"𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝗸𝗲𝗽𝘂𝘁𝘂𝘀𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝘀𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗸𝗲𝗽𝘂𝘁𝘂𝘀𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗺𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗶𝗸。"
Seekor ular memasuki gudang tempat bekerja seorang tukang kayu pada malam hari.
Tukang kayu itu mempunyai kebiasaan membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan dan tidak merapikannya, karena besok akan melanjutkan pekerjaannya.
Ketika seekor ular masuk ke sana, secara kebetulan ia merayap di atas gergaji. Tajam mata gergaji menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan bahwa gergaji itu menyerangnya. la pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.
Tentu saja serangan yang bertubi-tubi menyebabkan adanya luka parah pada bagian mulut ular. Karena marah dan putus asa, ular pun berusaha mengerahkan kemampuan terakhir untuk mengalahkan musuhnya itu, yakni dengan membelit kuat gergaji tersebut. Belitan tersebut menyebabkan tubuh luar ular terluka sangat parah hingga ia pun mati binasa. Saat pagi hari, si tukang kayu terkejut karena menemukan bangkai ular di sebelah gergaji kesayangannya.
Kadang kala pada saat marah, kita ingin melukai orang lain. Setelah semua berlalu, kita baru menyadari bahwa yang terluka lebih parah adalah diri kita sendiri. Seberapa banyak perkataan yang terucap dan tindakan yang dilakukan saat amarah menguasai maka sebanyak itu pula kita melukai diri kita sendiri.
Dendam, benci, curiga, atau pikiran negatif apa pun itu sebenarnya bagaikan ular yang membelit gergaji, yang bisa terus-menerus muncul dalam pikiran kita, serta menusuk dan membakar batin kita sendiri. Latihlah diri kita setiap saat untuk memaafkan, serta mampu dengan cepat melepaskan dan membuang "sampah" pengotor batin dan pikiran kita.[]
"𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐤𝐞𝐝𝐚𝐦𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐚𝐦𝐚𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢."
(Dalai Lama XIV)
Dari buku
"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA"
Seri Kumpulan Kisah Inspiratif jilid 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar