Saat les berjalan 1jam, tiba-tiba datanglah seorang bapak mengantar anaknya yang menangis. Mereka datang dari laut dengan baju basah karena hujan dan tangan berkerut karena kedinginan.
Bapaknya menjelaskan bahwa anak sudah meronta ingin pulang karena kedinginan dan ingin ikut les. Guru itu tersenyum dan merangkulnya untuk kemudian berbaur dengan kawannya yang lain dan bapaknya pulang.
Saat les berakhir hujan belum reda, tapi mereka harus pulang sambil tersenyum dan mengucap salam.
Namun,anak yang terlambat tadi masih belum beranjak.
"𝑩𝒖,𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒂𝒇 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂", katanya
𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 ,𝑵𝒂𝒌?"
"𝑰𝒌𝒖𝒕 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒖𝒕 𝒕𝒂𝒅𝒊 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒋𝒖𝒂𝒍 𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒍𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒖 𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔. 𝑩𝒖𝒌𝒖 𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔, 𝑩𝒖"
Ibu Guru itu diam. Ia terenyuh. "𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒑𝒂𝒌" anak itu menunduk sedih.
"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂,𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒌𝒖𝒊𝒏𝒚𝒂"
"𝑩𝒖, 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏-𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒄𝒊𝒕𝒂-𝒄𝒊𝒕𝒂 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓, 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒏𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏, 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂. 𝑨𝒑𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉, 𝑩𝒖 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒏𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏?"
Guru itu diam.Percakapan singkat itu membuat guru itu menarik nafas panjang,lalu berkata:
"𝑵𝒂𝒌,𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒂𝒑𝒂𝒑𝒖𝒏 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊,𝒔𝒆𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒂𝒑𝒂𝒑𝒖𝒏 𝒄𝒊𝒕𝒂-𝒄𝒊𝒕𝒂𝒎𝒖, 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓, 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓, 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂, 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓. 𝑫𝒆𝒎𝒊𝒌𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒏𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏. 𝑺𝒆𝒌𝒐𝒍𝒂𝒉𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓".
Murid itu diam
"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒋𝒂𝒖𝒉-𝒋𝒂𝒖𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒊𝒏𝒊. 𝑨𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒏𝒂" jawabnya sambil meringis dan tersenyum.
Guru itu hanya bisa mengusap kepalanya dan menyuruh pulang, karena hari sudah gelap. Guru itu menatap kepergian muridnya dengan langkah kaki yang sedikit berirama. Mungkin tanda ia senang.
Sore menjadi gelap.Hari ini sempurna bagi guru itu. Ia banyak belajar dari kegigihan, ketangguhan dan kejujuran muridnya.
Bahwa jadi apapun kita nanti dan sekarang, jadilah orang yang baik dan orang yang pintar...[]
(Dikisahkan oleh Furiyani Nur Amalia, pengajar muda kab.kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara)
Dari buku
INDONESIA MENGAJAR 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar