Dengan uang yang terbatas, kami memilih kue yang istimewa. Akhirnya kami menemukan kue yang akan kami beli. Pada saat yang sama seorang laki-laki juga akan mengambil kue yang sama dan kebetulan tinggal satu-satunya. Pria itu akhirnya memberikan kuenya pada kami.
Ketika sampai di meja kasir, Nenek menyuruh saya untuk mengembalikan kue itu. Rupanya uang yang kami bawa tak cukup untuk membeli kue itu. Aku tahu sebetulnya itu adalah kue kesukaan kakek, namun kami tak mampu membelinya. Dengan sedih kami meninggalkan toko itu.
Tak lama, pemuda yg tadi bertemu di bagian kue menghampiri kami
"Hai nek,Tunggu sebentar. Ini kue ulang tahun untukmu"
"Kenapa kau berikan kue ini pada kami?" tanya Nenek.
"Saat aku berusia 6 tahun, aku diajak ibuku ke toko kue untuk membeli kue ulang tahun. Tetapi uang ibuku tak cukup. Dibelakangku ada seorang Bapak yang antri membeli kue dan memberikan kue yang kuinginkan itu sambil mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.
"Hingga saat ini aku belum bisa mengucapkan terimakasih padanya, sehingga saat aku mendengar adik tadi menginginkan kue itu ada alasan untuk melakukannya. Meski aku tak mengenalnya, dengan melakukan perbuatan yang sama, maka aku telah melunasi utangku dan rasa terima kasih padanya"
"Bisa kau berikan nomor telpon di kertas ini, agar nanti kami dapat memberikan kue lain atau membayarnya jika kami punya yang?" tanya Nenek
"Tidak perlu nek, Kuminta pada adik ini berjanji jika dewasa nanti melakukan hal yang sama dalam berbuat hal yg sama pada orang lain" sambil berkata, Pemuda itu menuliskan sesuatu di kertas dan diberikan kepada nenek.
Sampai dirumah, kakek sudah lama menunggu dan senang sekali melihat kue itu.
"Ini tentu kue yang mahal. Harusnya jangan dibelanjakan semua uang kita untuk kue semahal ini" kata Kakek
Aku menjawab "Kami tidak membelinya.Ada seorang Pemuda memberikan kue ini pada kami, karena uang Nenek tak cukup untuk membeli"
Nenek teringat akan kertas dari Pemuda tadi dan memberikan pada kakek . Disitu tertulis
"Tindakan kecil, akan menimbulkan riak tak berujung menuju kebaikan yang lain dan bukan tidak mungkin kebaikan itu kembali padamu"
Kakek tersentak kaget membaca tulisan itu,karena isi tulisan itu sama dengan yg ia tulis untuk anak yg pernah dia belikan kue ulang tahun berpuluh-puluh tahun lalu ....
Kebaikan itu seperti riak tak berujung yang akan kembali muaranya pada yang pertama kali
Dari buku
BUKAN UNTUK DIBACA 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar