Selasa, 30 November 2021

BEKAS GARIS DIATAS PAPAN KAYU


Suatu hari ,Guru Zen membagikan sebilah papan dan sebuah pisau yang tajam kepada setiap muridnya.

Mereka masing-masing disuruh membuat sebuah garis diatas papan. Setelah itu, guru Zen mengambil papan itu dan menyimpannya kembali.

Keesokan harinya, para murid diminta melakukan hal yang sama pada bekas garis sebelumnya. Begitu seterusnya sampai beberapa hari.

Pada hari ke-11, semua murid masih melakukan hal yang sama. Tetapi salah seorang diantara mereka terkejut ketika kayu itu tiba-tiba terbelah menjadi dua bagian.

Guru Zen kemudian berkata "Kalian tentu tak menduga bahwa hanya dengan menggores, tetapi jika dilakukan terus menerus, kalian dapat membelah papan kayu ini?Hal ini menunjukkan bahwa kesuksesan bukan hanya ditentukan oleh kekuatan yang kalian miliki, tetapi seberapa gigih perjuangan kalian"

Kegigihan adalah salah satu dasar untuk meraih keberhasilan dan pembeda paling nyata antara pemenang dan pecundang. Para pemenang akan berusaha terus memperbaiki diri dan strategi untuk mencapai keberhasilan, sebaliknya pecundang akan cepat menyerah saat menghadapi tantangan.


"Prestasi terkait erat dengan tindakan.Orang-orang yang sukses akan terus berupaya.Mereka melakukan kesalahan, tetapi mereka tidak pernah menyerah"

(Conrad Hilton)


Dari buku

Unleash your Inner Power with Zen

KEBAIKAN ITU AKAN KEMBALI LAGI

Bersama Nenek,kami pergi ke supermarket terdekat saat Kakek berulang tahun.

Dengan uang yang terbatas, kami memilih kue yang istimewa. Akhirnya kami menemukan kue yang akan kami beli. Pada saat yang sama seorang laki-laki juga akan mengambil kue yang sama dan kebetulan tinggal satu-satunya. Pria itu akhirnya memberikan kuenya pada kami.

Ketika sampai di meja kasir, Nenek menyuruh saya untuk mengembalikan kue itu. Rupanya uang yang kami bawa tak cukup untuk membeli kue itu. Aku tahu sebetulnya itu adalah kue kesukaan kakek, namun kami tak mampu membelinya. Dengan sedih kami meninggalkan toko itu.

Tak lama, pemuda yg tadi bertemu di bagian kue menghampiri kami

"Hai nek,Tunggu sebentar. Ini kue ulang tahun untukmu"

"Kenapa kau berikan kue ini pada kami?" tanya Nenek.

"Saat aku berusia 6 tahun, aku diajak ibuku ke toko kue  untuk membeli kue ulang tahun. Tetapi uang ibuku tak cukup. Dibelakangku ada seorang Bapak yang antri membeli kue dan memberikan kue yang kuinginkan itu sambil mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.

"Hingga saat ini aku belum bisa mengucapkan terimakasih padanya, sehingga saat aku mendengar adik tadi menginginkan kue itu ada alasan untuk melakukannya. Meski aku tak mengenalnya, dengan melakukan perbuatan yang sama, maka aku telah melunasi utangku dan rasa terima kasih padanya"

"Bisa kau berikan nomor telpon di kertas ini, agar nanti kami dapat memberikan kue lain atau membayarnya jika kami punya yang?" tanya Nenek

"Tidak perlu nek, Kuminta pada adik ini berjanji jika dewasa nanti melakukan hal yang sama dalam berbuat hal yg sama pada orang lain" sambil berkata, Pemuda itu menuliskan sesuatu di kertas dan diberikan kepada nenek.

Sampai dirumah, kakek sudah lama menunggu dan senang sekali melihat kue itu.

"Ini tentu kue yang mahal. Harusnya jangan dibelanjakan semua uang kita untuk kue semahal ini" kata Kakek

Aku menjawab "Kami tidak membelinya.Ada seorang Pemuda memberikan kue ini pada kami, karena uang Nenek tak cukup untuk membeli"

Nenek teringat akan kertas dari Pemuda tadi dan memberikan pada kakek . Disitu tertulis

"Tindakan kecil, akan menimbulkan riak tak berujung menuju  kebaikan yang lain dan bukan tidak mungkin kebaikan itu kembali padamu"

Kakek tersentak kaget membaca tulisan itu,karena isi tulisan itu sama dengan yg ia tulis untuk anak  yg pernah dia belikan kue ulang tahun berpuluh-puluh tahun lalu ....

Kebaikan itu seperti riak tak berujung yang akan kembali muaranya pada yang pertama kali


Dari buku

BUKAN UNTUK DIBACA 3

Senin, 29 November 2021

Catatan yang tertinggal dari Hari Guru Nasional


 ANAK BERBAHASA ANGKA 

Namanya Upi, umur 7 tahun kelas 2SD 

Dia baru berhenti, saat teman-temannya sudah marah karena terlalu lama mencium tangan saya usai saya usai salat maghrib di Masjid. Ada perasaan kasihan dan simpati. Sepanjang jalan keluar masjid Upi selalu merangkul sebelah kaki saya sambil berjalan. Rupanya Upi adalah adik dari Kurdi, murid kl.5 saya. Mereka tinggal bersama dengan neneknya yang mengasuh 7 orang cucu.

Kedua orang tuanya tinggal di tempat lain sehingga mereka jarang bertemu. Itulah (mungkin) yang membuat Kurdi agak nakal dan Upi sedikit manja.

Namun secara keseluruhan mereka adalah anak-anak yang manis. Mereka sering bermain dan belajar dirumah saya.Kalau saya izinkan masuk, biasanya mereka berusaha merapikan kamar saya, seolah selalu ingin menyenangkan saya.

Suatu saat saya harus menengok murid saya yang sedang sakit. Kurdi dan Upi menemani berjalan ke rumah Aryono yang sakit itu. Sepanjang jalan saya main "tebak tebakan" tambah, kurang, kali, bagi dengan Kurdi. 

Begitu saya kasih soal 63-22, belum sampai Kurdi menjawab, terdengar suara keras dari Upi "41, Pa Guru!". Kaget saya,Upi yang tadinya hanya ikut menemani jalan, tiba-tiba menjawab pertanyaan soal yang bukan untuk kelasnya. Penasaran saya, "berapa 76-33,Upi?" Kembali dia menjawab dengan benar dalam hitungan detik 

Setiap kali saya menjawab betul dengan semangat, dia akan bertepuk tangan dan loncat dengan lucu.

Kalau saya menjawab salah, ia menepuk jidat tak kurang lucunya. Saya lihat dia tidak menggunakan jari-jarinya untuk menghitung. Untuk pengurangan 65-25; 78-28; dan 87-37 Upi tak memerlukan waktu untuk menjawab. Maka untuk pengurangan 76-33 adalah 40 sekian, tinggal menambah selisih 36 dan 33. Saat saya jelaskan pengurangan 45-27 ; 74-28 dengan mudah dan cepat dia mengerti. Saya coba lagi gali kemampuannya.. "10:2 berapa Upi?" Dia jawab 8. Rupanya dia masih terpaku dengan pengurangan. Kemudian saya contohkan kalau Upi dan Kurdi memancing mendapat 10 ikan, "berapa orang yang diperoleh masing² orang?" 

 Upi menjawab "5!" "Oh,tau..tau pa Guru!" Lalu saya berikan soal² pembagian sederhana,dan Upi menjawab dengan semangat dan selalu minta soal lagi untuk dikerjakan. 

Sekarang, tiap ketemu dengan Upi, dia tidak lagi minta pura-pura diobati lukanya. "Kase kita kurang-kurang, tambah-tambah dulu pa Guru..!" sambil berlari menghampiri dan memeluk sebelah kaki saya . 

Saya berjanji kepada diri sendiri bahwa Upi boleh mencium tangan saya selama ia mau, tidak peduli hidungnya beringus, boleh memeluk sebelah kaki saya meski basah selesai berenang dilaut atau panas-panasan dan berteriak menghampiri meminta 'kurang-kurang,tambah-tambah', saya akan kasih pertanyaan-pertanyaan sebanyak yang dia mau. 

Kasih sayang itu bisa dibuat tidak terbatas.Jadi,jika saya merasa mampu mengasihi dan menyayangi, kenapa tidak saya bagi dengan Upi dan anak-anak saya yang lain yang juga membutuhkan kasih sayang itu?

"Ayo ,Upi belajar yang rajin!.Kalau Kurdi bilang dia mau jadi dokter,kamu juga bisa bilang mau jadi apa saja yang kamu mau di dunia ini..."


Disederhanakan dari buku INDONESIA MENGAJAR

Rabu, 24 November 2021

Edisi Hari Guru Nasional (7)


 BERJALAN-JALAN SAMBIL BELAJAR


"Kalian semua telah bekerja keras pagi ini" kata Guru. "Apa yang ingin kalian lakukan sore ini?" 

Sebelum Totto-chan sempat berpikir tentang jawaban itu, terdengar suara serempak

"Jalan-jalan!"

"Baik" kata Guru.

Anak-anak langsung berlarian ke pintu lalu keluar. Totto-chan baru mendengar ada pelajaran berjalan-jalan. Dia pun terheran-heran, dia sangat suka jalan-jalan dan tak sabar ingin segera memulainya.

Seperti yang akan diketahuinya kemudian, jika di pagi hari murid-murid bekerja keras dan menyelesaikan semua tugas dalam daftar yang ditulis guru di papan tulis, biasanya mereka diizinkan berjalan-jalan setelah makan siang. Aturannya sama untuk setiap kelas, baik kelas satu maupun kelas enam.

Mereka keluar dari gerbang - sembilan murid kelas satu bersama guru mereka - lalu menyusuri anak sungai. Dikedua tepi sungai berderet-deret pohon sakura besar yg bunganya sedang mekar. 

Mereka akan berjalan-jalan ke kuil Kuhonbutsu.

Setelah berjalan kira-kira sepuluh menit, Guru berhenti.Dia menunjuk beberapa kuntum bunga berwarna kuning dan berkata, "lihat bunga sesawi itu.Kalian tahu, mengapa bunga-bunga mekar?"

Dia menjelaskan tentang putik dan benang sari sementara anak-anak jongkok dipinggir jalan dan mengamati bunga-bunga itu. Guru menjelaskan bagaimana kupu-kupu membantu bunga-bunga menyerbukkan benang sari ke putik. Memang,semua kupu-kupu itu tampak sibuk membantu bunga-bunga.

Kemudian Guru berjalan lagi.Anak-anak berhenti. Seseorang berkata "ternyata benang sari tidak mirip benang ,ya!"

Totto-chan juga berpendapat sama.Tapi seperti anak-anak lain, ia yakin putik dan benang sari sangat penting.

Setelah berjalan lagi kira-kira sepuluh menit, tampaklah Kuil Kuhonbutsu yang dikelilingi pohon-pohon yang tumbuh rapat.Segera mereka menyebar ke berbagai arah.  "Mau lihat sumur berisi bintang jatuh?" tanya Sakko-chan. Tentu saja Totto-chan mau, dan segera mengikuti temannya yang mengenakan baju mainnya bergambar kelinci itu.

Sumur itu tampaknya terbuat dari batu dengan pinggiran setinggi dada mereka. Tutupnya dari kayu. Saat mereka membuka tutup itu dan melongok ke bawah Totto-chan melihat di kegelapan sesuatu seperti batu, sama sekali tidak mirip bintang berkelip seperti yang dibayangkan,lalu bertanya"kau pernah lihat bintang itu?"

Sakko-chan menggeleng,"Belum,belum pernah"

Totto-chan heran kenapa bintang itu tidak bersinar. Setelah berpikir sebentar,ia berkata,"Mungkin dia sedang tidur"

Dengan mata bulatnya yang membelalak lebar,Sakko&chan bertanya "memangnya bintang bisa tidur?"

"Kurasa mereka harus tidur di siang hari,lalu bangun dan bersinar pada malam harinya", kata Totto-chan cepat-cepat karena sebenarnya dia tidak yakin.

Lalu anak-anak berkumpul dan berjalan-jalan mengelilingi halaman kuil,kolam sambil meneriakkan "Halo" kepada orang-orang yang sedang berperahu. Mereka bermain engklek dengan keping-keping pualam hitam yang diambil dari makam. Semua serba baru bagi Totto-chan,dan ia menyambut setiap hal baru dengan teriakan- teriakan riang.

"Waktunya kembali ke sekolah" kata guru saat matahari mulai turun.Anak-anak  berjalan kembali ke sekolah menyusuri jalan yang diapit deretan pohon sakura dan ladang yang penuh dengan bunga sesawi.

Anak-anak itu tak menyadari bahwa sambil berjalan-jalan -- yang bagi mereka seperti acara bebas dan main-main -- sebenarnya mereka mendapat pelajaran berharga tentang sains, sejarah dan biologi.

"Besok kita jalan-jalan lagi,ya!" teriak Totto-chan kepada mereka semua dalam perjalanan kembali ke sekolah.

"Ya,setuju!" Sahut anak-anak lain sambil melompat-lompat.

Kupu-kupu masih sibuk mondar-mandir melakukan kegiatannya.Kicau burung-burung memenuhi angkasa.

Dada Totto-chan serasa penuh dengan kegembiraan.


Dari buku

TOTTO-CHAN

Gadis cilik di jendela

Senin, 22 November 2021

Edisi Hari Guru Nasional (6)


APRESIASI TERTINGGI


Distrik Kramongmongga, Fakfak, Juni 2012


Ruangan sederhana itu berisi tak lebih dari seratus orang peserta pelatihan guru. Tak hanya guru saja, tetapi ada juga kepala sekolah, mahasiswa STKIP Fakfak yang masih muda belia, dan mungkin belum punya pengalaman mengajar.

Seorang rekan mengajak peserta untuk melakukan refleksi sederhana. Kami membagikan secarik kertas putih kepada setiap peserta, dan seorang kawan memberikan instruksi: "Tuliskan motivasi Anda mau menjadi seorang guru!"

Ruangan berukuran 8x6 meter itu hening setelah mereka menerima kertas tersebut dan sibuk menulis.

Dibandingkan dengan mahasiswa yang nampak santai, guru-guru yang kenyang dengan pengalaman mengajar nampak antusias menulis.

Sepuluh menit kemudian, kami memilih dan membacakan jawaban yang menarik.

Sebuah tulisan miring  cukup menarik, dan membuat hatiku bergetar:

"Saya menjadi guru agar anak-anak dikampung saya tak lagi harus mendayung perahu ke seberang pulau demi mendapat pendidikan"


Suasana haru menyelimuti kami-para fasilitator pelatihan- mengundang penulis jawaban itu untuk berbagi didepan peserta.

Seorang ibu paruh baya yang duduk di barisan terdepan berdiri dan maju. Namanya Nun Patiran dengan penampilan sederhana, mengenakan blazer berpadu dengan rok dibawah lutut serta bersepatu pantofel warna gelap.

"Dulu, setiap hari saya harus mendayung ke pulau seberang untuk bersekolah" wanita dengan sanggul sederhana itu membuka kisahnya dengan suara bergetar menunjukkan adanya emosi yang tertahan.

Ibu Nun lalu melanjutkan ceritanya. Saat hendak bersekolah, perahu yang ditumpangi dengan beberapa orang kawannya tiba-tiba terbalik. Untung perahu itu belum jauh berlayar, dan ayahnya ibu Nun yang melihat kejadian itu segera menolong. Dengan baju yang basah kuyup dan kedinginan, ibu Nun membatalkan ke sekolah. Ternyata, hal itu membuat ayahnya berang.

"Kamong harus tetap sekolah. Bodoh itu harus berhenti di beta! Beta pu anak cucu, semua tidak boleh bodoh lai!" Ibu Nun mengulang kembali kata-kata ayahnya yang mengatakan biarlah bodoh itu sampai pada dia, tidak perlu sampai ke anak cucu.

Kami yang hadir terharu, meresapi betul ucapan itu dalam hati. Betapa keinginan untuk melepaskan diri dari kebodohan sudah terpatri begitu lama dalam di ibu Nun Patiran.

Selama kurang lebih 30 tahun, ia mengabdi sebagai guru di kampung tanpa penerangan listrik, sinyal internet dan keterbatasan lain. Beliau juga pernah mendirikan 'sekolah darurat' di sebuah gereja pada awal bertugas. Semua perjuangan itu dilakukannya demi membuat anak cucu dikampung halamannya terbebas dari kebodohan.

Apresiasi tertinggi untuknya justru muncul dari hal yang sederhana "Saya merasa jerih payah saya terbayarkan saat melihat murid saya berhasil, ada yang jadi pejabat, bekerja sebagai guru, sebagai dokter, dan banyak lagi". Makna apresiasi tertinggi baginya adalah saat melihat bahwa tidak ada lagi label bodoh di dahi muridnya.

Secara nyata.


(Dikisahkan oleh Maria Jeanindya, pengajar muda di Fakfak)


 Dari buku "Catatan Kecil Pengajar Muda" Setahun Mengajar Seumur Hidup Menginspirasi.


Keterangan foto: Pembelajaran di daerah pedalaman

Edisi Hari Guru Nasional (5)

 


P R

Suatu ketika, aku mendapati Simson tidak mengerjakan PR Matematikanya.Saat kutanya apa alasannya,ia diam saja.Karena tidak dapat memberikan alasan,maka ia harus menerima konsekwensinya.

"Sesuai dengan janji, silakan keluar dari kelas dan kerjakan PR itu dua kali lipat ditambah hafalan perkalian" kataku,dan dengan patuh ia keluar kelas.Pelajaran kulanjutkan kembali.

Saat istirahat, tiba-tiba Ayu menghampiriku dan bercerita,"Ibu, kemarin Simson dong kena pukul di pung Mama"(Simson kena pukul mamanya)

"Kenapa dipukul?"

"Simson tidak menggendong adiknya gara-gara mau kerja PR dari ibu...tapi akhirnya Simson menggendong adiknya sambil menghafal perkalian supaya Ibu sonde marah"

Terenyuh aku mendengar pengakuan dari Ayu, rasanya menyesal sekali telah menghukum Simson yang sebenarnya tetap berusaha mencari cara agar tetap bisa mengerjakan PR.Sepertinya aku belum cukup memahami keterbatasan dan upaya mereka.Salahku tidak mendengarkan penjelasan dari Simson.Kemudian dalam hati aku berjanji akan selalu mendengar cerita dibalik PR mereka.

Atau Koba, seorang gadis pendiam yang rela keluar masuk hutan hingga malam hari demi mencari kayu yang paling bagus bentuknya untuk membuat prakarya.Yusak, dengan semangat luar biasa setelah bekerja di kebun tetap memanjat pohon lontar dan mengambil daunnya untuk PR menganyam ketupat.Mungkin juga Ardi yang selalu bersemangat menulis buku jurnalnya hingga berlembar-lembar dan sampai larut malam karena menurutnya itulah PR yang paling menyenangkan.Bahkan,ia bermimpi menjadi seorang penulis dan akan menghadiahkan buku hasil karyanya kelak untukku.

Oh Tuhan...,sekali lagi aku sadar bahwa dibalik PR mereka benar-benar memahami apa itu tanggung jawab dan bekerja keras.Dari pengalaman ini,aku sadar, PR seharusnya tidak hanya dihargai dengan nilai seratus jika pekerjaan mereka sempurna dikerjakan atau limapuluh jika mampu mengerjakan setengahnya atau langsung memarahi dan mendakwa saat PR tidak dikerjakan.

Dari sebuah PR,awalnya kupikir sangat sederhana ternyata menyimpan proses yang luar biasa.Ternyata mereka mampu mandiri ditengah keterbatasan, bahkan menghasilkan sesuatu yang lebih kaya dengan proses dibandingkan PR yang diperoleh dari anak-anak Bimbel maupun privat.

Tersimpan mimpi dan harapan dalam tiap goresan PR yang telah mereka kerjakan.Pun denganku.Tiap kali memberikan PR pada tiap harinya, aku tidak lagi hanya memberikan kumpulan soal untuk mereka catat,bawa pulang,dan kerjakan.Akan tetapi,ditiap soalnya kutitipkan sejuta harapan agar tiap nomor soal itu memberikan proses yang sarat makna untuk masa depan mereka.Anak-anak yang akan menjadi masa depan bangsa ini juga.


(Nia Setiyowati,pengajar muda kabupaten Rote Ndao NTT)


Dari buku

CATATAN KECIL PENGAJAR MUDA

setahun mengajar, seumur hidup menginspirasi

Edisi Hari Guru Nasional (4).


SUNGGUH,AKU JATUH CINTA...


Baru satu pekan, pesan itu sudah saya langgar: Saya jatuh cinta!

Lusiman Senen,biasa dipanggil Iman.Murid saya kelas 6

Pada usia yg belia itu nampak sosok kharismatik yang disenangi dan didengarkan teman²nya.Sulit membayangkan dibalik kecerdasan,keceriaan dan kebandelan nya kelak anak ini akan jadi pemimpin.


DI LAPANGAN

Minggu lalu ada pertandingan bola disekolah.Saat ada pemain cadangan yang sudah gelisah karena belum diturunkan ,Iman biasanya adalah orang pertama yang berbesar hati menawarkan untuk diganti.Dan selalu saja dilarang oleh teman-temannya.Bagaimana tidak,Iman adalah 'top scorer' di liga sepakbola ini.

Pada pertandingan lain, pelanggaran pada tim lawan membuat wasit memberikan tendangan pinalti pada tim Iman.Sebagai 'striker utama' dan kapten tim bisa saja Iman mengambil kesempatan itu.Namun justru dia berikan kesempatan itu kepada pemain lain."Tendang sudah!" katanya dalam bahasa Indonesia pasar khas Halmahera.

Meski tak membuahkan gol, kejadian ini adalah momen yang paling saya ingat.


DI RUMAH

Anak bandel ini tak mau terkungkung dg cara belajar yang konvensional.Membosankan, katanya.Tiap malam dia datang ketempat saya dg rasa ingin tahu yang meluap-luap.Tiap saya berikan soal atau buku untuk dibaca,ia akan menghilang dalam sekejap mata saat saya memalingkan pandangan.Tapi kalau saya sudah bercerita apa saja tentang negeri diseberang lautan,apa itu Demokrasi,tata Surya,maka Iman akan mendengarkan dengan mata berbinar.Seringkali ia belum mau pulang meski saya sudah selesai berkisah


DI SEKOLAH

Setelah "bermain" tata surya,kami duduk melingkar di sudut lantai kelas untuk menceritakan masa rotasi dan revolusi planet yang berbeda satu dengan yang lain.Saat sampai pada rotasi planet Jupiter yg lamanya90 hari bumi,Iman kontan berkata "Wah,kalau kita berpuasa di Jupiter,bisa mati,ya,Bu?".Luar biasa,logika anak itu sudah melampaui usianya dalam menarik kesimpulan.


DI RUMAH

Pulang sekolah kali ini, rumah murid yang saya datangi adalah tempat Iman yang kebetulan tak jauh dari tempat tinggal saya.Dari pintu saya lihat ada seorang anak kecil tetangga sedang duduk di ruang tengah nampak kesulitan membuka bungkus kemasan makanan.Ia dengan tenang mengambil kemasan itu,membuka,dan memberikan kepada anak kecil itu.Kemudian dia berpaling  kepada saya "Ibu mauminum air putih?".Saya mengangguk sambil masih sedikit tertegun.

..........................................

Begitulah,aku jatuh cinta setengah mati.

Bila aku hanya boleh mengajar di satu sekolah,aku ingin mengajar di sekolah Iman.

Bila aku hanya boleh mengajar di satu kelas,aku ingin mengajar di kelas Iman.

Bila aku hanya boleh mengajar satu anak,aku ingin mengajar Iman...


Dari buku

INDONESIA MENGAJAR

 

Edisi Hari Guru Nasional (3)

 


SUNGGUH,AKU JATUH CINTA...


Baru satu pekan, pesan itu sudah saya langgar: Saya jatuh cinta!

Lusiman Senen,biasa dipanggil Iman.Murid saya kelas 6

Pada usia yg belia itu nampak sosok kharismatik yang disenangi dan didengarkan teman²nya.Sulit membayangkan dibalik kecerdasan,keceriaan dan kebandelan nya kelak anak ini akan jadi pemimpin.


DI LAPANGAN

Minggu lalu ada pertandingan bola disekolah.Saat ada pemain cadangan yang sudah gelisah karena belum diturunkan ,Iman biasanya adalah orang pertama yang berbesar hati menawarkan untuk diganti.Dan selalu saja dilarang oleh teman-temannya.Bagaimana tidak,Iman adalah 'top scorer' di liga sepakbola ini.

Pada pertandingan lain, pelanggaran pada tim lawan membuat wasit memberikan tendangan pinalti pada tim Iman.Sebagai 'striker utama' dan kapten tim bisa saja Iman mengambil kesempatan itu.Namun justru dia berikan kesempatan itu kepada pemain lain."Tendang sudah!" katanya dalam bahasa Indonesia pasar khas Halmahera.

Meski tak membuahkan gol, kejadian ini adalah momen yang paling saya ingat.


DI RUMAH

Anak bandel ini tak mau terkungkung dg cara belajar yang konvensional.Membosankan, katanya.Tiap malam dia datang ketempat saya dg rasa ingin tahu yang meluap-luap.Tiap saya berikan soal atau buku untuk dibaca,ia akan menghilang dalam sekejap mata saat saya memalingkan pandangan.Tapi kalau saya sudah bercerita apa saja tentang negeri diseberang lautan,apa itu Demokrasi,tata Surya,maka Iman akan mendengarkan dengan mata berbinar.Seringkali ia belum mau pulang meski saya sudah selesai berkisah


DI SEKOLAH

Setelah "bermain" tata surya,kami duduk melingkar di sudut lantai kelas untuk menceritakan masa rotasi dan revolusi planet yang berbeda satu dengan yang lain.Saat sampai pada rotasi planet Jupiter yg lamanya90 hari bumi,Iman kontan berkata "Wah,kalau kita berpuasa di Jupiter,bisa mati,ya,Bu?".Luar biasa,logika anak itu sudah melampaui usianya dalam menarik kesimpulan.


DI RUMAH

Pulang sekolah kali ini, rumah murid yang saya datangi adalah tempat Iman yang kebetulan tak jauh dari tempat tinggal saya.Dari pintu saya lihat ada seorang anak kecil tetangga sedang duduk di ruang tengah nampak kesulitan membuka bungkus kemasan makanan.Ia dengan tenang mengambil kemasan itu,membuka,dan memberikan kepada anak kecil itu.Kemudian dia berpaling  kepada saya "Ibu mauminum air putih?".Saya mengangguk sambil masih sedikit tertegun.

..........................................

Begitulah,aku jatuh cinta setengah mati.

Bila aku hanya boleh mengajar di satu sekolah,aku ingin mengajar di sekolah Iman.

Bila aku hanya boleh mengajar di satu kelas,aku ingin mengajar di kelas Iman.

Bila aku hanya boleh mengajar satu anak,aku ingin mengajar Iman...


Dari buku

INDONESIA MENGAJAR

Bu Marwia akhirnya mengeluh kepadaku tentang Ajrul muridnya. Sebagai wali kelas V beliau terkenal guru yang paling baik di SDN Bibinoi. Anak itu sering bolos dan keluar kelas saat jam pelajaran dan tidak kembali.

Keesokan harinya, saat apel pagi aku memperingatkan Ajrul dan anak-anak lain untuk menghormati guru tanpa kecuali, mengikuti pelajarannya dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan.

Sebagian anak mengikuti nasihat ini, sayang Ajrul bukan salah satunya.

"Pak Guru, tadi Ajrul kencing di rumah belajar" seorang anak melapor padaku.Astaga, anak itu. Ini sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Aku tidak tahu lagi harus bagaimana menasihati anak itu. Ketika kata-kata tak dihiraukan, aku langsung kehabisan cara untuk mengubah tabiat Ajrul.

Keesokan harinya, usai apel sekolah, aku meminta Ajrul menemuiku. "Ajrul, Pak Guru minta maaf karena harus menamparmu" kataku.

Ajrul terkejut mendengar ucapanku. Sesaat mungkin dia tidak percaya Pak Guru yang dekat dengan anak-anak akan mengeluarkan kata "tampar" di depannya.

Dia mendekat, dan...plak!. Telapak tanganku menyengat kulit wajahnya.

Air matanya keluar tak tertahan. Badannya bergetar. Mungkin hatinya takut membayangkan akan ada tamparan selanjutnya. Kupegang tangannya untuk membawanya mendekat 

"Ajrul, biki apa kong ngoni paksa Pak Guru untuk berbuat begini? Pak Guru salah apa deng ngoni kong ngoni tara mau hormat deng pak Guru dan guru-guru lain?" (Sedang apa, kok kamu paksa Pak Guru berbuat begini? Pak Guru salah apa dengan kamu sampai kamu tak mau menghormati Pak Guru dan guru-guru lain?)

"Pak Guru tara salah. Kitong yang salah" Ajrul membalas sambil mengusap air mata di pipinya.

Aku meminta maaf dan menyuruhnya kembali ke kelas. Ia sudah berjanji tidak mengulang kesalahan yang sama. Tindakanku mungkin tak bisa dibenarkan, namun aku selalu berharap anak ini bisa berubah demi kebaikan dirinya sendiri. Aku memang melewati batas, tapi kuharap hal itu layak dilakukan.

Kuminta agar ia menyayangi Ibu Marwia. Dia mengangguk tulus, tak berani menatap wajahku.

Keesokan harinya Bu Marwia menghampiriku dan menanyakan apa yang kulakukan terhadap Ajrul.

"Ajrul sekarang sudah berubah, Pak. Tak pernah lagi keluar kelas dan mau mengerjakan tugas yang diberikan"

"Alhamdulillah,Ibu. Maaf,Ibu, kemarin saya harus menamparnya"

Ibu Marwia membalas dengan tersenyum.

Aku menyaksikan sendiri bagaimana Ajrul berubah.

Ketika azan Maghrib berkumandang, dia sudah siap sedia, berada di jalan menuju masjid bersama anak-anak lain. Usai turun salat Maghrib, dia ikut rombongan anak-anak mengaji denganku. Dari raut wajah dan perilakunya, ketulusan dan kebaikannya meningkat tak terkira. Bahkan dalam beberapa kesempatan, aku menunjuknya untuk menjadi pembaca teks Pancasila dalam upacara bendera. Bukan kebetulan kalau kemudian aku menunjuknya menjadi wakil SDN Bibinoi dalam lomba membaca puisi tingkat kecamatan. Suaranya lantang dan artikulasinya jelas. Dia punya kelebihan. Meskipun akhirnya tidak menang, itu tak mengurangi sedikit pun kebanggaan pada dirinya. Dia sudah memulai tahapan baru dalam hidupnya.[]


Dari buku

ANAK-ANAK ANGIN

keping perjalanan seorang pengajar muda.

(dari Jakarta ke Halmahera Selatan)

Edisi Hari Guru Nasional (2)


BERTEMU DENGAN IBU ANA

Suatu hari, ketika saya tidak sekolah karena sakit, beberapa teman sekelas datang ke rumah. Mereka bilang diutus Ibu Ana. Lusa akan ada kompetisi para bintang. Saya ditunjuk mewakili kelas. Mendengar itu saya pucat. Hati merasa gentar. Sebab belakangan saya kerap membolos sehingga tertinggal banyak pelajaran. Saya takut tidak mampu mengerjakan soal-soal yang akan diujikan. Tetapi, menurut teman-teman, penunjukkan saya sudah final. 

Besok sorenya Bu Ana datang ke rumah, naik becak. Bu Ana meyakinkan bahwa saya pasti bisa. Bahkan sore itu dia meluangkan waktu mengajari saya pelajaran yang tidak saya ikuti. Dia ingin agar besok saya tampil prima. 

Tentu saja dengan persiapan yang pas-pasan, akhirnya saya kalah dalam kompetisi itu, meski mempersiapkan dengan maksimal.

Pada saat seperti itulah saya merasakan kasih seorang guru. Ibu Ana berkali-kali membesarkan hati saya agar tidak merasa bersalah. “Kamu anak pandai. Suatu hari kelak kamu akan berhasil,” kalimat itu mengalir tulus dari Ibu Ana. “Dengan kepandaiannmu mengarang, nanti besar kamu bisa jadi pengarang atau wartawan.”


 Melalui jalan yang panjang ,saya akhirnya mendapatkan alamat dan nomor telepon Ibu Ana. Sungguh tak terperi rasa di hati ketika akhirnya saya mendengar suara Ibu Ana di ujung telepon. ‘’Ibu, lama saya mencari ibu. Saya ingin mengucapkan terima kasih.’’ Di ujung telepon saya mendengar suara perempuan, yang dalam usianya memasuki 67 tahun, masih bersemangat. ‘’Ibu hanya menjalankan tugas seorang guru,’’ ujar Ibu Ana. 


Kebahagiaan saya semakin lengkap ketika akhirnya Ibu Ana memenuhi undangan saya untuk hadir pada acara re-branding Kick Andy di studio Metro TV di Jakarta. Pada acara itu buku Andy’s Corner juga diluncurkan. Di dalam buku itu ada cerita tentang Ibu Ana. Cerita tentang seorang guru yang sangat berjasa dalam kehidupan saya. Betapa bahagianya hati saya ketika buku perdana Andy’s Corner itu bisa saya serahkan langsung ke tangan guru yang saya cintai, Ibu Ana. Di depan penonton di studio, air mata saya jatuh. Air mata bahagia..


Dari buku

Amdy's Corner. Buku kedua


Keterangan foto: Andy F Noya dengan ibu Ana, guru SD nya

Edisi Hari Guru Nasional (1).

 

 TIGA PUCUK SURAT DARI TEDDY

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baik dan kasih sayangnya yang tidak diketahui orang lain

(William Wordsworth)

Setiap akan menyampaikan pelajarannya di kelas lima, guru wanita itu selalu membisikkan kata-kata indah didekat telinga muridnya. Dengan lembut dia katakan "Ibu selalu menyayangi kalian semua.."

Tapi diam-diam perhatiannya tertuju kepada seorang murid yang duduk didepan dengan pakaian kusut, wajah lesu dan murung.

Suatu saat Bu Guru Thompson-demikian nama guru tadi- memeriksa buku raport murid yang murung tadi.

Bu Thompson menemukan sebuah kenyataan yang mengejutkan pada diri Teddy, murid yang selalu murung itu.

Pada catatan kelas satu tertulis "Teddy anak yang pandai dan ceria. Dia selalu menyelesaikan tugasnya dengan penuh kesungguhan. Teddy adalah anak yang sopan"

Bu Guru Thompson melanjutkan dengan halaman berikutnya. Pada catatan kelas dua tertulis "Teddy anak yang pandai dan disukai teman-temannya. Sayangnya, Teddy sering gelisah akibat sakit ibunya sehingga rumahnya kurang menyenangkan"

Pada catatan kelas tiga tertulis: "Meninggalnya ibu Teddy sangat membebani. Dia berusaha mengatasi masalahnya itu, namun ayahnya kurang memperhatikan. Kondisi ini akan makin parah jika tidak diberikan tindakan"

Catatan guru kelas empat nya pada halaman berikutnya adalah: "Teddy adalah anak yang murung dan sama sekali tidak mau belajar. Dia hampir tidak mempunyai teman dan sering tertidur pada saat pelajaran"

Bu Guru Thompson merasa malu pada dirinya usai memperhatikan catatan pada raport Teddy pada kelas-kelas sebelumnya dan ia bertekad untuk berubah.

Tak lama berselang, Bu Thompson berulang tahun. Semua muridnya memberikan hadiah-hadiah yang menarik dan dibungkus dengan kertas aneka warna dan diberi pita penghias.

Demikian juga Teddy...

Setelah semua murid memberikan hadiahnya, tibalah giliran Teddy. Anak pendiam itu menyerahkan sebuah kotak kardus yang dibungkus kertas kusam tidak beraturan. Dari modelnya orang bisa menebak kertas kusam itu adalah kertas bekas pembungkus sayuran.

Saat Bu Thompson membuka hadiah dari Teddy semua murid tertawa riuh.

Hadiah yang diberikan Teddy adalah seuntai kalung permata tiruan yang nampak rangkaian batunya beberapa terlepas dan sebotol parfum yang isinya tinggal setengah.

Tapi gelak tawa seluruh murid itu terhenti saat Bu Thompson tidak menampakkan ekspresi marah atau geli. Dia ucapkan terimakasih kepada Teddy dan dia kenakan kalung itu di lehernya serta menyemprotkan parfum pada pergelangan tangannya.

Usai pelajaran, saat teman-temannya meninggalkan kelas, Teddy masih duduk di bangkunya. Saat kelas sudah sepi, Teddy menghampiri Bu Thompson dan berkata "Aroma tubuh ibu hari ini persis dengan aroma mendiang ibu saya"

Dengan menahan haru Bu Thompson tersenyum mengangguk seraya mengucapkan terimakasih. Begitu Teddy keluar kelas, barulah Bu Guru Thompson menangis tersedu didalam kelas.

Sejak saat itu, Bu Guru Thompson tidak hanya mengajarkan baca, tulis dan berhitung kepada muridnya, tetapi juga mengajari bagaimana menyayangi orang lain. Dia tak lagi mengucilkan dan memandang sebelah mata kepada muridnya yang murung tersebut.

Setelah mendapat perhatian dari gurunya, Teddy pun perlahan kembali menunjukkan gairah belajarnya. Kecerdasannya yang selama ini terpendam, kembali muncul sehingga membuatnya menjadi murid terpandai di kelasnya.

Setahun kemudian, saat kelulusan Teddy dinyatakan sebagai lulusan terbaik diantara teman-temannya. Saat itu ibu guru Thompson menemukan secarik kertas di mejanya dari Teddy yang berbunyi "Ibu adalah guru terbaik yang saya miliki sepanjang hidup saya"

Teddy melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi dan enam tahun kemudian, dia mengirim surat kepada gurunya yang mengabarkan dia telah menamatkan pendidikan menengahnya dan menduduki peringkat ketiga di sekolahnya. Kembali dia mengatakan bahwa saat itu Ibu Guru Thompson adalah guru terbaik sepanjang hidupnya.

Empat tahun kemudian, kembali sepucuk surat datang kepada Ibu guru Thompson. Kali ini Teddy mengabarkan hampir menyelesaikan perguruan tingginya meski keadaan makin sulit. Tidak lupa dia kembali mengatakan bahwa Bu guru Thompson adalah guru terbaik sepanjang hidupnya.

Empat tahun kemudian, kembali Teddy mengirim surat kepada ibu guru Thompson menceritakan telah berhasil meraih gelar sarjananya dan akan segera melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Tak lupa dalam surat inipun dia mengatakan Bu guru Thompson adalah guru terbaik yang ia miliki sepanjang hidupnya.

Waktu berlalu,

Suatu saat Bu Thompson kembali menerima surat dari Teddy. Kali ini ia mencantumkan nama yang lebih panjang dari sebelumnya. Tertulis pengirim surat adalah DR.THEODORE F.STODDARD.

Dan.... tibalah hari yang membahagiakan Teddy saat ia menyunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Teddy mengirimkan surat kepada Bu Thompson agar bersedia menghadiri pernikahannya untuk duduk di kursi menggantikan posisi ibu kandungnya.

Ibu Guru Thompson akhirnya datang pada pernikahan Teddy. Dia mengenakan kalung yang dulu dihadiahkan kepadanya, bahkan ia juga memakai parfum yang dipakai mendiang ibu Teddy.

Di tengah acara, Dr Theodore Stoddard berbisik ke telinga gurunya "Terima kasih atas kepercayaan Ibu kepada saya. Saya sangat berterima kasih kepada Ibu, karena Ibulah yang telah menyadarkan saya bahwa saya adalah orang penting dan saya pasti dapat meraih kesuksesan"

Ibu guru Thompson tidak kuasa menahan air mata saat mendengar kata-kata muridnya. Lalu dia berkata "Kau keliru. Sebenarnya justru engkaulah yang mengajariku bagaimana menjadi guru yang sukses. Sampai ibu bertemu dirimu, ibu tidak pernah tahu cara menjadi guru yang baik"

Theodore "Teddy" Stoddard adalah seorang dokter terkemuka yang memiliki pusat pengobatan kanker Stoddard di Rumah Sakit Negara Bagian Iowa, Amerika Serikat. Pusat pengobatan ini menjadi salah satu lembaga medis terbaik yang ada di Amerika serikat.


Guru yang biasa-biasa, berbicara

Guru yang bagus, menerangkan

Guru yang hebat, mendemonstrasikan

Guru yang agung, memberi inspirasi

(W.Arthur Ward)


Dari buku

JANGAN MENYERAH

Sabtu, 20 November 2021

DETERMINATION YOEW BIN

 


"Pohon sukses yang kuat dan indah tumbuh dari benih-benih kegagalan dan perjuangan..."

 (Pepatah Cina) 

Dengan dibekali sejumlah kliping koran dan setelah diseleksi serta dilatih oleh pelatih yang tidak berpengalaman di bidangnya, pada tahun 1970 Yoew Bin dikirim negara China untuk mewakili kejuaraan dunia Ice Dancing. 

Karena kemiskinannya, negara tidak mampu mengirim pendamping Yoew Bin ke luar negeri. Berangkatlah dia sendirian untuk pertama kalinya keluar negeri dengan tidak mengetahui bahasa selain bahasa negerinya. Tentu saja dengan segala sesuatunya yang terbatas membuat penampilan Yoew Bin tidak ada artinya dibandingkan dengan Atlet juara di bidangnya.

Beberapa kali ia terjatuh dan jadi bahan tertawaan dan ejekan penonton. Dengan pengalaman yang luar biasa (memalukan) ini Yoew Bin tidak putus asa.

Dia justru membulatkan tekad menyelamatkan negerinya dari dipermalukan oleh bangsa lain.Yoew Bin memutuskan untuk menjadi pelatih Ice Dancing di seluruh sisa hidupnya. 

Tiga puluh tahun berlalu... 

Dua pasang atlet Ice Dancing masuk ke babak final Olimpiade 2006 : Shen dan Zhao memperoleh medali perunggu. Pasangan yang lain adalah Zhang Hao dan Zhang Dan. Karena ingin mengharumkan negaranya, mereka mencoba lompatan yang belum pernah dilakukan pada olimpiade sebelumnya, yaitu Quadruple salchow. Saat Zhang Hao melempar pasangan putrinya Zhang Dan ke udara,atlet ini terjatuh dengan posisi yang salah.

Dia mengalami luka di lutut dan nyaris tak sanggup berdiri. Ketika dipapah keluar arena,Yoew Bin ,sang pelatih segera menghampiri dari atas.Dia tak ingin atlet andalannya ini dipermalukan seperti dirinya tiga puluh tahun lalu.

Disemangatinya atlet yang sudah terluka dan nyaris tak bisa berdiri itu untuk kembali ke arena. Kembali mereka ke arena dan menampilkan tontonan yang luar biasa indah diiringi tepuk tangan penonton sampai penampilannya berakhir.

Pasangan ini lalu mendapat nilai tertinggi untuk sisa permainannya dan mereka memperoleh medali perak.

 Keunggulan, prestasi semuanya harus dibangun melalui kerja keras, melalui serangkaian kegagalan dan tetap menjaga determination atau keteguhan hati.Bahwa hasil akhirnya semua tergantung dari Allah,itu pasti. 


Dari buku

 INSPIRING ONE

Keterangan foto: Yoew Bin bersama Zhang Dan dan Zhang Hao

Kamis, 18 November 2021

TIDAK PERNAH MEMBENCI

 

Minggu,8 November 1987

Sudah sejak pagi Marie Wilson menunggu hari ini.

Gadis berusia 28 tahun ini akan kencan bersama ayahnya setelah delapan belas tahun menunggu saat bersama tersebut.

Gordon Wilson, ayahnya, yang sebelumnya sangat sulit menyediakan waktu untuk pergi bersama,kali akan mengajaknya pergi menonton karnaval di pusat kota.Setelah itu mereka akan nonton film dan makan bersama.

"Wah,Ayah tampan sekali hari ini" kata Marie saat melihat ayahnya mengenakan sweater biru muda Kashmir pemberiannya.

Ayahnya merangkul Marie semata wayangnya "Putri Ayah juga kini cantik dan tambah dewasa"

Saat itu menjelang musim dingin di Irlandia.Marie harus mengenakan mantel supertebalnya.

Mereka meninggalkan rumah dan menyusuri jalan kecil dan sebuah jembatan kayu sehingga sampai di tengah kota kecil itu-tempat karnaval dilangsungkan.

Gordon menarik Marie kesamping sebuah dinding batu sambil menunggu barisan prajurit dan polisi yang akan lewat didepan mereka.

"Sejak kecil aku tahu kalau Gena akan menjadi dokter" ayahnya membicarakan sepupu Marie yg kini bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit ternama di Dublin.

"Kau ingat saat jatuh di selokan pada umur 6 tahun?.Dia yang menolongmu karena Ayah tak paham soal pertolongan pertama, sedangkan ibumu pergi ke pasar" lanjut ayahnya.

"Ah,Ayah!" seru Marie pura-pura cemberut.

Gordon merangkul Marie sambil membelai rambutnya,"Ayah bangga padamu,Marie"

Saat Marie akan mengatakan hal yang sama, tiba-tiba sebuah cahaya putih menyilaukan seolah-olah akan membutakan matanya,dan dentuman yang dahsyat memenuhi rongga telinganya.

Marie mencium bau hangus benda terbakar, dan mendengar jeritan banyak orang serta merasakan nyeri yang hebat pada tulang belakang dan kepalanya.

Detik-detik berlalu dengan sunyi.

Apa yang terjadi?

Dimana aku sekarang?

Lalu muncul ketakutan lain, dimana Ayah?

Marie berusaha mencari Ayahnya yang diyakini tidak jauh darinya.

"Ayah..!"Sambil menahan nyeri,ia menggapai Ayahnya.Bahu dan lengan Gordon terluka dan tidak bisa digerakkan.Namun ia sadar saat, tangan putrinya menyentuh lengannya yang terkulai.

Samar-samar ia mendengar teriakan kesakitan orang-orang,lalu ada suara yang lebih jelas yakni rintihan Marie.Ditengah rintihannya,ia meyakinkan ayahnya bahwa ia baik-baik saja.

"Ayah, Marie sayang kepada Ayah"Tiba-tiba ayahnya merasakan kedamaian ditengah rasa sakit yang menderanya.

Rupanya, yang diucapkan tadi adalah kata terakhir Marie kepada ayahnya.

Empat jam kemudian, petugas pencarian akhirnya menemukan mereka beberapa meter dibawah timbunan batu dan segera dilarikan ke Rumah Sakit.Gordon berhasil diselamatkan,tapi tidak dengan Marie.Ia meninggal di Rumah Sakit karena mengalami kerusakan parah di otak dan tulang belakang.

Siang harinya, seorang wartawan BBC datang menjenguk Gordon untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas meninggalnya Marie.

"Sebenarnya bom itu dipasang oleh IRA (Irish Republican Army).Enam orang tewas seketika karena ledakan itu,dan puluhan orang terluka parah" jelas wartawan itu.

"Mr.Wilson, bagaimana perasaan Anda terhadap pelaku peristiwa itu?"

Dengan sorot mata yang teduh,ia berkata "Saya tidak membenci mereka.Saya tidak menyimpan dendam kepada mereka.Kata-kata yang sengit tidak akan menghidupkan Marie Wilson kembali.Saya akan berdoa agar Tuhan mengampuni mereka"

Jawaban Gordon sangat mengejutkan semua orang yang menyaksikan wawancara itu di televisi.

Hampir semua orang menduga bahwa pernyataan itulah yang akhirnya meredam emosi kelompok-kelompok militer, yang sebelumnya sangat marah atas aksi pengeboman itu.Hal itu pun mencegah diluncurkannya serangan balasan yang hanya akan menelan lebih banyak korban jiwa.

Setahun kemudian,

Gordon Wilson yang telah menjadi senator Republik Irlandia mendapat pertanyaan bagaimana ia bisa mengampuni tindakan kejam yang menghilangkan nyawa putrinya.

"Tentu saja hati saya terluka" ujar Gordon,"Saya telah kehilangan seorang putri yang sangat saya cintai, namun saya tidak menjadi marah.Ucapan terakhir putri saya membuat saya menerima anugerah Tuhan untuk mengampuni melalui kekuatan kasih sayang"

Tak bisa dipungkiri, kebahagiaan sejati adalah hak orang-orang yang berani melepaskan pengampunan dan mengasihi musuh-musuhnya.Totalitasnya dalam mengampuni pun mengubah arah hidup Gordon Wilson untuk selamanya.Sejak saat itu ia bekerja tanpa kenal lelah untuk memperjuangkan perdamaian di Irlandia Utara, hingga akhir hayatnya.


Dari buku

A CHAPTER OF HAPPINESS

Rabu, 17 November 2021

HADIAH SATU RIYAL

 

..................................

Begitu fakirnya saya sehingga untuk mengikuti piknik dengan biaya 1 riyal pun saya tak mampu membayarnya.

Saya sudah memohon pada keluarga saya, tetapi tetap tidak ada biaya yg bisa diusahakan.

Sehari menjelang keberangkatan piknik, saya berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan guru dikelas. Dan sebagai hadiahnya, guru memberi saya uang 1 riyal dengan diiringi tepuk tangan murid yang lain.

Saat itu saya tidak berpikir apa-apa lagi, selain berlari kencang untuk mendaftarkan diri mengikuti piknik. Duka nestapa saya terasa terbang seketika menjadi bahagia berkepanjangan selama berbulan-bulan.

Hari-hari sekolah pun berlalu. Saya melanjutkan hidup dengan bekerja keras dan karena Allah saya menjadi sukses selanjutnya saya membuat yayasan sosial.

Setelah bergerak di bidang sosial , kembali saya teringat guru SD saya dulu yang pernah memberi uang 1 riyal karena benar menjawab pertanyaannya sehingga saya bisa ikut piknik tanpa merepotkan orang tua.

Oleh karena itu saya kemudian kembali berkunjung ke sekolah itu dan saya dipertemukan oleh Allah dengan guru saya tadi. Saat bertemu, kondisi guru saya cukup memprihatikan : sudah tidak bekerja dan siap-siap pulang ke Palestina, negerinya.

Lalu saya jelaskan kedatangan saya bahwa saya punya utang besar kepada beliau.

Guru saya kaget bukan main.

"Apa benar ada orang yang punya utang pada saya?" beliau balik bertanya.

Saya pun menjelaskan "Apa bapak ingat pada murid yg bapak beri uang 1 riyal , karena menjawab pertanyaan dengan benar di kelas?"

Setelah berusaha mengingat-ingat, Guru itu tertawa dan berkata "ya..ya saya ingat. Jadi kamu mencari saya untuk mengembalikan uang1 riyal itu?"

"Betul pak"

Kemudian saya mengajak beliau naik mobil dan pergi ke suatu tempat.

Sampai ditempat itu kami turun dari mobil yg berhenti di depan sebuah Villa. Lalu kami masuk kedalam Villa tersebut dan saya sampaikan niat saya kepada guru saya.

"Pak, Villa ini saya berikan kepada Bapak untuk melunasi utang saya dulu, ditambah mobil yang tadi kita naiki, dan gaji per bulan seumur hidup, serta pekerjaan buat putra Bapak di perusahaan saya"

Guru saya makin kaget,dan berkata

"Tetapi ini terlalu banyak,Nak"

"Percayalah, Pak.Kegembiraan saya dengan 1 riyal yang Bapak berikan pada saat itu lebih besar nilainya dibandingkan dengan 10 villa seperti ini.Saya tidak dapat melupakan kebahagiaan itu sampai sekarang" jawab saya menahan haru

.......................................

(Diceritakan oleh Syekh Sulaiman Al-Rajhi, orang terkaya nomor 4 di Arab Saudi,pendiri Al-Rajhi Bank)


Dari buku

BUKAN UNTUK DIBACA

HITAM dan PUTIH

 


Gambar nomer 1 adalah tombol listrik atau bisa juga gambar topi dalam posisi miring.

Gambar nomer 2 bentuk yang tidak jelas

Gambar nomer 3 adalah kamera video.

Seperti pada gambar nomer 2, gambar nomer 4 dan 5 juga tidak jelas bentuknya.

Jadi persepsi orang tidak akan sama.Itu apabila melihat dengan fokus yg berwarna hitam.Semua akan mempertahankan pendapatnya.

Namun sebaliknya, kalau fokusnya adalah warna putih ,maka semua akan sepakat ditemukan sebuah tulisan "F L Y".

Apabila kita hanya berfokus pada 'sisi hitam' seseorang, berupa kelemahan, kekurangan, keburukan, kegagalan dan semua hal yang negatif,maka kita tidak akan pernah bisa bersatu dengan orang tersebut.Kita akan cenderung merasa paling baik, sempurna sehingga tidak bisa memahami dan bekerja sama dengannya.Tetapi kalau fokus kita adalah 'sisi putih': kelebihan, kemampuan, kebaikan, keberhasilan dan sisi positif yang lain maka kita akan mudah bersatu dan bekerja sama dan saling mendukung.

Saat pikiran negatif memasuki pikiran Anda, Anda harus mewaspadainya dan segera menggantikan pikiran tersebut dengan pikiran positif yang lebih konstruktif.Pikiran negatif akan mencoba memasuki pikiran Anda lagi,dan sekali lagi Anda harus menggantikannya dengan pikiran positif.Seakan-akan ada dua gambar didepan Anda,dan Anda memilih untuk melihat salah satu gambar tersebut dan mengabaikan gambar yang lain.


Dari buku

MEMBANGUN KARAKTER dengan HATI NURANI

Selasa, 16 November 2021

KISAH ORANG ARAB DAN ORANG KHURASAN

Suatu saat di musim haji... 

Seorang lelaki Khurasan berteriak-teriak "Wahai para haji, adakah diantara kalian yang menemukan kantong yang berisi uang 1000dinar?. Siapa yang mengembalikan ke saya, Allah akan membalasnya dengan kebaikan, menjauhkannya dari api neraka, memberikan rezeki dan kesenangan di hari pembalasan" 

Seorang Arab tua datang menghampirinya dan berkata "Wahai Khurasani,kota ini sangat keras, hari-hari haji terbatas, pintu untuk membuat keberuntungan tertutup.Bisa saja uangmu jatuh ke tangan orang miskin yang membutuhkannya.Barangkali yang menemukannya mau mengembalikan kepadamu bila kau membaginya sedikit".

"Berapa yang diminta?" tanya Khurasani 

Orang Arab tua itu berkata "barangkali sepersepuluhnya cukup?" 

Khurasani menjawab "Tidak,aku tidak akan memberinya bagian, akan kuadukan kepada Allah saat aku menemuiNya.Aku hanya percaya kepadaNya.." 

Sampai tiga hari Khurasani itu masih mencari kantong 1000 dinarnya yang hilang.Setiap saat yang dijumpainya orang Arab tua berpakaian kumal tersebut.

Hari kedua orang Arab itu menegosiasikan agar yang menemukan diberi seperseratusnya,namun orang Khurasan itu tetap tidak mau memberi.

Pada hari ketiga,dia menurunkan tawarannya menjadi seperseribunya atau satu dinar bagi yang menemukan uangnya, tetapi Khurasani itu tetap menolak memberinya. 

Hal itu menarik perhatian Ibnu Jarir At Tabari untuk mengikuti orang Arab tua tersebut. Sesampainya dirumah, didapatinya Orang Arab itu memang amat miskin dan tinggal di rumah gubuk. Dari luar ia mendengar percakapan orang Arab itu dengan istrinya yang menyuruh mengambil saja uang 1000 dinar, karena pemiliknya tak mau berbagi. Tetapi sang suami tetap bersikukuh bahwa dia sudah 86 tahun tidak memakan barang haram, meski sekarang ada 1000dinar dia tetap tidak mau mengambil yang bukan haknya. 

Hari berikutnya, Khurasani masih berteriak-teriak mencari kantong uang 1000 dinarnya.Dengan marah orang Arab tua itu berkata "Wahai Khurasani, aku sudah berusaha membantumu dan meminta 100dinar bagi yang menemukannya, engkau menolak,10 Dinar engkau menolak,1dinarpun kau tolak, padahal orang ini butuh untuk memberi makan keluarganya" Lanjutnya"wahai Khurasani, ikutlah denganku,akan kukembalikan 1000dinarmu utuh, karena telah membuatku tak bisa tidur saat menemukannya" 

Maka Khurasani itu mengikuti pria Arab tadi ke rumahnya.Saat tiba dirumah, diambillah kantong uang dari galian dan menyerahkan ke pemiliknya.Dengan senang Khurasani menerima kembali uangnya. Saat akan meninggalkan rumah, tiba-tiba ia berhenti di pintu dan berbalik sambil berkata "wahai pak Tua,saat orang tuaku meninggal,dia meninggalkanku dengan 3000dinar.Dia berpesan kepadaku agar memberikan sepertiganya untuk orang yang paling berhak.Melihat keadaanmu,aku tak menemukan orang lain sejak perjalananku dari Khurasan selain dirimu,maka terimalah 1000dinar ini". Dengan syukur diterima lah uang tersebut oleh pria Arab tadi.Namun ia tidak mengambil semuanya, tetapi dibagikan kepada seluruh keluarganya sebanyak 9 orang ditambah satu orang saksi,yaitu Ibnu Jarir sehingga semuanya 10 orang dengan masing-masing mendapat 100dinar. Dengan 100dinar itu Ibnu Jarir mendapatkan bekal untuk menulis sejumlah kitab termasuk cerita diatas.

فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ#

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ 

لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا


2. Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,

3. dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.

 (QS Ath-Thalaq[65]:2-3)


Dari buku 

INSPIRING ONE. Membangun jiwa entrepreneur kiat sukses dan mulia dalam usaha dan kehidupan




DOA IBU SEPUH ITU TERKABUL

 


Jakarta 1968 

Usiaku saat itu 19 tahun dan bekerja sebagai penjaga alat-alat kantor pada sebuah bank asing terbesar di Indonesia. Meski begitu aku kadang menerima tugas-tugas lain seperti hari itu, aku mendapat tugas dari pimpinan bidang lain. Sebagai pesuruh tentunya tidak boleh menolak tugas dari semua atasan . Kali ini aku disuruh mengantarkan dokumen ke Bank Indonesia. Dari kantor aku harus naik bus dua kali untuk pergi ke sana. 

Saat menunggu bus di halte dekat kantor, tiba-tiba terlihat seorang wanita tua yang nampaknya kebingungan. Semula aku tidak peduli, tapi lama-lama aku jadi iba melihatnya. Dari cara berbusananya nampaknya wanita itu datang dari seberang. 

"Ibu mau kemana?" 

"Saya mau ke kota" jawabnya dengan logat kental daerahnya.

"Ke tempat siapa, Bu?" 

"Tempat warung makan anak saya di kota" Tapi dia tidak tahu persis dimana warung makan anaknya tersebut. Karena kebetulan arahnya searah dengan tujuanku ke Bank Indonesia, maka wanita itu aku ajak bersama. 

Sampai di kota, aku turun di halte depan Bank Indonesia. Ternyata wanita itu ikut turun denganku. 

Segera kutanya "Lho, kedai makannya dimana, Bu?". "Ndak tahu" jawabnya singkat. Tentu saja aku jadi bingung. Seorang wanita tua mencari warung makan anaknya, tapi alamatnya tidak tahu. Sementara tugasku sendiri harus selesai pukul 10.00. Aku ingin meninggalkan wanita itu dan segera menyerahkan dokumen ke Bank Indonesia. Tetapi hatiku tidak tega meninggalkannya begitu saja. Apalagi nampaknya dia baru datang ke Jakarta pertama kali. 

Karena aku sendiri harus menyelesaikan tugasku sementara waktu makin mendesak, maka aku temui seorang tukang becak untuk minta tolong mengantarkannya. Kebetulan tukang becak itu kenal betul daerah itu dan saat itu wilayah kota belum luas dan tidak macet. 

"Bang, tolong antarkan Ibu ini ke warung makan anaknya. Dia tak tahu alamatnya, tapi nama warungnya tahu. Jadi tolong dia sampai menemukannya. Ini ongkosnya saya lebihkan barangkali harus keliling". Tukang becak itu gembira sekali mendapat uang yang lebih banyak dan menyanggupi membantu. 

Tapi, sebelum naik becak wanita itu menghampiriku. Belum sempat aku bertanya, wanita itu langsung mengangkat tangannya keatas dan berdoa dengan khusuk untukku. Doa yang dipanjatkan itu masih kuingat: "Ya Allah,di kala aku tersesat, anak ini memberikan jalan keluar. Dikala aku bersedih, dia memberikan kegembiraan. Dikala aku berputus asa, dia memberikan harapan. Ya Allah, perlakukanlah anak ini dengan apa yang sudah diperlakukan padaku. Jangan beri kesempatan dia bersedih, jangan sampai dia berputus asa. Jangan sampai terhenti apa yang diinginkannya. Karena Engkau adalah yang mewujudkan segala harapan. Beri anak ini keselamatan dan kegembiraan" Semula aku hanya diam dan tersenyum, tapi lama-lama akupun larut dalam keharuan. "Selamat ya Nak" katanya sambil mencium keningku. Tak terasa ada butir air mata yang menetes, aku tak mampu menahan tangis sampai wanita itu pergi dengan naik becak. 

Segera aku masuk ke Bank Indonesia lima menit menjelang pukul 10.00. Alhamdulillah, tugas membantu wanita mencari anaknya dan mengantar dokumen telah terselesaikan semua. Kegembiraan itu berubah menjadi perasaan cemas saat tiba di kantor.

Mendadak aku dicari Direktur Operasional. Pikirku pasti ada kesalahan yang kulakukan sehingga akan ada kemungkinan terburuk. "Tidak tahu ya. Mungkin hanya ingin bertemu denganmu" kata atasanku. Dengan perasaan was-was, akhirnya aku pergi menghadap Direktur operasional. Dia adalah Warga Negara Asing asal India. Dengan keterbatasan penguasaan bahasa Inggrisku kusimpulkan bahwa Sang Direktur meminta aku meninggalkan tugas di tempat lama ke tempat yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. 

"Mulai besok, kamu tidak usah di gudang lagi. Kamu dipindah ke sana, tapi kamu harus belajar serius. Kalau kamu berhasil, kamu akan menjadi pilihan disana", kata direktur operasional itu. Ditengah-tengah rasa gembira itu, tiba-tiba aku teringat kembali wajah wanita yang tadi kutolong. Hanya dalam hitungan beberapa jam saja, ternyata doanya dikabulkan...[] 


Dari buku 

VISA KE SURGA

Senin, 15 November 2021

CINTA, JARAK DAN WAKTU (2)


Jerman 1942 

Aku mondar mandir dibalik pagar kawat berduri kamp konsentrasi itu untuk sekedar mengusir hawa dingin yang menyergap. Tiba-tiba dari balik pagar kulihat seorang gadis memandang dengan rasa kasihan. Tiba-tiba dia memasukkan tangannya kedalam saku bajunya dan mengeluarkan sebuah apel. Dengan waspada dia menoleh ke kanan dan kiri, lalu melemparkan apel itu melewati pagar kearah ku. Saat aku memungut dan mengangkat muka kearahnya, dia sudah menghilang. Rupanya kejadian itu berulang tiap hari. Kadang kami bertukar kata atau senyum. Sampai pada bulan ke-7, aku mendapat kabar buruk bahwa kami akan dipindahkan ke kamp konsentrasi yang lain. Saat bertemu keesokan harinya aku berkata, "besok jangan bawakan aku apel, karena kami akan dipindahkan ke kamp lain. Kita takkan pernah bertemu lagi". 

Bulan demi bulan berlalu, tapi kenangan dengan gadis itu membantuku mengatasi saat-saat yang mengerikan. 

Saat perang usai, kami dibebaskan. Namun aku telah kehilangan semua milikku yang berharga, termasuk keluargaku. Dan kenangan yang kusimpan itu membawaku untuk pindah ke Amerika memulai hidup baru. 

New York city 1957 

Seorang kawan mengenalkan aku dengan seorang wanita yang sama-sama imigran sehingga punya banyak persamaan. 

"Dimana kau saat perang berlangsung?" tanya gadis itu yang ternyata bernama Roma. "Aku berada di sebuah kamp konsentrasi di Jerman" jawabku. Mata Roma menerawang sedih. Kelihatannya ia ingat sesuatu. "Aku ingat masa laluku,Herman .Saat itu aku bertemu dengan seorang anak laki-laki disebuah kamp dan pernah memberikan sebuah apel.Dia kelihatan gembira". "Sulit menggambarkan perasaan kami, karena saat itu kami masih muda. Aku yakin, saat itu tumbuh cinta yang tulus diantara kami. Namun dia menghilang saat dipindahkan ke kamp lain. Barangkali juga dia dibunuh seperti penghuni yang lain" keluhnya. Dengan jantung berdegup kencang seakan mau meledak kutatap dia, "Apakah pada suatu ketika dia berkata' besok jangan bawakan apel.aku akan dipindahkan ke kamp lain'?" 

."Iya benar.Bagaimana kau tahu?" Aku meraih tangannya dan menjawab " Akulah anak laki-laki itu Roma" Lama kami saling memandang. Kami mengenali jiwa dibalik mata yang bertatapan, kami mengenali kawan yang manis dan pernah sangat kami cintai, yang selalu kami cintai, yang tak pernah hilang dari kenangan kami..... 

1996 

Setelah hampir empat puluh tahun sejak aku menemukan Roma ku, Kami diundang pada acara "Oprah Winfrey Show" dan didepan jutaan pemirsa aku berkata "Kekasihku, kau memberikan aku makanan saat di kamp konsentrasi saat aku lapar. Aku akan tetap lapar dan dahaga akan sesuatu yang rasanya takkan pernah cukup kuperoleh: adalah cintamu"... 

Waktu kadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu; terlalu panjang bagi yang gundah;dan terlalu pendek bagi yang bahagia.Tetapi bagi yang selalu mengasihi waktu adalah keabadian


Dari buku 

Chicken Soup for the Couple's Soul

PUTUKU AYU TENAN....

Tahun ini sudah yang keempat cucuku tidak ke Jakarta. Aku merencanakan akan membawanya ke Jakarta saat pulang dari Bandung. Tidak seperti biasanya berkereta api kalau ke Bandung, kali ini aku membawa kendaraan sendiri.

Perjalanan bersama cucu kesayangan tentu bukan perkara yang sederhana. Ibunya menyiapkan semua keperluan Salwa mulai dari makanan di jalan dan pakaian untuk 4 hari.

Bocah enam tahun itu tidak kalah sibuknya dibandingkan ibunya dengan menyiapkan keperluannya: buku bacaan, buku tulis, dan buku gambar. Saat menjelang keberangkatan, dia berseru "Tunggu, ada yang ketinggalan!"

Aku tanya "Ada apa?"

"Kenclengan" jawabnya sambil berlari masuk rumah.

"Apa itu?" Tanyaku kepada ibunya

"Celengan, Yah. Orang disini menyebut kenclengan. Kaleng buat nabung" jelasnya.

"Sudahlah, ditinggal saja. Nanti bikin repot" Aku membayangkan kaleng itu akan dibawa kemana-mana, bahkan sampai jadi kawan tidurnya. Namun Salwa bersikeras mengambil dan membawanya ke Jakarta. Aku kehabisan akal.

"Buat apa bawa-bawa uang segala?. Ditinggal saja. Nanti kalau ilang Akung ganti!" kataku meyakinkan.

"Buat dijalan Kung" jawabnya pendek.

Wah, jangan-jangan ini faktor keturunan. Aku bekerja di perusahaan keuangan. Ayah Salwa yang berwirausaha juga bersinggungan dengan uang. Kini sikecil sudah mulai menaruh perhatian kepada uang. Apakah ini yang disebut materialistis?

"Bukan itu,Kung. Buat nanti di pinggir jalan itu. Ada masjid lagi dibangun, ada yang minta sumbangan pake jaring ikan, nanti ada pengemis kita kasih. Ada nenek-nenek lagi jualan, kita kasih. Ada orang cacat kita kasih, juga teman-teman seusiaku yang miskin dan minta-minta di pinggir jalan" jawabnya enteng.

Setelah terdiam sesaat, aku bertanya dengan penasaran

"Uang dari mana itu?"

"Ini uang jajan setiap hari yang dikasih bunda, ayah dan juga Akung dan Uti setiap datang kesini"

"Terus yang mau dikasihkan berapa?"

"Semua, Kung... Semuanya. Pulangnya kenclengan ini kosong. Ngumpulin lagi dan kalau penuh dikasihkan lagi. Begitu terus..."

"Semuanya? Tak disisakan?"

"Iya, Kung" jawabnya.

Allahuakbar! Betapa besar dosaku menuduh cucuku sendiri sebagai manusia materialistis. Makhluk kecil polos, tetapi menyimpan jiwa besar lagi mulia.

Ia tidak memberi 2,5%, bukan pula 5%, tetapi 100% semua yang dimiliki untuk orang lain tanpa mengharap apa-apa.

Hari ini, aku diajari oleh cucuku sendiri. Terimakasih ya Allah, Engkau telah menganugerahi kami keturunan yang mempunyai jiwa kepedulian sejak dini. Aku pandangi wajahnya yang cantik seperti ibunya, seperti neneknya saat belia. Dan kini, dia menjadi lebih cantik dan ayu.

"Putuku ayu tenan lan solehah..."


Dari buku

VISA KE SURGA




BERHASIL SETELAH GAGAL


Saat menerima amplop tersebut Adolph Zukor , pendiri Paramount Pictures ,memanggil John Jones, editor skenarionya.Amplop tersebut berisi sebuah skenario yang akan dijual ke perusahaan perfilman tersebut.

"Franklin Roosevelt-Perusahaan importir" demikian tertulis pada amplop tersebut ,saat Jones melirik.

"Menurut Anda, apakah cerita ini bagus?" tanya Jones kepada Zukor.

"Tidak,ide cerita itu tidak layak difilmkan"

"Jadi, apa yang harus saya lakukan?"tanya Jones.

"Keluarga Roosevelt adalah salah satu keluarga yang paling penting bagi perusahaan kita,Jadi tolong sampaikan penolakan dengan cara yang baik kepada mereka" jawab Zukor.

Sore itu juga Jones langsung menelpon Franklin Roosevelt.Setelah mengenalkan diri ,Jones lalu menyampaikan permohonan izin untuk bertemu guna membicarakan masalah naskah cerita yang dikirimkan.Bukan main gembiranya Franklin mendengar hal itu.Segera dia memberikan alamatnya dan berharap besok bisa bertemu sebelum menutup pembicaraan telepon.

Keesokan harinya Jones datang sesuai dengan janjinya.Rupanya Pengusaha itu sengaja mengumpulkan seluruh keluarganya agar ikut menyaksikan berita gembira tersebut.Tentu saja hal itu makin membuat perasaan Jones tambah risau.Namun mau tidak mau dia harus menyampaikan berita buruk dari atasannya ke Franklin.

Alangkah terkejutnya Franklin Delano Roosevelt mendengar hal itu,semua ucapan basa basi dan keramahan Jones hilang tersaput kekecewaan.Jones mohon diri dan sejak itu dia tidak melakukan kontak dengan keluarga Roosevelt.

Lima belas tahun berlalu...

Jones masih yang bekerja di Paramount diundang ke gedung Putih untuk menghadiri jamuan makan malam Kepresidenan.Saat jamuan berlangsung, Presiden menghampirinya dan bertanya,"Apakah John Jones dari Paramount?"

"Betul Bapak Presiden"

Lalu presiden melanjutkan "Ingatkah Anda dengan naskah yang saya kirimkan saat itu?"

"Sungguh,pada saat itu mendadak hidup saya gelap tanpa harapan" kata Roosevelt.

"Tapi sebenarnya penolakan Bos Anda waktu itu justru telah memberi sebuah pelajaran penting buat saya, yaitu bahwa meski sebuah kegagalan terkadang dapat membuat hidup seseorang terasa kelam, tetapi itu bukan berarti selesai.Selain itu saya juga mengetahui bahwa cara terbaik untuk mengalahkan sebuah kegagalan adalah dengan melupakannya,agar kita dapat bergerak maju dengan kesungguhan dan rasa percaya diri yang sempurna"

"Dan ternyata keberhasilan yang Anda capai dalam bidang politik telah membuktikan kebenaran prinsip Anda tersebut" tukas Jones

Franklin D Roosevelt yang telah menjadi presiden itupun tersenyum seraya berkata "Apakah anda dulu menyangka saya akan dapat menjadi seperti ini? Tampaknya kalau saja dulu Paramount bersedia menerima cerita yang saya ajukan,saat ini kita berdua pasti tidak dapat bertemu di Gedung Putih"

Kita semua harus meyakini bahwa anggapan kita telah gagal sama sekali bukan akhir dari segalanya.Alih-alih,hal seperti itu justru bisa jadi merupakan sebuah awal dari masa depan yang gemilang.Satu-satunya hal terpenting bagi kita adalah beriman dan yakin sepenuhnya kepada Allah subhanallahu wa ta'ala bahwa Dia sangat mampu menyingkirkan kesulitan yang kita hadapi agar kita dapat melangkah maju menuju kesuksesan


Dari buku

JANGAN MENYERAH





Kamis, 11 November 2021

AYAHKU ADALAH BINTANG YANG BERSINAR


Hari ini adalah hari Ayah disekolah.

Dia kenakan pakaian favoritnya, rambut dipita dengan cantik. Ibunya mencoba mencegah untuk tidak berangkat dan sebaiknya tinggal dirumah. Teman-temannya pasti mengerti bila ia tidak datang ke sekolah. Namun ia tak takut, ia sudah tahu akan berkata apa. Apa yang harus diceritakan kepada teman-temannya, mengapa ayahnya tidak hadir hari ini? Tetap saja ibunya kuatir jika putrinya menghadapi hari ini sendirian. Dicobanya sekali lagi mencegah gadis kecilnya untuk dirumah. 

Teman-temannya sudah banyak yang datang bersama ayah mereka. Anak-anak tak sabar untuk bercerita tentang Ayahnya. Satu persatu Guru memanggil siswanya untuk bercerita tentang Ayahnya. 

"Mana Ayahnya?" Tanya seorang anak lelaki. "Mungkin dia tidak punya Ayah" kata siswa yang lain. Di bagian belakang, seorang Ayah nyeletuk "Rupanya ada seorang ayah yang kecapekan sehingga tak bisa mendampingi putrinya" 

Kata-kata itu tak menyakitinya, saat ia tersenyum memandang ibunya. Lalu ia memandang gurunya yang menyuruhnya melanjutkan. 

"Ayahku tak bisa datang, sebab ia tinggal jauh sekali. Tapi aku tahu ia ingin sekali bisa ada disini karena sekarang adalah hari yang istimewa. Dan disinipun kalian tak bisa bertemu dengannya, aku ingin kalian tahu. Biarpun kalian tidak melihatnya, aku tidak berdiri sendiri disini. Sebab Ayahku ada bersamaku. Ayahku yang selalu membacakan cerita, mengajari aku naik sepeda, bersama-sama makan es krim, membawakan bunga mawar. Ayahku pernah berkata, ia selalu ada dalam hatiku".

Setelah itu, tangan mungilnya diletakkan di dada. Dirasakan detak jantungnya sendiri didalam baju kesukaannya.

Dan disana, diantara kerumunan Ayah, berdiri ibunya dengan terisak. Begitu bangga ia memandangi putrinya, begitu bijak melebihi umurnya, sebab ia membela cinta dan kasih seorang ayah yang tak pernah ada dalam hidupnya.

Melakukan apa yang terbaik baginya, melakukan apa yang benar. Kemudian ia turunkan tangannya, menatap lurus langsung kesemua orang. Ia akhiri dengan suara lembut,namun pesannya jelas dan keras "Aku sangat sayang kepada ayah. Ayah adalah bintangku yang bersinar. Andai dia bisa pasti akan datang kesini. Ayahku adalah petugas pemadam kebakaran yang meninggal tahun lalu saat sebuah pesawat terbang menabrak dua gedung itu.Tapi kadang kalau kututup mataku, rasanya ia seperti tak pernah pergi" Lalu ia pejamkan matanya,dan ia melihat ayahnya hadir hari itu dan ibunya begitu takjub, terperangah menjadi saksi.

Sebuah ruangan terisi penuh ayah dan anak, semuanya mulai menutup mata juga. Siapa yang tahu apa yang mereka lihat didepannya, siapa yang tahu apa yang mereka rasakan didalamnya. Barangkali hanya untuk sedetik , mereka melihatnya disamping dia. "Aku tahu ayah ada disini" teriaknya memecah keheningan.

Yang terjadi selanjutnya membuat percaya orang-orang yang sebelumnya masih ragu. Tak seorang pun dalam ruangannya itu bisa menerangkan, sebab masing-masing terpejam matanya. Tapi disana,dimeja disamping gadis cilik itu ada setangkai mawar merah muda yang harum. 

Dia menerima karunia untuk percaya bahwa ternyata surga tidak pernah terlalu jauh... 


Ditulis kembali dengan beberapa penyesuaian dari buku "Bukan untuk dibaca"

CERDAS BERKATA-KATA

Sebuah kecelakaan membuat seorang pemuda kehilangan kedua daun telinganya. Rupanya kekurangan itu tidak membuat minder dirinya untuk menjadi direktur sebuah perusahaan.

Suatu saat direktur itu membutuhkan seorang ahli komputer. 

Dari lowongan pekerjaan yang ditawarkan, terdapat tiga pelamar yang akan diwawancarai.

Usai mewawancarai pelamar pertama, direktur itu bertanya "Apakah Anda melihat sesuatu yang lain pada saya?"

Pelamar itu menjawab "Terus terang, saya katakan Bapak nampak aneh"

Kecewa atas jawaban itu, sang direktur menolaknya.

Kepada pelamar kedua, hal yang sama kembali ditanyakan. Pelamar kedua menjawab "Bapak cacat, karena tidak punya daun telinga". Kembali direktur itu kecewa dan menolaknya.

Pertanyaan serupa lalu dilontarkan saat akhir wawancara kepada pelamar ketiga.

"Bapak menggunakan lensa kontak" jawab pelamar ketiga.

"Anda tahu darimana saya menggunakan lensa kontak?" tanya direktur.

"Bapak tidak mungkin mengenakan kacamata, karena, Bapak tidak memiliki daun telinga"

Direktur itu puas akan jawabannya dan pelamar itu diterima.

Ketiga pelamar itu mengatakan satu hal yang sama, tetapi pelamar pertama dan kedua menggunakan perhitungan saat menjawab. Sedangkan pelamar ketiga menyampaikan jawaban dengan perasaan dan mengerti akan perasaan pendengarnya.


Cerdas berkata-kata bukan berarti berbohong atau menjilat, tetapi belajar untuk peka dengan sikap dan perasaan lawan bicaranya


Dari buku

THE WISDOM

150 Kisah Inspiratif yang akan Mengubah Hidup Anda





Selasa, 09 November 2021

SERIBU KALI BALASAN


اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi

(QS Fathir: 29)

Dengan uang terakhirnya, pak Sukri pergi ke warung tetangganya untuk membeli kebutuhan.

Saat menanyakan harga belanjaan, terlihat wajah pak Sukri gelisah, karena ditangannya hanya ada uang Rp.20.000. Pemilik warung mengatakan belakangan harga-harga mulai naik.

Namun mendengar ceritanya, wajah pak Sukri makin keruh, karena uangnya tidak cukup.

"Saya terima uang ini, Pak. Jual- beli kita halal. Tapi, ambillah kembali uang ini sebagai sedekah dari saya" akhirnya pemilik warung mengikhlaskan.

Subhanallah, terharu akan sikap tetangganya itu, pak Sukri berdoa didepan warung untuk kebaikan dan usaha tetangganya yang baik itu lalu mengucapkan terimakasih.


Dua hari berlalu,

Seorang ibu turun dari mobil menghampiri warung tetangga pak Sukri. Hampir semua harga ditanyakan dan pemilik warung dengan sabar melayani. Tiba-tiba ibu itu mengeluarkan daftar belanjaan yang cukup banyak.

"Ini belanjaan yang saya butuhkan, Pak. Alhamdulillah, saya dapat tender katering dengan anggaran Rp. 20 juta. Tolong dipenuhi pesanan saya."

Pemilik warung betul-betul kaget. Disekitarnya banyak warung serupa, bahkan lebih besar dan lengkap, tapi ibu tadi memilih belanja di warungnya. 

Hari itu dia mendapatkan pembeli dengan belanjaan senilai 20 juta. Segera dia bersujud syukur, dan melupakan kejadian dua hari sebelumnya saat pak Sukri berbelanja di warungnya. Rupanya Allah membalas seribu kali lipat dari apa yang dia ikhlaskan.

"Doakan ya Pak, tender katering dengan perusahaan ini berlangsung lancar sesuai kontrak selama satu tahun. Paling tidak, saya butuh belanja bulanan kesini 20-40 juta sebulan"

Pemilik warung itu tambah berbesar hati. Ucapan syukur mengalir tanpa henti dari bibirnya. Saat dia mengambil karung beras, teringatlah dia  bahwa empat kilo beras yang disedekahkan kepada pak Sukri kini dibalas Allah dengan berkali lipat.

Allah SWT terkadang membalas dengan kontan dengan tambahan dari arah yang tidak disangka-sangka.

Barangsiapa yang memudahkan orang yang fakir, Allah akan memudahkan dia di dunia dan akhirat

(HR. Ibnu Majah)


Dari buku

"BUSSINESS WISDOM of MUHAMMAD SAW"

40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi SAW



KISAH LIMA ORANG TERSESAT


Suatu saat ada lima orang yang tersesat ditengah hutan.

Orang pertama berkata "aku akan kekiri, karena intuisiku menuntun kesana"

Orang kedua berkata "Aku akan mengambil arah kekanan, karena kanan identik dengan kebenaran"

Orang ketiga berkata "Aku akan kembali, karena kita berangkat dari sana"

Orang keempat berkata "aku akan terus berjalan , pasti akan menemukan jalan keluar"

Orang kelima berkata "Aku akan memanjat pohon ini untuk mencari jalan keluar.."

Maka orang kelima mencari pohon yang paling tinggi dan memanjatnya sampai titik tertinggi.

Dari atas dia melihat jalan terpendek untuk keluar hutan.

Dia memahami masalah dengan benar dan mencari penyelesaian terbaik. Dialah orang bijak, sementara empat kawannya bukan orang yang bijak, meski semuanya bisa keluar dari hutan.

Padahal semuanya adalah orang bijak.....

Orang pertama tersesat dan kelaparan sehingga harus mampu bertahan hidup dan mengajarkannya pada orang yang senasib

Orang kedua bertemu dengan rombongan pencuri dan berhasil menyadarkan mereka hingga insyaf kejalan yang benar

Orang ketiga saat kembali membuat jalur rintisan sehingga menjadi panduan pejalan yang lain hingga tak tersesat.

Orang keempat menjadi pelopor, menemukan tanaman obat, hewan langka yang bermanfaat.

Orang kelima dengan naik pohon ternyata menemukan jarak tersingkat,tempat orang bertanya agar cepat sampai ditujuan dengan cepat.

Tuhan memberikan akal untuk berpikir jalan mana yang terbaik pada tiap orang dan perbedaan itu akan memberikan warna kehidupan untuk menuju satu tujuan yg sama


Dari buku

BUKAN UNTUK DIBACA 3

Senin, 08 November 2021

EFEK KUPU-KUPU LORENTZ


Edward Lorentz, seorang ahli Geofisika cuaca mengembangkan hipotesis yang menyatakan, bahwa sekecil apapun perubahan yang terjadi, dampak yang ditimbulkan akan semakin meningkat magnitudenya.

Suatu saat Lorentz melakukan peramalan cuaca dengan menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linier dengan komputer. Hasil perhitungannya kemudian digambarkan dalam bentuk kurva yang dicetak pada sehelai kertas. Awalnya,Lorentz mencetak kurva dalam format enam angka dibelakang koma (...,506127). Kemudian, karena ingin menghemat waktu dan kertas,ia memasukkan tiga angka dibelakang koma (...,506) dan cetakan berikutnya diulangi pada kertas sama sama yang sudah berisi hasil cetakan tadi.Satu jam kemudian, Lorentz dikagetkan dengan hasil yang sangat berbeda dengan yang diharapkan.

Pada awalnya kedua kurva tersebut memang berimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang sama sekali berbeda.Inilah yang kemudian dikenal dengan nama "Efek Kupu-kupu" (Butterfly Effect). Hal ini bisa dianalog kan kepakan sayap kupu-kupu di Brazil (setara dengan pengabaian angka..,000127) akan mampu memicu terjadinya badai Tornado di Texas beberapa bulan kemudian.

Konsep ini memberi pelajaran kepada kita bahwa untuk berhati-hati dalam berpikir, berkata dan bertindak.Ide yang baik, perbuatan yang baik, pasti akan menghasilkan hal-hal yang baik.Sebaliknya, semua perbuatan yang buruk akan membawa keburukan yang dahsyat dimasa depan.Hal yang sama juga diturunkan oleh Newton dalam hukum aksi dan reaksinya, dimana setiap aksi yang dilakukan akan menimbulkan reaksi dan kita tinggal mengakumulasikan saja.


Lidah orang yang cerdas berada di belakang hatinya: ketika dia ingin berbicara, dia berpikir terlebih dahulu. Jika kata-katanya akan bermanfaat untuk kebaikannya, dia mengatakannya, dan jika merugikannya, dia tidak akan berbicara. Sementara hati orang yang bodoh berada di belakang lidahnya: ketika dia hanya berpikir untuk mengatakan sesuatu, dia mengatakannya begitu saja, tanpa peduli apakah itu bermanfaat ataukah tidak.

(Hasan Al-Bashri)


Dari buku

AJAIB bin ANEH

Sabtu, 06 November 2021

JEMBATAN "MUSTAHIL"


Cerita tentang pembangunan jembatan di selat MacKinac sudah mengendap selama setengah abad. Awal 1880 para pelaku bisnis mulai berpikir bahwa selat itu harus dihubungkan dengan sebuah jembatan, karena sisi selatan dan utara sudah ada jalur kereta api. Demikian juga feri yang menghubungkan kedua sisinya. Namun saat musim dingin, es akan menghalangi jalur ekonomi tersebut.

Berkali-kali gagasan pembangunan jembatan selalu dipatahkan  dengan pernyataan "Itu mustahil".

Kecepatan angin yang tinggi tak bisa dilawan dengan tegaknya jembatan tersebut, belum lagi ada yang mengatakan tekanan hebat es musim dingin bisa mengikis dermaga dan fondasi jembatan. Belum lagi dikatakan dasar laut dibawah selat terlalu rapuh untuk mendukung bobot fondasi jembatan yang terbentang jauh kedalam sebelum batuan dasar.

Tak lama setelah Perang Dunia ll, senator Prentiss M Brown melakukan penyelidikan ilmiah tentang hambatan-hambatan yang masih berupa dugaan ini.

Hasilnya kecepatan angin tertinggi yang pernah melalui selat adalah 125km/jam selama badai pada November 1940. Jembatan pun tak perlu dirancang untuk menahan angin dengan kecepatan dua setengah kalinya.

Penemuan yang lain adalah spesifikasi untuk dermaga dan fondasi yang mampu menahan lima kali tekanan es. Batuan dasar dibawah selat juga dapat mendukung 60 ton beban  per setengah meter persegi.

Akhirnya rencana pembangunan jembatan 'mustahil' disetujui.

Namun saat konstruksi akan dimulai,di Washington terjadi peristiwa runtuhnya jembatan di Tacoma akibat tak kuat menahan kuatnya tekanan angin. Hal ini menjadikan inspirasi untuk membuat kisi-kisi pada jembatan untuk jalan keluar angin yang mendorong keatas.

Dan...setelah penantian panjang, jembatan yang sudah diimpikan menyeberangi selat MacKinac--yang sebelumnya dikatakan mustahil-- menjadi kenyataan.Sebuah jembatan megah dengan panjang delapan kilometer dan menjulang 168 meter di atas air.

Insinyur proyek itu menyatakan,"Dengan memberikan kemauan, pemikiran dan keyakinan yang cukup, hampir semua hal bisa dilakukan"


Dunia berputar begitu cepat saat ini sehingga seseorang yang mengatakan sesuatu tidak bisa dilakukan umumnya dihentikan oleh seseorang yang sedang melakukannya

(Harry Emerson Fosdick)


Dari buku

YOU CAN IF YOU THINK CAN

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...