Saya pernah hidup membawa dendam selama lima tahun. Waktu berumur 14 tahun, saya berkenalan dengan kakak beradik dan kelompoknya yang sungguh-sungguh jahat. Mereka mengajarkan saya mencuri burung dara, mangga, benang gelasan pabrik (dari anak-anak orang kaya), puluhan tandan pisang dari kebun, dan barang apa saja yang bisa dijual.
Pada saat hendak keluar dari kelompok itu, saya diancam dan diteror. Puncaknya, pada suatu malam, mereka mencegat dan memukuli saya. Satu tendangan dari belakang membuat saya terjerembab dan pada saat yang sama sebuah sepeda motor menggilas paha saya. Dengan paha terkelupas dan berdarah saya berhasil lolos.
Waktu itu saya tidak berdaya. Selain mereka lebih besar, kelompok tersebut memang dikenal dengan anak-anak jalanan yang kejam.
Sejak peristiwa itu, saya berjanji dalam hati kelak akan membalas dendam perlakuan mereka. Tahun berganti, saya pindah ke Jayapura, kemudian ke Jakarta dan masuk STM. Ternyata waktu tak mampu mengikis dendam masa kecil.
Suatu hari, saya berkesempatan ke Surabaya. Dendam lama kembali berkobar. Entah setan apa yang merasuki hati dan pikiran saya, malam itu saya memutuskan untuk melakukan pembalasan atas peristiwa yang saya alami lima tahun lalu. Saya menyiapkan sebuah pisau yang akan saya gunakan untuk menikam salah satu dari mereka.
Namun dari seorang teman, saya mendapat kabar ternyata sang adik sudah tewas dibunuh orang. Sedangkan kakaknya terakhir diketahui dalam kondisi mengenaskan karena penyakit dan dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Tidak jelas dimana kini ia tinggal.
Entah bagaimana masa depan saya jika upaya balas dendam itu benar-benar terlaksana. Saya kemudian menyadari dengan cara-Nya Tuhan menghindarkan saya dari upaya balas dendam. Sejak itu saya berjanji untuk tidak memelihara bibit dendam sepanjang hidup saya sebab dendam membutakan hati.[]
𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧, 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦.
𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚.
𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐳𝐡𝐚𝐥𝐢𝐦.
𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐮𝐥𝐢𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐮𝐣𝐢.
Dari buku
ANDY'S CORNER
Kumpulan Curahan Hati Andy F Noya