempunyai kualitas seorang jenderal. Dia seharusnya diberi posisi penting." Raja menganggukkan kepalanya.


"Gou Bian mungkin mempunyai kemampuan seorang jenderal. Tetapi ketika dia menjadi pejabat pemerintahan, dia pernah suatu kali meminta kepada bawahannya untuk menyumbang dua telur setiap orang untuk konsumsi pribadinya. Saya sangat terganggu dengan hal ini. Saya tidak dapat menunjuk orang seperti ini menjadi jenderal."

Telur adalah barang berharga pada saat itu.

"Yang Mulia, saya khawatir penilaian anda terhadap orang terlalu sempit," kata Zi Si ketika dia mengekspresikan ketidaksetujuannya. "Benar bahwa tidak tepat meminta telur dari bawahannya untuk keperluan pribadi. Tetapi ketika seorang penguasa yang bijaksana merekrut seseorang, itu sama halnya dengan seorang tukang kayu memilih kayu. Dia membuang bagian yang jelek dari sebatang pohon dan menggunakan bagian yang bagus. Bahkan sebatang pohon yang bagus mempunyai bagian yang bercelah dan rapuh. Tetapi seorang tukang kayu yang bagus tidak akan membuang pohon itu hanya karena beberapa lubang di kayu tersebut. Dia membuang bagian-bagian yang jelek dan menggunakan bagian-bagian yang bagus.

"Kita hidup di zaman peperangan dan ketidakpastian. Kita membutuhkan banyak orang berbakat sebisa mungkin. Saya menyesal bahwa Yang Mulia menolak untuk menggunakan seseorang yang punya kemampuan luar biasa hanya karena beberapa butir telur. Hanya saja jangan biarkan negara lain mengetahui hal ini sebab merupakan hal yang memalukan bagi Wei karena tidak menggunakan orang-orang yang berbakat. "[]


"Tidak ada yang sempurna. Hanya perlu mata yang baik untuk menemukan ketidaksempurnaan yang tersembunyi itu." 

(Daphne Delacroix)


Dari buku

"Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik"

Refleksi bagi Para Pemimpin

๐˜พ๐™„๐™‰๐™๐˜ผ ๐™”๐˜ผ๐™‰๐™‚ ๐™ˆ๐™€๐™‡๐™„๐™‰๐™๐˜ผ๐™Ž ๐™๐™๐˜ผ๐™‰๐™‚ ๐˜ฟ๐˜ผ๐™‰ ๐™’๐˜ผ๐™†๐™๐™


 Setelah mengikuti serangkaian pelatihan yang melelahkan akhirnya Farah dinyatakan lulus sebagai Pramugari junior sebuah maskapai penerbangan nasional. Dia lalu mengenal Sheila, seorang Pramugari Senior yang banyak membantunya dengan pengalamannya selama 9 tahun menjadi pramugari.

Adalah Johan, seorang pilot yang sudah bisa menerbangkan pesawat Boeing 737 di maskapai penerbangan yang sama dan mereka mengenalnya dengan baik. Dengan usia yang 25 tahun Johan menikmati dunianya seperti rajawali yang terbang dari pulau ke pulau menikmati tugas dan eksotisnya tanah air.


Dalam sebuah penerbangan yang melelahkan ke wilayah Indonesia Timur, Shella, Farah, dan Johan dipertemukan oleh nasib. Mereka ditakdirkan berjodoh oleh Tuhan. Tiga hari rotasi terbang menumbuhkan saling pengertian yang mendalam antara Johan, Farah, dan Shella. Johan mulai memahami apa yang selama ini terjadi. la mulai sadar bahwa, perlakuan istimewa Shella dan Farah, memiliki maksud dan tujuan tertentu. Johan bingung, ia tak ingin menyakiti salah satu dari kedua wanita istimewa itu. Sebagai sesama wanita, Shella dan Farah pun sangat paham akan perasaan masing-masing kepada Johan. Anehnya, mereka justru dapat membangun sebuah persahabatan yang tulus, berangkat dari rasa empati antara satu dengan lainnya. Bagi Farah, Shella adalah sosok kakak yang selama ini tak dimilikinya. Bagi Shella, Farah adalah seorang adik yang cerdas dan "bandel" yang perlu "diemonginya".


Tak terasa 4 tahun berlalu sudah. Johan, Farah, dan Shella, beranjak semakin dewasa, terutama Shella. Saat-saat manis bersama sudah mulai disongsong oleh datangnya senja kedewasaan. Shella membuat keputusan luar biasa, pada usia pertengahan tigapuluh ia memutuskan untuk menikah dengan seseorang yang baru saja dikenalnya. Seorang pria dengan latar belakang yang nyaris tak diketahuinya. Pria itu datang begitu saja, hadir dalam kehidupannya, dan Shella menjadikan dia sebagai jalan keluar. Shella ingin memberikan yang terbaik bagi Farah dan Johan. Shella ingin mengorbankan hatinya demi cinta. Bukankah cinta yang terindah adalah cinta yang bersifat memberi? Begitu pikirnya.


Ternyata, cerita belum berhenti, Johan dan Farah sepakat bahwa Shella harus mendapat kesempatan. Bukankah memberi jalan bagi sebuah proses cinta adalah bagian dari cinta itu sendiri? Farah merelakan jika Shella lebih berjodoh dengan Johan. Kerelaan Farah nyaris serupa dengan keikhlasan Shella, hanya saja Farah tidak mengorbankan dirinya, ia menyadari bahwa ruang berbagi dalam hatinya masih mencukupi. Farah merasa masih mencintai dirinya sendiri jauh melebihi apapun dalam kehidupannya. Baginya, Johan adalah bunga-bunga kehidupan, sebagaimana mimpi adalah bunga-bunga tidur.


Johan dan Farah menyampaikan keputusan tersebut kepada Shella 3 hari sebelum pernikahannya. Shella meminta waktu mempertimbangkannya. Johan dan Farah, yang ketika itu menjalani tugas terbang dengan rute panjang, berharap cemas sebuah jawaban, sebuah kepastian.


Larut malam sebelum hari pernikahannya, Shella menelepon Farah dan menyatakan kesediaannya untuk dipersunting Johan, serta menggagalkan rencana pernikahannya.

"๐‘ฒ๐’–๐’•๐’–๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’– ๐’Œ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’…๐’–๐’‚ ๐’ƒ๐’‚๐’๐’…๐’‚๐’“๐’‚ ๐’†๐’”๐’๐’Œ ๐’‘๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’‘๐’–๐’Œ๐’–๐’ ๐Ÿ๐ŸŽ, ๐’”๐’‚๐’‚๐’• ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’•๐’Š๐’ˆ๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’‹๐’–๐’Ž๐’‘๐’‚ ๐’‘๐’†๐’“๐’•๐’‚๐’Ž๐’‚" ungkap Shella dengan suara bergetar.


Namun, takdir berbicara lain, pada 09.47 WIB terjadi kecelakaan pesawat yang merenggut jiwa dua orang air crew, first officer, Johan dan Farah. Shella termangu, perlahan air matanya membulir lalu menetes dalam hunjaman sembilu rasa kehilangan yang menyakitkan, namun, secara ironis, terselip rasa bahagia di dalamnya, luruh bersama derai-derai air mata yang terus memburai.

Mengapa rasa bahagia itu muncul pada saat yang tidak tepat? Di bawah langit kelabu dengan sederet awan, hanya Shella yang tahu betapa Tuhan telah memberinya 30 detik paling berharga dalam hidupnya. Tiga puluh detik ketika ia menyatakan "ya". Tiga puluh detik yang menggagalkannya untuk mengkhianati cinta. Tiga puluh detik yang menyadarkan ia akan arti penting memaknai cinta apa adanya, bukan karena "mengapa", "siapa", dan "aku", "kamu", serta "dia". Itulah saat termanis dalam lembar hidupnya.[]


๐‚๐ข๐ง๐ญ๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ญ๐ž๐ซ๐š๐›๐š, ๐ญ๐ž๐ซ๐ฎ๐ค๐ฎ๐ซ, ๐๐š๐ง ๐ญ๐ž๐ซ๐›๐š๐ฅ๐š๐ฌ.๐Œ๐ž๐ง๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฉ๐ซ๐จ๐ฌ๐ž๐ฌ ๐›๐ž๐ฅ๐š๐ฃ๐š๐ซ ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐ž๐ฆ๐š๐ก๐š๐ฆ๐ข ๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข. ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐ž๐ง๐š๐ฅ ๐š๐ซ๐ญ๐ข ๐ค๐ž๐œ๐ž๐ฐ๐š, ๐ฌ๐ž๐๐ข๐ก, ๐๐š๐ง ๐ก๐š๐ซ๐š๐ฉ๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ญ๐š๐ค ๐ญ๐ž๐ซ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ฎ๐๐ค๐š๐ง. ๐Š๐š๐ซ๐ž๐ง๐š ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฌ๐ข๐ซ๐ง๐š ๐ฌ๐ž๐ฆ๐ฎ๐š ๐ฎ๐ค๐ฎ๐ซ๐š๐ง. ๐‰๐ข๐ค๐š ๐ค๐ข๐ญ๐š ๐ฌ๐ฎ๐ง๐ ๐ ๐ฎ๐ก-๐ฌ๐ฎ๐ง๐ ๐ ๐ฎ๐ก ๐ฆ๐ž๐ง๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š๐ข ๐ฌ๐ž๐ฌ๐ฎ๐š๐ญ๐ฎ, ๐ค๐ข๐ญ๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐œ๐ž๐ฐ๐š ๐ค๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š ๐ง๐š๐ฌ๐ข๐› ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ฉ๐ž๐ซ๐ญ๐ž๐ฆ๐ฎ๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ฌ๐ž๐›๐ฎ๐š๐ก ๐ซ๐ฎ๐š๐ง๐  ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฌ๐š๐ฆ๐š. ๐Š๐ข๐ญ๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐๐ข๐ก ๐ค๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š ๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š ๐ญ๐ž๐ซ๐ฃ๐ž๐›๐š๐ค ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐๐ข๐ฆ๐ž๐ง๐ฌ๐ข ๐›๐š๐ก๐š๐ฌ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐›๐ž๐๐š. ๐Š๐ข๐ญ๐š ๐ฉ๐ฎ๐ง ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฉ๐ฎ๐ญ๐ฎ๐ฌ ๐ก๐š๐ซ๐š๐ฉ๐š๐ง ๐ค๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š ๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š ๐›๐ž๐ซ๐ฌ๐ž๐›๐ž๐ซ๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐ฃ๐š๐ฅ๐š๐ง ๐๐š๐ง ๐ฉ๐ž๐ฆ๐š๐ก๐š๐ฆ๐š๐ง. ๐Œ๐ž๐ง๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฌ๐ž๐›๐ฎ๐š๐ก ๐ฉ๐ซ๐จ๐ฌ๐ž๐ฌ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฌ๐ฎ๐๐š๐ก ๐ฌ๐ž๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ๐ง๐ฒ๐š ๐›๐ž๐ ๐ข๐ญ๐ฎ, ๐š๐ฉ๐š ๐š๐๐š๐ง๐ฒ๐š.

๐Œ๐ž๐ง๐ ๐š๐ฉ๐š ๐ค๐ข๐ญ๐š ๐ฆ๐ž๐ง๐๐ž๐ซ๐ข๐ญ๐š ๐ค๐š๐ซ๐ž๐ง๐š ๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š? 

๐Š๐š๐ซ๐ž๐ง๐š ๐ค๐ข๐ญ๐š ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ง๐๐ž๐Ÿ๐ข๐ง๐ข๐ฌ๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐š๐ค๐ง๐š ๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š ๐›๐ž๐ฌ๐ž๐ซ๐ญ๐š ๐ฌ๐ž๐ฅ๐ฎ๐ซ๐ฎ๐ก ๐๐š๐ฆ๐ฉ๐š๐ค๐ง๐ฒ๐š. ๐‰๐ข๐ค๐š ๐ค๐ข๐ญ๐š ๐ฆ๐ž๐ง๐ฒ๐š๐๐š๐ซ๐ข ๐›๐š๐ก๐ฐ๐š ๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š ๐›๐ฎ๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ค ๐ฌ๐ข๐š๐ฉ๐š-๐ฌ๐ข๐š๐ฉ๐š, ๐ฆ๐š๐ค๐š ๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ซ๐ข๐ง๐ ๐š๐ง ๐ค๐š๐ฉ๐š๐ฌ ๐๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ก๐š๐ง๐ ๐š๐ญ ๐ญ๐ž๐ก ๐ฉ๐š๐๐š ๐ฌ๐ž๐ง๐ฃ๐š ๐ก๐š๐ซ๐ข.


Dari buku

LOVE OVERALL

Mengembara di Dunia Cinta

Minggu, 14 Agustus 2022

BERTANGGUNG JAWAB

"Dibutuhkan tanggung jawab yang besar untuk mencengkeram seseorang dalam genggamanmu"

(Jenny Han)


Saat berkunjung ke Jenewa Swiss untuk bertemu dengan Mikhail Gorbachev tahun 1985, Ronald Reagan tidak menginap di hotel mewah. Presiden Amerika itu memilih untuk tinggal di rumah Sally, seorang teman dekatnya.

Kebetulan Sally dan keluarganya akan berlibur, sehingga Reagan bisa bisa tinggal dirumahnya tanpa terganggu.

Sebelum berangkat berlibur, Sally berpesan, "Anakku memelihara seekor ikan mas dikamarnya. Ia sangat menyayangi ikan itu. Bersediakah kamu memberi ikan mas itu makan tiap pagi?"

"Tentu saja, aku akan melakukannya"

Namun, karena kesibukan yang harus dikerjakan, Reagan lupa untuk melaksanakannya dan ikan mas itu mati.Menyadari hal itu , Reagan memerintahkan pengawalnya untuk mencari pengganti ikan mas yang benar-benar mirip ikan yang mati itu dan menaruhnya kedalam akuarium tersebut.

Reagan tidak pernah meremehkan tanggung jawabnya, meskipun untuk seekor ikan milik seorang anak kecil.[]


Yakinlah, jika kita bisa dipercaya untuk hal kecil,bisa mempertanggung jawabkan segala sesuatunya , maka dikemudian hari kita pasti akan dipercaya untuk melakukan hal-hal yang lebih besar.


Dari buku

THE WISDOM

Selasa, 09 Agustus 2022

TONGKAT PUNYA SIAPA?



Saat hari beranjak malam, seorang pengendara kuda sampai disuatu tempat dihutan. Turun dari kuda dia menemukan tongkat yang kemudian ditancapkan ditanah untuk mengikat tali kudanya sebelum tidur.

Pagi harinya saat akan berangkat meneruskan perjalanannya,pengendara kuda itu akan mencabut tongkat itu, namun dibatalkannya. "Barangkali nanti bisa digunakan pengendara kuda yang lain"

Tak berapa lama kemudian,lewatlah seorang pengelana ditempat itu dan melihat tongkat tertancap itu. Pikirnya dari pada menghalangi jalan lebih baik tongkat itu diletakkan ditanah dan diapun berlalu.

Berikutnya lewat seorang pemancing yg melihat tongkat tergeletak ditanah. "Untung ada tongkat ini bisa kugunakan untuk mengukur kedalaman sungai" .Dengan itu dia bisa mencari tempat yang sesuai untuk memasang pancingnya. Setelah mendapat ikan,kembali tongkat itu diletakkan dipinggir sungai sebelum pulang.

Hari berganti tak ada orang yang melewati tempat itu, hingga datanglah seorang pencari kayu menemukan tongkat itu telah mengering.

Dibawalah tongkat itu pulang, dipotong-potong untuk digunakan sebagai kayu bakar dirumahnya...[]

Sudah saatnya apa yang dimiliki dibagikan kepada orang lain,agar orang lainpun dapat merasakan berkah dari yang kita miliki. Orang yang memberi tidak akan pernah kekurangan dan didalam pemberian ada kebahagiaan dan kebersamaan

Dengan bersyukur atas apa yang kita terima , kita harus rela berkorban demi kehidupan bersama.


Selamat mengestafetkan tongkat Anda...


Dari buku

FULFILLING LIFE

SURI AWASE


Sahabat itu seperti bintang, tidak selalu nampak tapi selalu ada. Sahabat akan selalu menghampiri ketika seluruh dunia menjauh. Karena persahabatan itu seperti tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis, tangan menghapusnya.


"Jangan menilai buku dari sampulnya" adalah ucapan yang tidak berlaku untuk sebuah persahabatan. Karena sahabat lahir dari interaksi dalam waktu yang cukup lama, sehingga nyaris tidak ada yang Anda ketahui dari sahabat anda ,pula sebaliknya tidak ada yang tidak diketahui oleh sahabat anda terhadap anda.

Saat baju kita kusam, seringkali sahabat kita mengingatkan apa yang harus dilakukan.Demikian pula saat menghadapi masalah, sahabat akan  memberi tahu apa yang harus dilakukan demi kebaikan. Sahabat selalu menghindari saran-saran yang hanya menguntungkan pihak Anda,tetapi membuat pihak lain menderita. Sahabat seringkali mempunyai pertimbangan lebih luas karena dia memandang masalah Anda dari kejauhan.

"Suri Awase" adalah istilah orang jepang untuk menggesekkan bagian bawah permukaan mangkok agar lebih halus. Mangkok yg buatannya kurang rapi pada bagian bawahnya akan terasa kasar,sehingga kalau digesekkan pada permukaan meja akan tergores, bahkan bisa melukai kulit.

Untuk itu mereka melakukan "Suri Awase" dengan menggesekkan dua permukaan bawah mangkok sehingga menjadi lebih halus.

Sama seperti persahabatan, pergesekan yang timbul dalam pergaulan persahabatan membuat masing-masing menjadi halus.

Saat terjadi pertikaian dengan orang lain, maka sahabat yang baik akan memberikan anda pertimbangan, seberapa parah kerugian yang akan anda derita bila pertikaian itu diteruskan. Maka, tidak ada gunanya Anda mengaku sahabat bila Anda tak melakukan hal tersebut. Tidak ada gunanya Anda mengaku sahabat bila justru memicu pertikaian

Katanya sahabat....


Dari buku

LITTLE NOTES FOR BIG SUCCESS

KOPI KEHIDUPAN


Setelah lama sekali tidak bertemu, beberapa lulusan sebuah sekolah bertemu di rumah seorang gurunya. Mereka saling berbagi cerita tentang rumah tangga, pekerjaan, karir, jabatan. Tentu saja diantara mereka ada yang mengeluhkan tentang hal yang dialaminya. Mendengar semua keluhan itu, Guru mereka lalu pergi ke dapur dan tak lama kemudian kembali ikut berkumpul dengan membawa satu teko kopi berikut beberapa cangkir. Karena yang berkumpul cukup banyak, maka cangkir yang tersedia tidak cukup. Sehingga kopi itu disajikan dalam cangkir yang bermacam-macam: kaca, melamin, plastik, kertas.

"Silakan ambil cangkir dan tuangkan kopinya" Guru itu menyilakan murid-muridnya. Setelah masing-masing mendapatkan cangkir yang berisi kopi, guru itu lalu berkata: "Kalian sudah memilih cangkir yang bagus, dan kini tinggal cangkir yang murah dan tidak menarik. Memilih yang terbaik adalah hal yang biasa. Namun, sebenarnya disitulah letak permasalahannya. Saat kalian tidak mendapat cangkir yang bagus, ada yang terasa tidak nyaman dan menganggu. Kalian mulai melihat cangkir yang dipegang orang lain dan membandingkannya dengan cangkir yang kalian pegang. Pikiran kalian hanya terfokus pada sebuah cangkir, padahal yang kalian nikmati adalah kopi, bukan cangkirnya"

Kehidupan bisa diibaratkan dengan kopi. Sedangkan cangkir adalah yang mewadahi kehidupan: karir, rumah-tangga, jabatan, pekerjaan. 

Jangan biarkan cangkir yang hanya wadah itu mempengaruhi harumnya kopi yang kita nikmati. Cangkir keramik bisa saja diisi dengan kopi, tapi belum tentu bisa dinikmati harumnya kopi yang ada didalamnya.

Adalah lebih penting menikmati anugerah yang ada dan mengisi hari-hari dengan hal-hal yang benar dan positif.


Dari buku

Inspirasi 5 Menit

 AIR SISA PERASAN JERUK


"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya"

Pada suatu pertunjukan disebuah pasar malam itu,tampil seorang pria kuat yang mampu membengkokkan baja dengan tangan kosong, memukul hancur tumpukan batu bata dan mengalahkan semua pria yang hadir itu dalam lomba panco.Untuk mengakhiri pertunjukannya,dia mengambil sebuah jeruk dan memeras dengan genggamannya sampai pada tetesan terakhir.Kemudian dia memberikan tantangan kepada yang hadir "Siapa yang dapat memeras jeruk hingga keluar setetes dari jeruk itu ,akan diberikan hadiah uang satu juta".

Segera beberapa orang mencoba tantangan itu.Seorang berbadan kekar tampil keatas panggung dan beraksi.Dengan tangannya yang kekar dia mencoba memeras jeruk tadi,namun tak ada air yang menetes setitik pun.Demikian juga yang dilakukan peserta yang lain, tidak ada yang berhasil.

Akhirnya, dia berkata,"Baiklah,saya berikan kesempatan terakhir bagi yang mau mencoba".

Seorang wanita kurus setengah baya maju dan meminta untuk mencoba.

"Tentu boleh saja Nyonya,silakan naik ke panggung". Manusia perkasa itu membimbing wanita itu keatas panggung.Beberapa orang penonton tertawa sambil mengejek.

Wanita itu lalu mengambil jeruk itu dan mulai menggenggamnya.Semakin banyak yang mentertawakan.Lalu wanita itu mencoba berkonsentrasi untuk memeras dan memeras,dan.....ting!,setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh.Para penonton diam terperangah sebelum akhirnya memberikan tepuk tangan yang meriah.

Manusia kuat tadi lalu memeluk wanita kurus sambil berkata ,"Nyonya,aku sudah melakukan pertunjukan ini berulang kali, semuanya gagal.Hanya kaulah satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu.Bolehkah aku tahu, bagaimana kau melakukannya?".

Jawab wanita itu ,"jika suamimu sedang sakit keras dan tak bisa mencari nafkah, sedangkan kau memiliki delapan orang anak yang harus kau beri makan setiap hari, lalu kau harus mencari uang meski serupiah dua rupiah,maka memeras jeruk untuk mendapatkan satu juta rupiah bukanlah hal yang sulit".

Demikianlah, apabila kita memiliki sebuah keinginan yang mantap dan motivasi yang kuat untuk mencapai sesuatu,maka hal itu akan mengarahkan pada apa yang kita inginkan.Motivasi itu harus muncul dari dalam diri kita dan disertai dengan semua potensi untuk menggapai sukses dengan melakukan tindakan nyata yang bertujuan menjadikan setiap niat menjadi kenyataan...



Dari buku

BELAJAR DENGAN HATI NURANI

Senin, 08 Agustus 2022

FILOSOFI KOPI



Seorang ayah berkata kepada anaknya

"Tolong buatkan kopi dua cangkir untuk kita berdua, tetapi gulanya jangan kau tuang dahulu, bawa saja  kemari dengan toplesnya".

"Baik, Yah," ujar sang anak dengan santun.

Tidak berapa lama kemudian, anaknya sudah membawa dua cangkir kopi yang masih hangat, gula di dalam toples, dan sendok kecil.

"Coba cicip, bagaimana rasa kopimu, Nak?" tanya ayahnya 

"Pahit sekali, Yah"

Ayahnya kembali memberikan perintah dengan lembut,

"Tuangkan sesendok gula lalu aduklah dan cicipi. Bagaimana rasanya kini?"

"Nah, sekarang rasapa hitnya berkurang" jawab anaknya 

Ayah tersebut berkata kembali, "Tuangkan sesendok lagi gula, aduk dan cicipi"

Anak itu pun menjawab, "Sudah berkurang banyak rasa pahitnya, Yah".

Kembali ayahnya berkata, "Tuangkan sesendok gula lagi dan aduk. Kini bagaimana rasanya?"

"Sudah ada rasa manisnya, meski ada sedikit rasa pahitnya, Yah", ucap sang anak. 

"Kalau begitu, tuangkan lagi sesendok gula, aduk dan cicipi. Bagaimana rasanya kini?" tanya ayahnya.

Anaknya menjawab , "Manis sekali, Yah"

Kembali ayahnya mengeluarkan perintah yang sama seperti perintah sebelumnya,

"Tuangkan sesendok gula lagi lalu aduklah. Bagaimana rasanya kini?"

Sang anak menjawab dengan cepat, "Terlalu manis, malah tidak enak ,Yah"

"Tuangkan sesendok gula lagi dan aduk. Kini bagaimana rasanya?" kembali ayahnya berkata .

"Rasa kopi ini menjadi tidak enak. Lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gula yang sama-sama terasa, Yah" ujar anaknya seraya menutup mulut.


Ayah tersebut berhenti memberikan perintah. la mulai menjelaskan dengan tutur kata yang lembut, "Ketahuilah,Nak pelajaran yang bisa diambil dari contoh ini adalah jika rasa pahit kopi ibarat kemiskinan hidup, rasa manis gula ibarat kekayaan harta" 

Ayah itu bertanya,

"Menurutmj, kenikmatan hidup seperti apa yang sebaiknya, Nak?"

Sang anak termenung sejenak lalu menjawab,

"Ya,Yah, sekarang saya mulai mengerti. Kenikmatan hidup dapat kita rasakan jika dapat merasakan seperlunya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini, Yah"

Ayahnya lalu tersenyum lebar sambil berkata, "Nah, sekarang campurkan kopi yang sudah kamu beri gula tadi dengan kopi yang belum kamu beri gula. Kemudian aduklah dan tuangkan kedalam cangkir ini. Mari kita sama-sama menikmati secangkir kopi ini"

 Sang anak mengerjakan perintah ayahnya. Setelah itu, kembali ayahnya bertanya,

"Bagaimana rasanya?"

Anaknya menjawab mantap, "Terasa nikmat"

Ayahnya lalu memberikan pesan penutup dengan kalimat yang indah, "Begitu pula, jika kamu memiliki kelebihan harta, akan terasa nikmat saat engkau mau berbagi dengan orang-orang  yang memerlukan".[]


"Lihatlah pada orang yang lebih rendah daripada kamu, dan janganlah melihat pada orang yang lebih tinggi daripada kamu, karena yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah"

(HR al-Bukhari dan Muslim)


Dari Buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga" Jilid 2

Seri Kumpulan Kisah Inspirasi

Kamis, 04 Agustus 2022

๐‹๐„๐๐ˆ๐‡ ๐Š๐€๐˜๐€


"๐˜š๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ค๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฑ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข. ๐˜›๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฏ, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ค๐˜ถ๐˜ค๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข"

(Ernest Hemingway)


Seseorang bertanya kepada Bill Gates, "Apakah ada orang yang lebih kaya daripada dirimu?"


Bill Gates menjawab, "Hanya satu orang." Kemudian, Bill Gates melanjutkan, "Bertahun-tahun yang lalu, aku pernah pergi ke bandara di New York. Aku membaca surat kabar yang dipajang di sana. Aku tertarik dengan isi berita salah satu surat kabar tersebut dan ingin membelinya. Namun, ternyata uang koinku tidak cukup.


Tiba-tiba, seorang anak laki-laki berkulit hitam memanggilku dan mengatakan, 'Koran ini untuk Anda.' Aku berkata, 'Koinku tidak cukup.' la berkata lagi, 'Tidak masalah. Aku memberikan gratis untuk Anda.'


Setelah tiga bulan, aku pergi lagi ke bandara di New York. Secara kebetulan cerita yang sama terjadi lagi, yakni anak yang sama-anak laki-laki berkulit hitam-memberikan koran gratis. Aku pun berkata, 'Aku tidak bisa menerima hal ini.' Kemudian,ia berkata, 'Aku akan memberimu keuntungan dari hal yang telah aku lakukan.'


Setelah 19 tahun berlalu, aku sudah menjadi orang kaya dan memutuskan untuk menemukan anak laki-laki yang telah memberiku majalah dan koran gratis saat aku ada di bandara di New York. Aku menemukannya setelah satu setengah bulan mencari. Aku bertanya kepadanya, 'Apakah kamu mengenaliku?' la menjawab, 'Ya, kamu orang terkenal, Bill Gates.' Aku pun menjelaskan, 'Beberapa tahun yang lalu, kamu memberiku surat kabar gratis dua kali. Sekarang, aku ingin mengimbangimu. Aku akan memberikan semua yang kamu inginkan.'


Sang bocah yang kini telah menjelma menjadi pemuda pun menjawab, 'Anda tidak dapat mengimbangiku.' 'Kenapa?' tanyaku keheranan. la menjawab, "Sebab aku memberi Anda ketika aku miskin, sedangkan Anda ingin memberi saya ketika Anda kaya. Jadi, bagaimana Anda bisa mengimbangiku?' Aku tertegun mendengar perkataan pemuda tersebut dan menyimpulkan, 'Kurasa pemuda berkulit hitam ini lebih kaya daripada aku.'"


 Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Apalagi, jika tangan di atas yang terulur adalah milik orang yang tergolong miskin (kekurangan harta), tentu ini akan lebih istimewa lagi dan merupakan kebaikan yang tak ternilai harganya.[]


Rasulullah saw. bersabda, "๐‘บ๐’†๐’”๐’–๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’–๐’‰๐’๐’š๐’‚, ๐‘จ๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’Š๐’•๐’– ๐’…๐’†๐’“๐’Ž๐’‚๐’˜๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’–๐’Œ๐’‚๐’Š ๐’Œ๐’†๐’…๐’†๐’“๐’Ž๐’‚๐’˜๐’‚๐’๐’‚๐’, ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’–๐’Œ๐’‚๐’Š ๐’‚๐’Œ๐’‰๐’๐’‚๐’Œ-๐’‚๐’Œ๐’‰๐’๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’–๐’๐’Š๐’‚, ๐’…๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’†๐’๐’„๐’Š ๐’‚๐’Œ๐’‰๐’๐’‚๐’Œ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’–๐’“๐’–๐’Œ. "

 (HR Muttafaq 'alaih)


Dari buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga Jilid 2" 

Seri Kumpulan Kisah Inspirasi

๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—š๐—˜๐— ๐—œ๐—ฆ ๐——๐—”๐—ก ๐—ž๐—”๐—œ๐—ฆ๐—”๐—ฅ


 

"๐™ฐ๐š™๐šŠ ๐š™๐šž๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐š™๐šŽ๐š›๐šŒ๐šŠ๐šข๐šŠ, ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ๐šข๐šŠ๐š”๐š’๐š—๐šŠ๐š—, ๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’ ๐š”๐šŽ๐š—๐šข๐šŠ๐š๐šŠ๐šŠ๐š—. ๐™บ๐šŽ๐šข๐šŠ๐š”๐š’๐š—๐šŠ๐š— ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐šœ๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š–๐šŽ๐š—๐šŽ๐š—๐š๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ๐š—๐šข๐šŠ๐š๐šŠ๐šŠ๐š— ๐š‘๐š’๐š๐šž๐š™ ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ"

(Brian Tracy)


Alkisah pada zaman kekaisaran Cina kuno,hiduplah seorang peramal terkenal yang mampu meramal kehidupan seseorang pada masa mendatang. Peramal ini begitu, hebatnya, hingga hampir setiap ramalan yang dibuatnya menjadi kenyataan. Suatu ketika, datanglah dua orang ibu muda secara bersamaan dan masing-masing membawa bayi mereka untuk diramalkan nasibnya di kemudian hari. 

Bayi dari ibu pertama diramal akan menjadi Kaisar sedangkan bayi dari ibu yang kedua diramal akan menjadi pengemis ketika dewasa nanti. 

Pulanglah kedua ibu muda tersebut ke rumah masing-masing.


Ibu pertama sangat senang dan bangga karena kelak anaknya akan menjadi seorang Kaisar. Oleh karena itu, setiap kali bertemu orang lain ia menceritakan nasib anaknya kelak. 

Waktu pun berlalu, dari kecil sampai dewasa ibu ini sangat memanjakan anaknya, apa pun yang diinginkan anaknya selalu diberikan. Bahkan, ia merasa tidak perlu menyekolahkan anaknya, karena toh nantinya akan menjadi orang yang paling penting di kerajaan. Namun, lain halnya dengan ibu yang kedua. Ibu ini sangat bersedih karena anaknya kelak akan menjadi seorang pengemis. la mengurung dirinya dan mendidik anaknya dengan keras dan disiplin ketat. Ibu ini bertekad agar anaknya kelak tidak menjadi pengemis seperti kata sang peramal. Setiap hari anaknya diberikan pelajaran yang baik dan disiplin yang tinggi. Singkat cerita, ketika kedua anak ini tumbuh dewasa,kenyataan menjadi terbalik. Oleh karena sering dimanja dan tidak pernah susah dalam hidupnya,anak yang diramal menjadi Kaisar akhirnya menjadi pengemis, sedangkan anak yang ditempa dengan keras oleh ibunya dan dididik dengan disiplin tinggi akhirnya menjadi Kaisar.


Dua orang ibu itu mendapat informasi yang sama dari peramal. Namun, sikap terhadap informasi yang diterima dan pengendalian pikirannya tidak sama, sehingga ramalan dan kenyataan bisa berbalik 180°.[]


"๐’๐š๐ญ๐ฎ-๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ๐ง๐ฒ๐š ๐ก๐š๐ฅ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ข๐ฌ๐š๐ก๐ค๐š๐ง ๐š๐ง๐ญ๐š๐ซ๐š ๐ฌ๐ž๐ฌ๐ž๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐š๐ฉ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ข๐š ๐ข๐ง๐ ๐ข๐ง๐ค๐š๐ง ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ก๐ข๐๐ฎ๐ฉ๐ง๐ฒ๐š ๐ฌ๐ž๐ซ๐ข๐ง๐  ๐ค๐š๐ฅ๐ข ๐ก๐š๐ง๐ฒ๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ค๐ž๐ข๐ง๐ ๐ข๐ง๐š๐ง ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐ž๐ง๐œ๐จ๐›๐š ๐๐š๐ง ๐ค๐ž๐ฒ๐š๐ค๐ข๐ง๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ค๐ฎ๐š๐ญ ๐›๐š๐ก๐ฐ๐š ๐ก๐š๐ฅ ๐ข๐ญ๐ฎ ๐๐š๐ฉ๐š๐ญ ๐๐ข๐œ๐š๐ฉ๐š๐ข"

(Richard M. De Vos)


Dari buku

Fight Like a Tiger, Win Like a Champion

Selasa, 02 Agustus 2022

๐“๐„๐‘๐”๐’๐Š๐€๐ ๐Š๐„๐๐€๐ˆ๐Š๐€๐๐๐˜๐€


"๐Š๐ž๐๐ž๐ซ๐ฆ๐š๐ฐ๐š๐ง๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ฃ๐š๐ญ๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ฌ๐ฎ๐š๐ญ๐ฎ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐š๐ข๐ค ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฌ๐ž๐ฌ๐ž๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐ฉ๐ž๐ซ๐ง๐š๐ก ๐ญ๐š๐ก๐ฎ ๐ฉ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ง๐ฒ๐š"

(Frank Howard Clark)


Siswa tersebut adalah Trevor, seorang bocah berusia delapan tahun yang berpikir jika ia melakukan kebaikan kepada tiga orang di sekitarnya, lalu jika ketiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kebaikan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka ia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Konsep ini ia beri nama "๐๐š๐ฒ ๐ˆ๐ญ ๐…๐จ๐ซ๐ฐ๐š๐ซ๐"


Dengan menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda bukannya membayar kebaikan orang yang membantu Anda (Pay It Back) tetapi Anda menyebarkan kebaikan kepada lebih banyak orang lagi (Pay It Forward).

Singkat cerita, Trevor memutuskan untuk mencoba konsep tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. la pun menentukan tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen yaitu ibunya sendiri, seorang gelandangan yang selalu dilihatnya di pinggir jalan dan teman sekelasnya yang sering diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal.


Eksperimennya pun dimulai. Trevor melihat bahwa ibunya yang merupakan orang tua tunggal merasa sangat kesepian dan melarikan diri dalam minuman keras. Trevor berusaha untuk mencarikan teman berbicara, menjauhkan dari minuman keras. Rupanya usahanya tak sia-sia. Ibunya berhasil mengatasi masalahnya dan terharu akan usaha anaknya dan mengucapkan terimakasih. Trevor membalasnya dengan kalimat "๐‘ป๐’†๐’“๐’–๐’”๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Š๐’•๐’–, ๐‘ฉ๐’–".

Sang ibu terkesan dengan apa yang dilakukan Trevor, dan akhirnya terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah nenek Trevor. Hubungan mereka selama ini tidak harmonis dan sehingga tidak pernah bertegur sapa. Kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan di antara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, dan pada saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, ibunda Trevor berkata persis sama seperti yang Trevor katakan  "๐‘ป๐’†๐’“๐’–๐’”๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Š๐’•๐’–, ๐‘ฉ๐’–"

Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, memutuskan untuk meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek hanya berpesan: "๐‘ป๐’†๐’“๐’–๐’”๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Š๐’•๐’–, ๐‘ต๐’‚๐’Œ"


Pemuda itu meneruskan kebaikannya dengan memberikan nomor antrean dokter kepada seorang gadis kecil yang harus didahulukan karena penyakitnya memerlukan perawatan dengan segera. Atas ucapan terimakasih ayah gadis itu, pemuda itu berpesan "๐‘ป๐’†๐’“๐’–๐’”๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Š๐’•๐’–, ๐‘ป๐’–๐’‚๐’"


Ayah si gadis kecil yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan sebuah stasiun TV yang mobilnya mengalami kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara. Lagi-lagi saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis hanya berpesan: "๐‘ป๐’†๐’“๐’–๐’”๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ๐’‚๐’๐’๐’š๐’‚".

Jiwa jurnalismenya mendorong wartawan itu untuk menelusuri mundur dan mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrean nomor dokter, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai akhirnya ia menemukan Trevor yang si pencipta ide tersebut.


Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, wartawan tersebut mengatur agar Trevor bisa tampil di televisi supaya banyak orang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak kecil ini. Saat kesempatan untuk tampil di televisi terlaksana, Trevor mengajak semua pemirsa yang menonton acara tersebut untuk ๐๐ž๐ซ๐ฌ๐ž๐๐ข๐š ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ฎ๐ฅ๐š๐ข ๐๐š๐ซ๐ข ๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฆ๐ž๐ซ๐ž๐ค๐š ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐›๐š๐ข๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐ฉ๐š๐๐š ๐จ๐ซ๐š๐ง๐ -๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐๐ข ๐ฌ๐ž๐ค๐ข๐ญ๐š๐ซ ๐ฆ๐ž๐ซ๐ž๐ค๐š agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih.


Namun sangat disayangkan umur Trevor sangat singkat, ia ditusuk pisau saat hendak menolong seorang teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan. Selepas upacara pemakaman Trevor, betapa terkejutnya sang ibu melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya, meletakkan karangan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berdukacita terhadap kepergian anaknya. Trevor sebagai pencetus ide "Pay It Forward" (Teruskan kebaikannya) sendiri pun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain. Seandainya ia sendiri masih hidup pastinya ia juga tidak menyangka dalam waktu dua minggu sebuah kebaikan dapat membuahkan 4.782.969 kebaikan yang memenuhi kehidupan orang lain. Sebuah kebaikan tidak hanya melahirkan sebuah kebaikan tetapi menjadi berlipat-lipat kebaikan.


Meski kisah tentang Trevor ini sebuah film, namun banyak nilai-nilai yang kita dapatkan bahwa perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu memengaruhi kehidupan mereka dan bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak bosan-bosan berbuat baik kepada orang lain.[]

"๐˜–๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฉ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ  ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ต, ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ต."

(Thomas J Watson, Sr)


Dari buku

"The Heart of Gold"

MIMPI IPUL

Bocah ini dari  filial SDN 01Labuan Kananga. Sebuah sekolah beratap ijuk berdinding kayu di kaki gunung Tambora 

Bulan-bulan pertama lpul rajin ke rumah keluarga angkat saya untuk les atau pinjam buku. Dia juga menggerakkan teman-temannya untuk ikut belajar tambahan dengan datang lebih awal sehingga mengetahui lebih banyak dibandingkan teman-temannya.

Suatu saat dia bercerita padaku tentang rindu kepada mamanya yang ditahan di rutan dan belum juga pulang, meski masa tahanan sudah lewat. Dia bercerita dengan menulis  dua halaman penuh sampai terasa lega. Dan ucapan terima kasihnya padaku diungkapkan dengan sebuah nangka yang harum,

"lni lbu, katanya lbu suka nangka"

Selama menunggu ibunya keluar dari tahanan, Ipul rajin ke rumah keluarga angkat saya menagih soal tambahan pelajaran atau meminjam buku, dia tak akan pulang kalau tak kuingatkan hari sudah senja dan sebentar lagi adzan Maghrib.

Air mataku merebak sesaat melihat ia diam-diam menggambar aku menggandeng tangannya dan menulis

"lbu Riri baik seperti Mama saya" la bersikeras menjadi pemain bola, tetapi juga melihat dirinya kelak sebagai pemilik hotel dan restoran, pendaki gunung Tambora, dan pengunjung candi Borobudur, sampai menjadi prajurit dari lbu Riri yang menjadi ratu, dalam goresan gambar yang bermakna. Saat lari pagi bersama murid kl.4, dengan cepat ia menggoreskan ranting diatas pasir, berkata dalam gambar

"lni lpul dan lbu Riri yang baik hati karena suka bermain dengan anak-anak", berkali-kali tingkah dan perilakunya menghangatkan hatiku.

Mimpi lpul adalah berkuliah

"Bapak saya bilang saya disuruh kuliah di Mataram ,tapi saya mau di Jakarta. Saya mau belajar seperti bu Riri muda, lalu kita makan ayam goreng yang enak....Dan pergi ke kebun teh. Ibu nanti pake baju bagus yang saya kasih"

Suatu saat, selesai sesi bahasa Inggris yang seru, lpul menggambar gedung tinggi yang dilihatnya dari buku dan kembali menulis

"lbu, saya doakan semoga ibu panjang umur dan bisa mengajar di Amerika seperti cita-cita lbu, nanti ibu bisa makan yang enak dan melihat pemandangan yang indah ....tapi jangan lupakan kami di desa labuan Kenanga ya, Bu....saya mau minta foto lbu dan nomor henpon lbu, jadi nanti kalau lbu pergi lalu saya kangen, saya bisa telepon lbu sambil lihat foto lbu....."

...........................


Disarikan dari buku

CATATAN KECIL PENGAJAR MUDA

Setahun mengajar ,seumur hidup menginspirasi



๐๐„๐‘๐ˆ๐’๐“๐ˆ๐‘๐€๐‡๐€๐“๐‹๐€๐‡ ๐ƒ๐„๐๐†๐€๐ ๐‚๐„๐‘๐ƒ๐€๐’


Bersama dengan beberapa orang tua, pemuda itu bekerja memotong pohon disuatu hutan. Anak muda itu dengan semangat yang tinggi bekerja keras dengan melewatkan waktu istirahatnya. Dia menyesalkan para orang tua itu yang membuang waktunya dengan istirahat. Tapi dia melihat,meski mereka banyak beristirahat dengan ngobrol  dan minum, hasil tebangan pohon yang mereka peroleh ternyata sama banyak. Kadang-kadang mereka memperoleh hasil tebangan yang lebih banyak dibandingkan hasil perolehannya. Pemuda itu kembali bekerja keras melewatkan waktu istirahatnya pada keesokan harinya dan.... ternyata hasilnya justru lebih buruk. Suatu kali, saat istirahat seorang dari mereka mengajaknya istirahat dan minum. Pemuda itu menolak dan mengatakan tidak mempunyai banyak waktu. "๐‘ฐ๐’•๐’– ๐’‰๐’‚๐’๐’š๐’‚ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’–๐’‚๐’๐’ˆ ๐’•๐’†๐’๐’‚๐’ˆ๐’‚ ๐’”๐’‚๐’‹๐’‚, ๐‘จ๐’๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’–๐’…๐’‚ ๐’‹๐’Š๐’Œ๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’– ๐’•๐’†๐’“๐’–๐’” ๐’Ž๐’†๐’๐’†๐’ƒ๐’‚๐’๐’ˆ ๐’•๐’‚๐’๐’‘๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’”๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’Œ๐’Ž๐’–" kata orang tua itu sambil tersenyum. Barulah pemuda itu sadar, bahwa pada saat istirahat sambil ngobrol dan minum, mereka sempatkan untuk mengasah kembali kampaknya. Itulah sebabnya mengapa mereka bisa menebang pohon lebih banyak. Orang tua itu melanjutkan "๐‘จ๐’‘๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’–๐’•๐’–๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’†๐’‡๐’Š๐’”๐’Š๐’†๐’๐’”๐’Š ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‚๐’๐’‡๐’‚๐’‚๐’•๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’•๐’†๐’“๐’‚๐’Ž๐’‘๐’Š๐’๐’‚๐’ ๐’…๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’Ž๐’‚๐’Ž๐’‘๐’–๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’”๐’†๐’„๐’‚๐’“๐’‚ ๐’„๐’†๐’“๐’…๐’‚๐’”. ๐‘ซ๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’…๐’†๐’Ž๐’Š๐’Œ๐’Š๐’‚๐’, ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‘๐’–๐’๐’š๐’‚๐’Š ๐’๐’†๐’ƒ๐’Š๐’‰ ๐’ƒ๐’‚๐’๐’š๐’‚๐’Œ ๐’˜๐’‚๐’Œ๐’•๐’– ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’“๐’‹๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‰๐’‚๐’-๐’‰๐’‚๐’ ๐’๐’‚๐’Š๐’. ๐‘จ๐’•๐’‚๐’–...๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’๐’Š๐’Œ๐’๐’š๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’– ๐’•๐’†๐’“๐’–๐’” ๐’ƒ๐’†๐’“๐’Œ๐’‚๐’•๐’‚...๐’‚๐’Œ๐’– ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‘๐’–๐’๐’š๐’‚ ๐’˜๐’‚๐’Œ๐’•๐’–".[]


๐๐ž๐ซ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ซ๐š๐ก๐š๐ญ ๐ฌ๐ž๐œ๐š๐ซ๐š ๐ฌ๐ข๐ง๐ ๐ค๐š๐ญ ๐ฌ๐ž๐ฅ๐š๐ฆ๐š ๐ค๐ž๐ซ๐ฃ๐š ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐ฎ๐š๐ญ ๐€๐ง๐๐š ๐ฃ๐š๐๐ข ๐ฅ๐ž๐›๐ข๐ก ๐ฌ๐ž๐ ๐š๐ซ, ๐€๐ง๐๐š ๐›๐ข๐ฌ๐š ๐›๐ž๐ซ๐ฉ๐ข๐ค๐ข๐ซ ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐›๐š๐ข๐ค ๐๐š๐ง ๐›๐ž๐ค๐ž๐ซ๐ฃ๐š ๐ฅ๐ž๐›๐ข๐ก ๐›๐š๐ข๐ค ๐ฌ๐ž๐ญ๐ž๐ฅ๐š๐ก ๐›๐ž๐ซ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ซ๐š๐ก๐š๐ญ. ๐๐ข๐ค๐ข๐ซ๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐ฆ๐›๐š๐ฅ๐ข ๐ฌ๐ญ๐ซ๐š๐ญ๐ž๐ ๐ข ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐ž๐ฅ๐ข๐ก๐š๐ญ ๐ฉ๐ž๐ค๐ž๐ซ๐ฃ๐š๐š๐ง ๐๐š๐ซ๐ข ๐ฌ๐ฎ๐๐ฎ๐ญ ๐ฉ๐š๐ง๐๐š๐ง๐  ๐ฅ๐š๐ข๐ง ๐ฌ๐ž๐ฅ๐š๐ฆ๐š ๐›๐ž๐ซ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ซ๐š๐ก๐š๐ญ.


Dari buku 

"Koin Emas di tepi jalan"

๐™Ž๐™€๐™‡๐™€๐™ˆ๐˜ฝ๐˜ผ๐™ ๐™†๐™€๐™๐™๐˜ผ๐™Ž ๐™Ž๐™Š๐˜ฝ๐™€๐™† ๐™๐™‰๐™๐™๐™† ๐™ˆ๐™๐™Ž๐™๐™ƒ


"๐ƒ๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ก๐š๐๐š๐ฉ๐ข ๐ฆ๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ก, ๐ญ๐š๐ค ๐š๐๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฅ๐ž๐›๐ข๐ก ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ž๐ง๐š ๐๐š๐ซ๐ข๐ฉ๐š๐๐š ๐ฌ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐ญ๐š ๐ค๐š๐ฌ๐ข๐ก ๐ฌ๐š๐ฒ๐š๐ง๐ "

(Cut Nyak Dien)


Suatu saat pada upacara pemakaman,

Seorang isteri berdiri memberikan sambutan pada saat pemakaman suaminya. Wanita itu mengambil secarik kertas, potongan kertas tua. la mengatakan bahwa suaminya telah menyimpan potongan kertas itu dan membawanya ke mana-mana sejak suaminya masih berada di bangku sekolah. Dan setiap kali suaminya itu merasa kesal atau marah, ia akan mengambil kertas ini, melihatnya, dan kertas ini membuat seluruh pemikiran negatifnya hilang. la berkata bahwa suaminya menceritakan kepadanya dari mana potongan kertas ini berasal.

la mengatakan, saat suaminya dahulu masuk di SMA khusus putra, ada pertengkaran yang berujung pada perkelahian di dalam kelas. Guru kelas itu kemudian memerintahkan semua orang untuk duduk dan mengambil selembar kertas dari buku catatan mereka. Di bagian tengah kertas itu ditarik garis lurus kebawah sehingga membagi kertas itu menjadi kolom kiri dan kanan. Di bagian paling atas kertas itu mereka harus menulis nama anak yang paling mereka benci di kelas itu, yang benar-benar mengesalkan.  Nama mereka diletakkan paling atas, lalu di kolom sebelah kiri tuliskan mengapa mereka itu demikian mengesalkan. Anak-anak itu jelas menulis dengan sangat lancar dan mudah. Selanjutnya guru memerintahkan menulis semua yang mereka kagumi dan hargai dari orang itu.


"๐‘ป๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’–๐’๐’ˆ๐’Œ๐’Š๐’, ๐‘ฉ๐’– ๐‘ฎ๐’–๐’“๐’–!" protes mereka keberatan.

 '๐‘ป๐’–๐’๐’Š๐’”!" Sekali lagi guru memerintahkan.

Tentu menjadi sulit saat menuliskan hal yang mereka kagumi dalam diri orang yang membuat mereka marah, namun ketika mereka telah mengisi sisi sebelah kanan, guru itu menyuruh mereka melipat kertas itu di bagian tengah, tepat di garis pemisah itu. Lalu robek dengan hati-hati sepanjang garis itu.


"๐‘บ๐’‚๐’š๐’‚ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’Œ๐’†๐’๐’Š๐’๐’Š๐’๐’ˆ ๐’”๐’‚๐’Ž๐’ƒ๐’Š๐’ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’‚๐’˜๐’‚ ๐’•๐’†๐’Ž๐’‘๐’‚๐’• ๐’”๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’‰ ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’–๐’Ž๐’‘๐’–๐’๐’Œ๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’Š๐’“๐’Š ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’Š๐’”๐’Š ๐’”๐’†๐’Ž๐’–๐’‚ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’†๐’๐’„๐’Š ๐’…๐’‚๐’“๐’Š ๐’Ž๐’–๐’”๐’–๐’‰ ๐’Œ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’. ๐‘บ๐’†๐’…๐’‚๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š๐’‚๐’ ๐’Œ๐’‚๐’๐’‚๐’, ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’๐’‚๐’Š ๐’”๐’Š๐’‡๐’‚๐’• ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐’Œ๐’‚๐’ˆ๐’–๐’Ž๐’Š ๐’…๐’‚๐’“๐’Š ๐’Ž๐’–๐’”๐’–๐’‰ ๐’Œ๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’, ๐’ƒ๐’†๐’“๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’…๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’“๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’‘๐’‚๐’…๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’Œ๐’‚."

Lalu istri mendiang itu mengatakan, "๐‘ฐ๐’๐’Š๐’๐’‚๐’‰ ๐’‘๐’๐’•๐’๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’“๐’•๐’‚๐’” ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’…๐’Š๐’ƒ๐’†๐’“๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’–๐’”๐’–๐’‰ ๐’”๐’–๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’”๐’‚๐’š๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’‘๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’š๐’‚. ๐‘ฒ๐’†๐’“๐’•๐’‚๐’” ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’๐’‚๐’Ž๐’‚๐’๐’š๐’‚ ๐’…๐’Š ๐’‚๐’•๐’‚๐’” ๐’…๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’Ž๐’–๐’‚ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’…๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ˆ๐’–๐’Ž๐’Š ๐’Ž๐’–๐’”๐’–๐’‰๐’๐’š๐’‚ ๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’Ž ๐’…๐’Š๐’“๐’Š๐’๐’š๐’‚." Dan dia berkata, "๐‘บ๐’–๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’–๐’‰. ๐‘ฑ๐’Š๐’Œ๐’‚ ๐’Ž๐’–๐’”๐’–๐’‰๐’Œ๐’– ๐’”๐’‚๐’‹๐’‚ ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’Š๐’Œ๐’Š๐’“๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‰๐’‚๐’-๐’‰๐’‚๐’ ๐’๐’–๐’‚๐’“ ๐’ƒ๐’Š๐’‚๐’”๐’‚ ๐’Š๐’๐’Š ๐’‘๐’‚๐’…๐’‚ ๐’…๐’Š๐’“๐’Š๐’Œ๐’–, ๐’Ž๐’–๐’๐’ˆ๐’Œ๐’Š๐’ ๐’‚๐’Œ๐’– ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’Š๐’Œ๐’Š๐’“๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’๐’‚๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ-๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’–๐’ƒ๐’†๐’๐’„๐’Š. ๐‘ด๐’–๐’๐’ˆ๐’Œ๐’Š๐’ ๐’‚๐’Œ๐’– ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’Š๐’‰๐’‚๐’• ๐’”๐’Š๐’”๐’Š ๐’๐’‚๐’Š๐’ ๐’…๐’‚๐’“๐’Š ๐’ˆ๐’‚๐’“๐’Š๐’” ๐’•๐’†๐’ˆ๐’‚๐’Œ ๐’‘๐’‚๐’…๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’“๐’•๐’‚๐’” ๐’Š๐’•๐’– ๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’Ž ๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’”๐’‚๐’š๐’‚."

Pada akhir pidatonya, tiga atau empat orang berdiri-mereka adalah mantan teman sekelas mendiang-dan mereka mengeluarkan potongan kertas yang sama. Mereka juga menyimpannya. Sungguh berarti, mengetahui bahwa musuh Anda bisa melihat sesuatu yang indah pada diri Anda.[]

 "๐˜š๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ."

( Sun Tzu)

Dari buku

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!"

Senin, 01 Agustus 2022

๐๐”๐‹๐€๐ ๐ƒ๐€๐ ๐‰๐€๐‘๐ˆ

 


"๐Š๐ž๐›๐ž๐ง๐š๐ซ๐š๐ง ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐›๐ฎ๐ญ๐ฎ๐ก ๐ฉ๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ง๐š๐ซ๐š๐ง ๐๐š๐ซ๐ข ๐ฆ๐š๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐š ๐ฆ๐š๐ง๐š๐ฉ๐ฎ๐ง. ๐ˆ๐š ๐›๐ž๐ซ๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข. ๐†๐š๐ ๐š๐ก. ๐Œ๐ž๐ฌ๐ค๐ข ๐๐ข๐ญ๐ฎ๐ญ๐ฎ๐ฉ๐ข, ๐š๐๐š ๐ฌ๐š๐š๐ญ๐ง๐ฒ๐š ๐ข๐š ๐š๐ค๐š๐ง ๐ญ๐ž๐ซ๐ฅ๐ข๐ก๐š๐ญ ๐ค๐ž๐ฆ๐›๐š๐ฅ๐ข"


Seorang muda yang sedang belajar menghadap Guru Zen Huineng, untuk mohon petunjuk.

"Jujur saja, saya ini sebenarnya tidak bisa membaca dan menulis", kata sang Guru kepada pemuda itu. "Tetapi, jika kamu dapat membacakan kata-kata itu padaku, mungkin aku bisa menjelaskan apa artinya"

Pemuda itu heran, "Guru pasti sedang bergurau. Jika Anda tidak dapat membaca, bagaimana Anda mengerti artinya?".

"Kebenaran tidak ada hubungannya dengan kata-kata" kata Guru Zen itu dengan tenang. "Kebenaran itu seperti bulan, seperti burung-burung di langit dan bunga di padang liar. Kata-kata itu seperti jari. Jari dapat menunjuk dimana bulan, dimana burung dan bunga berada, tapi jari bukanlah bulan, burung dan bunga itu sendiri. Disamping itu, kamu dapat melihat semua hal tersebut tanpa menggunakan jarimu, bukan?" []


"๐Œ๐ž๐ฆ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ง๐š๐ซ ๐›๐š๐ก๐ฐ๐š ๐ค๐š๐ญ๐š-๐ค๐š๐ญ๐š ๐ก๐š๐ง๐ฒ๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฌ๐ข๐ฆ๐›๐จ๐ฅ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐š๐ฉ๐š๐ญ ๐ฆ๐ž๐ง๐ฎ๐ง๐ฃ๐ฎ๐ค๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐›๐ž๐ง๐š๐ซ๐š๐ง ๐๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ง๐ž๐ซ๐ข๐ฆ๐š ๐ค๐ž๐›๐ž๐ง๐š๐ซ๐š๐ง ๐ค๐š๐๐š๐ง๐  ๐ฅ๐ž๐›๐ข๐ก ๐ฌ๐ฎ๐ฅ๐ข๐ญ ๐๐š๐ซ๐ข ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ฎ๐œ๐š๐ฉ๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐›๐ž๐ง๐š๐ซ๐š๐ง ๐ข๐ญ๐ฎ ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข"


Dari buku

KISAH-KISAH KEBIJAKSANAAN CHINA KLASIK

Refleksi bagi Para Pemimpin

๐๐„๐Œ๐ˆ๐Œ๐๐ˆ๐ ๐๐„๐‘๐‡๐€๐“๐ˆ ๐„๐Œ๐€๐’

Pernahkah Anda memenangkan sebuah perlombaan namun Anda tidak sempat hadir menerima penghargaan itu? Bagaimana perasaan Anda? Bagaimana perasaan penonton? Bagaimana perasaan panitia? Saya yakin Anda pasti kecewa berat karena Anda ingin sekali mendapatkan penghargaan tersebut. Anda juga bisa menebak sikap penonton dan tim juri, mereka bukan hanya kecewa, mereka juga mungkin memberikan hadiah tersebut kepada juara kedua yang hadir di acara itu. Tapi hal ini sama sekali tidak dirasakan oleh Liu Xiaobo, pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2010 dari China. Demikian juga dengan para penonton dan para juri yang memberikan tepuk tangan bergemuruh walaupun Liu Xiaobo hanya diwakilkan oleh sebuah kursi kosong. Juri berketetapan untuk tidak mengganti dengan pemenang lain walau sudah mengetahui bahwa Liu yang masih menjalani hukuman penjara tidak dapat hadir menerima penghargaan tersebut. Liu Xia, istri Liu yang sebenarnya dapat mewakili suaminya untuk menerima penghargaan tersebut, dikenai hukuman tahanan rumah. la tidak diperbolehkan keluar dari apartemennya, dan tidak dapat menggunakan telpon selulernya karena nomornya diblokir. Beth Schwanke, konselor hukum internasional dari Freedom Now yang mewakili Liu Xiaobo mengatakan, sang pemenang menangis ketika tahu bahwa ia menerima Nobel Perdamaian. Liu ingin mendedikasikan award ini kepada semua orang yang terbunuh pada demonstrasi 1989 di Tiananmen Square. Ia adalah orang pertama China yang menerima penghargaan nobel yang ketika menerima masih tinggal di China.

Para pemimpin yang berhati emas sangatlah menyadari bahwa tugas dan tanggung jawab pemimpin jauh lebih besar dari hak yang perlu dituntutnya. Mereka menyadari bahwa sebagai seorang pemimpin, pengorbanan serta contoh yang terbaiklah yang harus terus menerus ditekankan. Alangkah baiknya jika kita semua yang ingin menjadi pemimpin dapat belajar dari contoh sederhana yang tak pernah lekang dimakan zaman. Be a Leader with a Golden Heart! []

"๐’๐š๐ฒ๐š ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฅ๐ž๐ฐ๐š๐ญ๐ข ๐๐ฎ๐ง๐ข๐š ๐ข๐ง๐ข ๐ฌ๐ž๐ค๐š๐ฅ๐ข, ๐Š๐š๐ซ๐ž๐ง๐š ๐ข๐ญ๐ฎ, ๐š๐ฉ๐š๐ฉ๐ฎ๐ง ๐ค๐ž๐›๐š๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฌ๐š๐ฒ๐š ๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง ๐š๐ญ๐š๐ฎ ๐๐š๐ฉ๐š๐ญ ๐ฌ๐š๐ฒ๐š ๐ญ๐ฎ๐ง๐ฃ๐ฎ๐ค๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐ฉ๐š๐๐š ๐ฆ๐š๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐š ๐ฆ๐š๐ง๐š ๐ฉ๐ฎ๐ง, ๐›๐ข๐š๐ซ๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐š๐ฒ๐š ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š ๐ฌ๐ž๐ค๐š๐ซ๐š๐ง๐  ... ๐ค๐š๐ซ๐ž๐ง๐š ๐ฌ๐š๐ฒ๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฅ๐ž๐ฐ๐š๐ญ๐ข ๐ฃ๐š๐ฅ๐š๐ง ๐ข๐ง๐ข ๐ฅ๐š๐ ๐ข"

(Etienne Grillet)


Dari buku

"The Heart of Gold"


Keterangan foto: Ketua Komite Nobel memandang kursi kosong yang terdapat sertifikat penghargaan atas Liu Xiaobo



Edisi Hari Buku Nasional AYAH, AKU, DAN BUKU

Saat sudah bisa membaca, saya mendapat rak khusus berisi buku kanak-kanak dari Ayah.  Beliau tidak mau jika buku-buku saya tercecer. Oleh ka...