Minggu,8 November 1987
Sudah sejak pagi Marie Wilson menunggu hari ini.
Gadis berusia 28 tahun ini akan kencan bersama ayahnya setelah delapan belas tahun menunggu saat bersama tersebut.
Gordon Wilson, ayahnya, yang sebelumnya sangat sulit menyediakan waktu untuk pergi bersama,kali akan mengajaknya pergi menonton karnaval di pusat kota.Setelah itu mereka akan nonton film dan makan bersama.
"Wah,Ayah tampan sekali hari ini" kata Marie saat melihat ayahnya mengenakan sweater biru muda Kashmir pemberiannya.
Ayahnya merangkul Marie semata wayangnya "Putri Ayah juga kini cantik dan tambah dewasa"
Saat itu menjelang musim dingin di Irlandia.Marie harus mengenakan mantel supertebalnya.
Mereka meninggalkan rumah dan menyusuri jalan kecil dan sebuah jembatan kayu sehingga sampai di tengah kota kecil itu-tempat karnaval dilangsungkan.
Gordon menarik Marie kesamping sebuah dinding batu sambil menunggu barisan prajurit dan polisi yang akan lewat didepan mereka.
"Sejak kecil aku tahu kalau Gena akan menjadi dokter" ayahnya membicarakan sepupu Marie yg kini bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit ternama di Dublin.
"Kau ingat saat jatuh di selokan pada umur 6 tahun?.Dia yang menolongmu karena Ayah tak paham soal pertolongan pertama, sedangkan ibumu pergi ke pasar" lanjut ayahnya.
"Ah,Ayah!" seru Marie pura-pura cemberut.
Gordon merangkul Marie sambil membelai rambutnya,"Ayah bangga padamu,Marie"
Saat Marie akan mengatakan hal yang sama, tiba-tiba sebuah cahaya putih menyilaukan seolah-olah akan membutakan matanya,dan dentuman yang dahsyat memenuhi rongga telinganya.
Marie mencium bau hangus benda terbakar, dan mendengar jeritan banyak orang serta merasakan nyeri yang hebat pada tulang belakang dan kepalanya.
Detik-detik berlalu dengan sunyi.
Apa yang terjadi?
Dimana aku sekarang?
Lalu muncul ketakutan lain, dimana Ayah?
Marie berusaha mencari Ayahnya yang diyakini tidak jauh darinya.
"Ayah..!"Sambil menahan nyeri,ia menggapai Ayahnya.Bahu dan lengan Gordon terluka dan tidak bisa digerakkan.Namun ia sadar saat, tangan putrinya menyentuh lengannya yang terkulai.
Samar-samar ia mendengar teriakan kesakitan orang-orang,lalu ada suara yang lebih jelas yakni rintihan Marie.Ditengah rintihannya,ia meyakinkan ayahnya bahwa ia baik-baik saja.
"Ayah, Marie sayang kepada Ayah"Tiba-tiba ayahnya merasakan kedamaian ditengah rasa sakit yang menderanya.
Rupanya, yang diucapkan tadi adalah kata terakhir Marie kepada ayahnya.
Empat jam kemudian, petugas pencarian akhirnya menemukan mereka beberapa meter dibawah timbunan batu dan segera dilarikan ke Rumah Sakit.Gordon berhasil diselamatkan,tapi tidak dengan Marie.Ia meninggal di Rumah Sakit karena mengalami kerusakan parah di otak dan tulang belakang.
Siang harinya, seorang wartawan BBC datang menjenguk Gordon untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas meninggalnya Marie.
"Sebenarnya bom itu dipasang oleh IRA (Irish Republican Army).Enam orang tewas seketika karena ledakan itu,dan puluhan orang terluka parah" jelas wartawan itu.
"Mr.Wilson, bagaimana perasaan Anda terhadap pelaku peristiwa itu?"
Dengan sorot mata yang teduh,ia berkata "Saya tidak membenci mereka.Saya tidak menyimpan dendam kepada mereka.Kata-kata yang sengit tidak akan menghidupkan Marie Wilson kembali.Saya akan berdoa agar Tuhan mengampuni mereka"
Jawaban Gordon sangat mengejutkan semua orang yang menyaksikan wawancara itu di televisi.
Hampir semua orang menduga bahwa pernyataan itulah yang akhirnya meredam emosi kelompok-kelompok militer, yang sebelumnya sangat marah atas aksi pengeboman itu.Hal itu pun mencegah diluncurkannya serangan balasan yang hanya akan menelan lebih banyak korban jiwa.
Setahun kemudian,
Gordon Wilson yang telah menjadi senator Republik Irlandia mendapat pertanyaan bagaimana ia bisa mengampuni tindakan kejam yang menghilangkan nyawa putrinya.
"Tentu saja hati saya terluka" ujar Gordon,"Saya telah kehilangan seorang putri yang sangat saya cintai, namun saya tidak menjadi marah.Ucapan terakhir putri saya membuat saya menerima anugerah Tuhan untuk mengampuni melalui kekuatan kasih sayang"
Tak bisa dipungkiri, kebahagiaan sejati adalah hak orang-orang yang berani melepaskan pengampunan dan mengasihi musuh-musuhnya.Totalitasnya dalam mengampuni pun mengubah arah hidup Gordon Wilson untuk selamanya.Sejak saat itu ia bekerja tanpa kenal lelah untuk memperjuangkan perdamaian di Irlandia Utara, hingga akhir hayatnya.
Dari buku
A CHAPTER OF HAPPINESS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar