Minggu, 31 Juli 2022

𝗦𝗘𝗟𝗙 𝗛𝗘𝗔𝗟𝗜𝗡𝗚

"𝑨𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏, 𝑴𝒂𝒔?" tanya dr. Paulus.

Aku bercerita tentang penyakit yang kualami sejak tahun 2013 hingga saat ini, mulai dari pertama kali merasakan sakit mag, kejadian kram di perut, ambruk berkali-kali, gejala dan vonis tifus, pengalaman opname dan endoskopi,  hingga tentang radang duodenum dan praktik tata pola makan food combining yang kulakoni.


"𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒌𝒓𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒕, 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝑫𝒐𝒌. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒔𝒆𝒏𝒔𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒂𝒏𝒂𝒔 𝒅𝒊 𝒅𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂, 𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒊𝒌, 𝒄𝒆𝒎𝒂𝒔, 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒔, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒂𝒍. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒕 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏,𝒎𝒂𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒃𝒖𝒉. 𝑨𝒑𝒂𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏, 𝒑𝒐𝒍𝒂 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒄𝒂𝒖 𝒍𝒂𝒈𝒊."

"𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂, 𝒌𝒖𝒂𝒕, 𝒚𝒂?" tanya dr. Paulus.

"𝑲𝒖𝒂𝒕, 𝑫𝒐𝒌,", jawabku.

Dokter berkata kembali, "𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒌𝒆𝒏𝒂 𝒎𝒂𝒈." Aku termangu menunggu penjelasannya.

"𝑨𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈," terang dr.Paulus, "𝒅𝒊𝒂𝒌𝒕𝒊𝒇𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒊𝒏𝒔𝒕𝒓𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒌𝒊𝒕𝒂. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒆𝒑𝒔𝒊, 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑯𝒂𝒍 𝒊𝒏𝒊 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂."

"𝑴𝒂𝒌𝒔𝒖𝒅 𝑫𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓?" tanyaku heran.

"𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂, 𝒌𝒂𝒏, 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎𝒏𝒚𝒂 𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃 𝒏𝒊𝒂𝒕, 𝐭𝐡𝐨?" tanya balik sang dokter.

Aku menjawab, "𝐍𝐣𝐢𝐡, 𝑫𝒐𝒌."

"𝑵𝒂𝒉, 𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝑴𝒂𝒔 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒌𝒂𝒅 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒃𝒆𝒔𝒐𝒌 𝒎𝒂𝒖 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂, 𝒃𝒆𝒔𝒐𝒌 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒔𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒈𝒓𝒊𝒃, 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒔𝒕𝒓𝒖𝒌𝒔𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒇𝒊𝒔𝒊𝒌 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒌𝒖𝒂𝒕, 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒑𝒖𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊. 𝒀𝒂, 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒔𝒂𝒔𝒊 𝒍𝒂𝒑𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒏𝒂𝒎𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂. 𝑨𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊, 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒏𝒂𝒊𝒌, 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒉. 𝑺𝒚𝒂𝒓𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝑴𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒖 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒊 𝒎𝒖𝒍𝒖𝒕, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑,𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒌𝒖𝒂𝒕.𝑱𝒂𝒅𝒊, 𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏, 𝒌𝒂𝒏?" tutur dr Paulus. 


Dr.Paulus lalu menunjukkan sebuah buku tentang enzim panjang umur lalu berkata, "𝑻𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝑴𝒂𝒔, 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒈𝒆𝒏𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒔𝒆𝒍-𝒔𝒆𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒖𝒔𝒂𝒌 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖𝒂𝒏 𝒆𝒏𝒛𝒊𝒎 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖. 𝑬𝒏𝒛𝒊𝒎 𝒊𝒏𝒊 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒆𝒓 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒆𝒏𝒛𝒊𝒎 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒎𝒖𝒓. 𝑺𝒆𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒍𝒂, 𝒔𝒆𝒍-𝒔𝒆𝒍 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒂𝒏𝒈. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕𝒊𝒇 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍-𝒔𝒆𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒏𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕. 𝑴𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝒑𝒆𝒏𝒆𝒍𝒊𝒕𝒊𝒂𝒏, 𝒆𝒏𝒛𝒊𝒎 𝒊𝒏𝒊 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒑𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊."

Dokter Paulus menatapku seakan mengharapkan agar aku menyimpulkan sendiri.

"𝑷𝒖𝒂𝒔𝒂?" tebakku.

"𝒀𝒂," jawab dr. Paulus.

"𝑺𝒆𝒏𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒎𝒊𝒔?" tebakku lagi.

"𝑻𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂, 𝒓𝒆𝒈𝒆𝒏𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒔𝒆𝒍 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒑𝒕𝒊𝒎𝒂𝒍. 𝑶𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒊𝒕𝒖, 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒆𝒕𝒐𝒌𝒔𝒊𝒇𝒊𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒎𝒑𝒖𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕," jawab dr. Paulus mantap. Lagi-lagi, aku manggut-manggut. Tak asing dengan teori ini.

"𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌𝒏𝒚𝒂, 𝑴𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒃𝒂𝒕. 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒔𝒖𝒑𝒍𝒆𝒎𝒆𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉. 𝑴𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌, 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒅𝒖𝒂 𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝑴𝒂𝒔 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕, 𝒕𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝑷𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒈𝒆𝒎𝒃𝒊𝒓𝒂, 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒘𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒆𝒏𝒅𝒐𝒓𝒑𝒉𝒊𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒉𝒐𝒓𝒎𝒐𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕

𝑴𝒂𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒊 𝒓𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒔𝒖𝒔, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒄𝒆𝒎𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒉𝒂𝒘𝒂𝒕𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔, 𝒚𝒂, 𝒔𝒖𝒔𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉, 𝒕𝒆𝒓𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒂𝒔 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒅𝒂," ucap dr.Paulus. Aku terus menyimak baik baik anjuran dr. Paulus, sambil mengelus perutku yang tak lagi terasa begah. Aneh.

Dokter Paulus masih melanjutkan, "𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏, 𝑴𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒋𝒂𝒈𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓 𝒋𝒖𝒈𝒂. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒖𝒓, 𝒉𝒆𝒏𝒅𝒂𝒌𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒂𝒊𝒓 𝒉𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒅𝒖𝒂 𝒈𝒆𝒍𝒂𝒔 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒕 𝒅𝒊𝒂𝒔𝒖𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏. 𝑰𝒏𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒗𝒊𝒕𝒂𝒎𝒊𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑴𝒂𝒔, 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝑰𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒚𝒂, 𝑴𝒂𝒔, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊, 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝑴𝒂𝒔 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉."


Demikianlah, perkiraanku sebelumnya bahwa aku akan diberi berbagai macam jenis obat pun ternyata keliru. Hanya 20 set tablet vitamin biasa dan obivit (suplemen makanan) yang tak berkaitan dengan asam lambung. Hampir satu jam kami mengobrol di ruang praktik sang dokter. Tentu saja ini pengalaman yang tak biasa. Ini terasa seperti berkonsultasi dengan dokter pribadi saja, padahal saat keluar kulihat masih ada dua pasien lagi yang tampak sudah begitu jengah menunggu.

"𝑯𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝑴𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏, 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈, 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂, 𝒚𝒂," ucap dr. Paulus sambil menyalamiku ketika hendak pamit.

Sungguh, jujur saja, aku pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mulas, dan lain-lainnya. Terima kasih dr. Paulus.[]




Dari buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga" jilid 2

Seri Kumpulan Kisah Inspirasi

Sabtu, 30 Juli 2022

𝐉𝐄𝐍𝐃𝐄𝐑𝐀𝐋 𝐇𝐔𝐎


 "𝐊𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐤𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐭𝐢"

(Jend.Omar Bradley)


Enam murid sedang dalam perjalanan menuju ibukota untuk mengikuti ujian negara. Saat mereka berjalan menelusuri sungai Bian pada suatu sore, tiba-tiba muncul sekelompok perampok yang biasa menghadang para pejalan. Para murid sangat ketakutan, tapi seorang dari mereka yang berbadan tinggi dan besar bernama Huo maju. Kepandaian Huo yang pintar berkelahi membuat dia mendapat julukan Jenderal Huo.

Huo meminta agar teman-temannya tidak panik dan berdiri dibelakangnya dan dia akan menghadapi para perampok itu. Huo bertarung tanpa rasa takut, memukul lutut setiap perampok itu dengan tongkat dan mematahkan kaki mereka. Tidak berapa lama kemudian, semua perampok itu terkapar. Para murid itu lalu melaporkan kejadian itu ke petugas keamanan terdekat yang segera mengamankan mereka.

Kelima murid itu sangat berterima kasih kepada Huo. "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒎𝒖 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏" kata salah seorang dari mereka.

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊" kata Huo. "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊𝒂𝒏, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒍𝒂𝒉𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂.𝑫𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒅𝒊 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒈𝒌𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒌𝒉𝒂𝒘𝒂𝒕𝒊𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏. 𝑴𝒆𝒔𝒌𝒊𝒑𝒖𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒊𝒌𝒖𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒍𝒂𝒉𝒊, 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂".[]

"𝑺𝒊𝒎𝒑𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕𝒎𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒊𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏"

(Robert Louis Stevenson)


Dari buku

Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik

Rabu, 27 Juli 2022

𝙆𝘼𝙇𝙐𝙉𝙂 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙎𝙐𝙉𝙂𝘼𝙄


Suatu hari seorang pelayan sedang berjalan di pinggir sungai. Tiba-tiba ia melihat sesuatu yang berkilau didalam sungai dan nampak seuntai kalung berlian. Ia lalu teringat beberapa saat sebelumnya Raja mengatakan kehilangan kalung berlian yang yang dicuri oleh seekor burung dan siapa yang bisa menemukan akan memperoleh hadiah besar.

Bergegas pelayan itu menjulurkan tangannya ke sungai untuk mengambil kalung itu. Tapi kalung itu tak bisa dijangkau, masih ditempat yang sama.

Penasaran, ia lalu kembali menggapai kalung itu dengan masuk kedalam sungai yang kotor dan hitam. Ternyata kalung itu masih berada ditempatnya dan tidak dapat dijangkau.

Akhirnya pelayan itu nekad menceburkan dirinya ke sungai itu, sehingga badannya kotor dan gagal pula kalung itu diraih.

Tak lama kemudian, lewatlah seorang bijak dan menghampiri pelayan itu serta menanyakan apa yang terjadi.

Pelayan itu enggan bercerita dengan orang bijak karena tidak ingin rahasia tentang kalung di sungai itu sampai diketahuinya. Karena berjanji tidak akan menceritakan kepada orang lain, akhirnya pelayan itu mempercayai orang bijak tersebut.

Ia memberitahu bahwa gagal mendapatkan kalung permata yang ada di sungai itu meskipun berulang kali mencobanya.

Kemudian orang bijak itu berkata kepada pelayan sebaiknya ia melihat keatas, pada cabang-cabang pohon diatas sungai tersebut, bukan pada air sungai yang hitam. Pelayan itu lalu melihat keatas dan benar,pada salah satu cabang kalung itu menjuntai.Rupanya ia selama ini berusaha menangkap bayangan kalung permata itu...[]


𝘒𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘦𝘳𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘪𝘳 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘢𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘰𝘵𝘰𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘦𝘳𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘵𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘴𝘱𝘪𝘳𝘪𝘵𝘶𝘢𝘭

𝐀𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐚𝐭𝐚𝐬,𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐭𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐞𝐧𝐭𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐣𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐞𝐫𝐢.𝐊𝐞𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐬𝐩𝐢𝐫𝐢𝐭𝐮𝐚𝐥 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮-𝐬𝐚𝐭𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐮𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐮𝐭𝐮𝐡.


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN

𝗧𝗜𝗚𝗔 𝗦𝗔𝗥𝗜𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗦𝗢𝗖𝗥𝗔𝗧𝗘𝗦

Suatu saat seseorang datang menemui Socrates dan berkata, "𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑨𝒏𝒅𝒂?"

"𝑻𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓," Socrates menyela ."𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝑻𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏"

"𝑻𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏?"

"𝑩𝒆𝒏𝒂𝒓," lanjut Socrates "𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖, 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒊𝒅𝒆 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏. 

𝑺𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝐊𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐚𝐧. 𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓?"

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌," jawab laki-laki itu "𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓 𝒉𝒂𝒍 𝒊𝒕𝒖..."

𝑩𝒂𝒊𝒌𝒍𝒂𝒉," kata Socrates ."𝑱𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉. 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂, 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝐊𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 . 𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌?"

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌,𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂"

"𝑱𝒂𝒅𝒊," lanjut Socrates, "𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒉𝒂𝒍 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓. 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝐌𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 . 𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒌𝒖?"

𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌... 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒋𝒖𝒈𝒂..."

"𝑩𝒂𝒊𝒌𝒍𝒂𝒉," Socrates menyimpulkan, "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕, 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖?"

Inilah mengapa Socrates dianggap sebagai filsuf agung dari Yunani.[]


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN



Senin, 25 Juli 2022

𝗘𝗙𝗘𝗞 𝗞𝗨𝗣𝗨-𝗞𝗨𝗣𝗨 𝗟𝗢𝗥𝗘𝗡𝗧𝗭


 Edward Lorentz, seorang ahli Geofisika cuaca mengembangkan hipotesis yang menyatakan, bahwa sekecil apapun perubahan yang terjadi, dampak yang ditimbulkan akan semakin meningkat magnitudenya.

Suatu saat Lorentz melakukan peramalan cuaca dengan menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linier dengan komputer. Hasil perhitungannya kemudian digambarkan dalam bentuk kurva yang dicetak pada sehelai kertas. Awalnya, Lorentz mencetak kurva dalam format enam angka dibelakang koma (...,506127). Kemudian, karena ingin menghemat waktu dan kertas, ia memasukkan tiga angka dibelakang koma (...,506) dan cetakan berikutnya diulangi pada kertas sama sama yang sudah berisi hasil cetakan tadi. Satu jam kemudian, Lorentz dikagetkan dengan hasil yang sangat berbeda dengan yang diharapkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut memang berimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang sama sekali berbeda. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama "Efek Kupu-kupu" (Butterfly Effect). Hal ini bisa dianalog kan kepakan sayap kupu-kupu di Jakarta (setara dengan pengabaian angka..,000127) akan mampu memicu terjadinya badai Tsunami di Jayapura beberapa bulan kemudian.

Konsep ini memberi pelajaran kepada kita bahwa untuk berhati-hati dalam berpikir, berkata dan bertindak. 𝑰𝒅𝒆 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒍-𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌. 𝑺𝒆𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒉𝒔𝒚𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏. 

Hal yang sama juga diturunkan oleh Newton dalam hukum aksi dan reaksinya, dimana setiap aksi yang dilakukan akan menimbulkan reaksi dan kita tinggal mengakumulasikan saja.[]


𝐋𝐢𝐝𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐜𝐞𝐫𝐝𝐚𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚: 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮. 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐠𝐢𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚. 

𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐢𝐝𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚: 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮, 𝐝𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚, 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐝𝐮𝐥𝐢 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐚𝐭𝐚𝐮𝐤𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤.

(Hasan Al-Bashri)


Dari buku

AJAIB bin ANEH

𝗙𝗜𝗦𝗜𝗞𝗔 𝗠𝗔𝗜𝗡-𝗠𝗔𝗜𝗡

"𝙎𝙖𝙩𝙪-𝙨𝙖𝙩𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙡 𝙙𝙞 𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙩𝙪𝙩 𝙙𝙞𝙨𝙚𝙧𝙞𝙪𝙨𝙞 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 "𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙨𝙚𝙧𝙞𝙪𝙨"

Dr. Richard Feynman merasa bosan. Dia mengajar fisika di Universitas Cornell, namun dia merasa tidak bisa lagi menghasilkan apapun yang berarti dalam soal teori fisika.

Dr.Feynman lalu memutuskan untuk melakukan kegiatan fisika untuk bersenang-senang. Dia akan bermain-main dengan fisika kapanpun ia mau tanpa merisaukan mendapatkan hasil yang berarti atau tidak.

Suatu saat, ia melihat seorang mahasiswa bertindak iseng di kantin, melemparkan piringnya ke udara. Dr.Feynman memperhatikan piring ini terhuyung-huyung dan logo Cornell yang berwarna merah pada piring bergerak lebih cepat dari piring itu.

Karena tidak ada tugas yang harus diselesaikan, dia mulai mengkalkulasi hubungan antara huyungan piring dan rotasinya. Hasilnya adalah suatu persamaan yang cukup rumit.

Lalu Dr.Feynman menunjukkan perhitungan tadi kepada koleganya yang menanyakan apa pentingnya perhitungan itu. Dengan enteng, Dr.Feynman menjawab kalau perhitungan itu memang tidak ada pentingnya. Dia melakukan untuk bersenang-senang.

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒖𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒖𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒂𝒏 𝒉𝒖𝒚𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒅𝒊. 𝑳𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒐𝒓𝒃𝒊𝒕 𝒆𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒏 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒆𝒓𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔. 𝑳𝒂𝒍𝒖 𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒂𝒏 𝑫𝒊𝒓𝒂𝒄 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 𝑬𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒅𝒊𝒏𝒂𝒎𝒊𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒖𝒏𝒄𝒖𝒍 𝒆𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒅𝒊𝒏𝒂𝒎𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒖𝒂𝒏𝒕𝒖𝒎. 𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒏𝒂𝒏..."

"𝑰𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒏𝒚𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂. 𝑴𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒏-𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒊𝒕𝒖. 𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒕𝒖𝒕𝒖𝒑 𝒃𝒐𝒕𝒐𝒍. 𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒊𝒓 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒅𝒊𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒏𝒚𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒆𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂! 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒅𝒂. 𝑫𝒊𝒂𝒈𝒓𝒂𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝑯𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉 𝑵𝒐𝒃𝒆𝒍 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒔𝒆𝒏𝒈-𝒊𝒔𝒆𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒖𝒚𝒖𝒏𝒈-𝒉𝒖𝒚𝒖𝒏𝒈".[]

"𝚂𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚎𝚗𝚞𝚑𝚒 𝚔𝚎𝚙𝚎𝚛𝚕𝚞𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚎𝚗𝚝𝚞, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚒 𝚙𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊𝚖 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚔𝚎𝚜𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚘𝚕𝚞𝚜𝚒"


Dari buku

MALAS TAPI SUKSES


Dr.Richard Feyman





𝟳 𝘅 𝟰 = 𝟮𝟵

 


"𝚂𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜-𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒, 𝚛𝚊𝚜𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊. 𝙼𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜-𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊, 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚕𝚒𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒"

Yan Hui, seorang murid kesayangan Konfusius, suatu hari sedang berjalan disebuah pasar saat melihat dua orang sedang bertengkar. Rupanya mereka adalah seorang penjual jeruk dan pembelinya. Pembeli membayar 7 buah jeruk dengan harga 28 Yuan, karena harga sebutir jeruk adalah 4 Yuan. Tapi penjual bersikukuh harga 7 jeruk itu adalah 29 Yuan.

Yan Hui segera menghampiri mereka. "𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝟏 𝒋𝒆𝒓𝒖𝒌 𝟒 𝒀𝒖𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝟕 𝒋𝒆𝒓𝒖𝒌 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝟐𝟖 𝒀𝒖𝒂𝒏, 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝟐𝟗 𝒀𝒖𝒂𝒏?"tanya Yan Hui kepada penjual jeruk.

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂, 𝒑𝒐𝒌𝒐𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝟐𝟗 𝒀𝒖𝒂𝒏. 𝑲𝒂𝒖 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒅𝒂? 𝑰𝒏𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒓𝒖𝒔𝒂𝒏𝒎𝒖. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑮𝒖𝒓𝒖 𝑲𝒐𝒏𝒇𝒖𝒔𝒊𝒖𝒔, 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊" seru pedagang membela diri.

Dalam perjalanan ke rumah sang Guru, pedagang itu memasang taruhan  "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝑮𝒖𝒓𝒖 𝑲𝒐𝒏𝒇𝒖𝒔𝒊𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝟕 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝟒 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝟐𝟗, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒕𝒂𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒎𝒖. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝑮𝒖𝒓𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝟐𝟖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟕 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝟒 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒓𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒍𝒂𝒌𝒖 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖. Yan Hui menyanggupi.

Di rumah Guru Konfusius, mereka mengutarakan masalahnya termasuk soal taruhan tadi. Setelah mendengarkan ceritanya, Konfusius berkata kepada muridnya "𝒀𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒊, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒅𝒂𝒈𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒊" Yan Hui mematuhi perintah gurunya.

Beberapa saat kemudian Yan Hui menghadap Gurunya untuk minta izin cuti guna menemui istri dan keluarganya di kampung. Gurunya mengizinkan sambil berpesan "𝑫𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒅𝒖𝒉 𝒅𝒊𝒃𝒂𝒘𝒂𝒉 𝒑𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒎𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉" .Meski ragu dan tidak mengerti maksud Gurunya, Yan Hui mengangguk dan berangkat.

Dalam perjalanan turun hujan, saat melihat sebuah pohon besar Yan Hui berniat berteduh, tapi ingat pesan gurunya dia membatalkan niatnya. Tak lama kemudian dia melihat pohon tadi tumbang karena disambar petir.

Sampai dirumah, dilihatnya dari belakang isterinya sedang berbicara dengan seorang laki-laki. Segera ia mencabut pedangnya. Kembali ia ingat nasihat gurunya dan membatalkan niatnya. Ketika dua orang itu menengok nampak seorang yang bicara dengan isterinya adalah saudara perempuannya yang potongan tubuhnya seperti laki-laki.

Saat kembali dari cutinya, Yan Hui menghadap gurunya dan menceritakan yang dialaminya. Dengan bijak gurunya mengatakan setelah hari panas biasanya akan turun hujan dan badai, makanya ia melarang berteduh dibawah pohon besar.

Mengenai pedang, Konfusius berkata  "𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖, 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒊𝒃𝒖𝒓, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒊𝒃𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏. 𝑰𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏"

Kemudian Guru Konfusius melanjutkan "𝑴𝒖𝒓𝒊𝒅𝒌𝒖, 𝒕𝒂𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒐 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕. 𝑨𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒉, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒖 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒋𝒊𝒏. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒑𝒆𝒅𝒂𝒈𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒏𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒍𝒂 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂!"

Mendengar penjelasan yang bijaksana dari gurunya tadi Yan Hui pun yakin bahwa semua itu membuat dirinya dan hubungan dengan orang lain semakin baik.[]


𝐒𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐜𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐨𝐫𝐛𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 (𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚𝐰𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚) 𝐝𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤.


𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 (𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳), 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯, 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘣𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘩𝘢𝘳𝘪. 𝘚𝘢𝘭𝘥𝘰 𝘵𝘢𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘪𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯-𝘬𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯


Ditulis kembali dengan beberapa perubahan dari buku "SETENGAH PECAH SETENGAH UTUH"

Minggu, 24 Juli 2022

𝐓𝐔𝐊𝐀𝐍𝐆 𝐍𝐆𝐀𝐌𝐄𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐃𝐈𝐑𝐄𝐊𝐓𝐔𝐑


Lahir dari keluarga sangat sederhana dipinggiran kota Cirebon, Subrata mempunyai 3 saudara, satu perempuan dan dua laki-laki.

Sampai lulus SD, Subrata kecil berangkat ke sekolah berjalan kaki sejauh 3km, sehingga ia harus berangkat sebelum ayam berkokok.

Saat SMP, dia harus menempuh jarak lebih jauh lagi ke Cirebon dan harus bersepeda atau naik omprengan. Bahkan tak jarang ia harus numpang menginap dirumah kawannya, karena kemalaman. Hal itu masih dijalani sampai kl 2 SMA.

Karena punya rencana akan kuliah di Yogyakarta, maka Subrata hijrah ke kota itu pada saat kl.2 SMA. Dengan uang yang pas-pasan, usai SMA dia akhirnya mendaftar untuk kuliah di UGM. Orang tuanya hanya bisa memberikan sumbangan semampunya untuk membiayai kuliahnya, selebihnya dia harus mencari sendiri kekurangannya. Untunglah,dia punya jiwa seni saat SD dengan menjadi pemain sandiwara.

Maka, sambil kuliah pun Subrata mencoba mencari uang dengan mengamen di Malioboro, dari rumah kerumah, dari kantor ke kantor dari toko ketoko untuk menyalurkan jiwa seni sekaligus membiayai hidup.

Hidup sederhana itu dijalani Subrata sampai lulus kuliah dari  fakultas ilmu politik, jurusan hubungan internasional UGM dan pulanglah ia kembali ke kampung.

Rencananya ia akan merantau ke Jakarta berbekal dengan ijazah itu. Tapi kekayaan orang tuanya yang hanya buruh tani sudah tak ada lagi. Namun dia tetap berangkat dengan tak ada tempat yang akan dituju.

Sampai di stasiun Gambir, dia kebingungan mesti harus kemana sampai akhirnya menemukan warung di pejambon dekat kantor departemen luar negeri.

Pemilik warung berbaik hati mau menampung sementara ia belum bekerja. Di warung itu, dia bertemu dengan pak Yanto, seorang sopir truk yang mengajak tinggal dirumahnya. Jadilah dia pindah kerumah bilik kecil tanpa nomor itu sambil diam-diam mengirim lamaran kerjanya. Kepada tuan rumah dia tidak mengaku sarjana, hanya bisa baca-tulis saja.

Tak lama kemudian lamaran kerjanya di TVRI mendapat balasan. Namun perlu waktu 9 tahun untuk diterima sebagai pegawai tetap TVRI.

Pada awal bekerja, Subrata menjalani semua pekerjaan mulai dari reporter, menulis berita, juru kamera. Kegigihannya berbuah manis. Ia terpilih 1 dari 27 peserta dari 27 negara yang mengikuti pelatihan di Glasgow, Skotlandia dengan spesialisasi "𝐓𝐞𝐥𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢𝐨𝐧 𝐍𝐞𝐰𝐬 𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧&𝐛𝐫𝐨𝐚𝐝𝐜𝐚𝐬𝐭 𝐒𝐚𝐭𝐭𝐞𝐥𝐢𝐭𝐞 𝐒𝐲𝐬𝐭𝐞𝐦".

Dan karir Subrata di TVRI makin maju mulai dari kepala subdirektorat pemberitaan TVRI, direktur TVRI, staf departemen penerangan, dirut perum percetakan RI dan jabatan di beberapa lembaga lain.

Tahun 2002, Subrata lulus  S3 jurusan hukum bisnis universitas Padjadjaran dan doktor ilmu hukum di universitas yang sama pada 2005.

Subrata mengikuti nasihat orang tuanya yang mengatakan warisan yang berharga adalah ilmu,bukan harta, sehingga dia tetap mengejarnya meski sudah punya jabatan tinggi...[]


Dari buku

ORANG MISKIN(BOLEH) SUKSES SEKOLAH

𝗞𝗜𝗦𝗔𝗛 𝗚𝗨𝗥𝗨 𝗗𝗔𝗡 𝗠𝗨𝗥𝗜𝗗𝗡𝗬𝗔

Saat les berjalan 1jam, tiba-tiba datanglah seorang bapak mengantar anaknya yang menangis. Mereka datang dari laut dengan baju basah karena hujan dan tangan berkerut karena kedinginan.

Bapaknya menjelaskan bahwa anak sudah meronta ingin pulang karena kedinginan dan ingin ikut les. Guru itu tersenyum dan merangkulnya untuk kemudian berbaur dengan kawannya yang lain dan bapaknya pulang.

Saat les berakhir hujan belum reda, tapi mereka harus pulang sambil tersenyum dan mengucap salam.

Namun,anak yang terlambat tadi masih belum beranjak.

"𝑩𝒖,𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒂𝒇 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂", katanya 

𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 ,𝑵𝒂𝒌?"

"𝑰𝒌𝒖𝒕 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒖𝒕 𝒕𝒂𝒅𝒊 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒋𝒖𝒂𝒍 𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒍𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒖 𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔. 𝑩𝒖𝒌𝒖 𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔, 𝑩𝒖"

Ibu Guru itu diam. Ia terenyuh. "𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒑𝒂𝒌" anak itu menunduk sedih.

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂,𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒌𝒖𝒊𝒏𝒚𝒂"

"𝑩𝒖, 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏-𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒄𝒊𝒕𝒂-𝒄𝒊𝒕𝒂 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓, 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒏𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏, 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂. 𝑨𝒑𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉, 𝑩𝒖 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒏𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏?"

Guru itu diam.Percakapan singkat itu membuat guru itu menarik nafas panjang,lalu berkata:

"𝑵𝒂𝒌,𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒂𝒑𝒂𝒑𝒖𝒏 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊,𝒔𝒆𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒂𝒑𝒂𝒑𝒖𝒏 𝒄𝒊𝒕𝒂-𝒄𝒊𝒕𝒂𝒎𝒖, 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓, 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓, 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂, 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓. 𝑫𝒆𝒎𝒊𝒌𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒏𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏. 𝑺𝒆𝒌𝒐𝒍𝒂𝒉𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓".

Murid itu diam

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒋𝒂𝒖𝒉-𝒋𝒂𝒖𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒊𝒏𝒊. 𝑨𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒏𝒂" jawabnya sambil meringis dan tersenyum.

Guru itu hanya bisa mengusap kepalanya dan menyuruh pulang, karena hari sudah gelap. Guru itu menatap kepergian muridnya dengan langkah kaki yang sedikit berirama. Mungkin tanda ia senang.

Sore menjadi gelap.Hari ini sempurna bagi guru itu. Ia banyak belajar dari kegigihan, ketangguhan dan kejujuran muridnya.

Bahwa jadi apapun kita nanti dan sekarang, jadilah orang yang baik dan orang yang pintar...[]

       

 (Dikisahkan oleh Furiyani Nur Amalia, pengajar muda kab.kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara)

       

 Dari buku

INDONESIA MENGAJAR 2



Sabtu, 23 Juli 2022

SIKAP


"𝚂𝚊𝚝𝚞 𝚊𝚙𝚎𝚕 𝚋𝚞𝚜𝚞𝚔, 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚗𝚓𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚒𝚜𝚒 𝚊𝚙𝚎𝚕-𝚊𝚙𝚎𝚕 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜, 𝚖𝚊𝚔𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚞𝚍𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚞𝚛𝚞𝚑 𝚊𝚙𝚎𝚕 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚎𝚋𝚞𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚛𝚞𝚝 𝚋𝚞𝚜𝚞𝚔"

Awal tahun ajaran baru, seorang kepala sekolah memanggil 3 orang guru yang termasuk guru terbaik.

"𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒊 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒈𝒓𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊. 𝑶𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒊𝒕𝒖 , 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝟗𝟎 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒓𝒅𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒓𝒂𝒕𝒂-𝒓𝒂𝒕𝒂. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒘𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒆𝒓𝒂𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒓𝒊𝒅-𝒎𝒖𝒓𝒊𝒅 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑰𝑸 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊 𝒑𝒓𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊 𝟐𝟎 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝟑𝟎% 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎𝒏𝒚𝒂"

Usai tahun ajaran, kembali kepala sekolah memanggil ketiga guru tersebut.

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒄𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒃𝒊𝒎𝒃𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓-𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊 𝟐𝟎-𝟑𝟎%. 𝑴𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒎𝒂𝒂𝒇, 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒕𝒖𝒍𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆 𝟗𝟎 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒕𝒂𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂, 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒔𝒕𝒊𝒎𝒆𝒘𝒂"

Mendengar keterangan kepala sekolah tadi, ketiga guru tadi merasa senang dan bangga, karena telah berhasil merubah siswa yang 'biasa-biasa' menjadi siswa yang 'luar biasa'.

Lalu kepala sekolah berkata "𝑨𝒅𝒂𝒑𝒖𝒏 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑 𝑺𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒄𝒂𝒌, 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒑𝒓𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒈𝒓𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂"

Para guru itupun terkejut, mengingat mereka mampu melakukan suatu perubahan besar, padahal mereka adalah 'biasa-biasa' saja.

Rupanya ,yang mampu membuat mereka melakukan hal itu adalah sikap dan cara pandang dalam memperlakukan orang lain...[]

"𝐏𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐤𝐡𝐮𝐬𝐮𝐬 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧. 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐮𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐢𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐫, 𝐤𝐞𝐤𝐚𝐲𝐚𝐚𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧, 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩𝐧𝐲𝐚"

(Denis Waitley)


Disederhanakan dari buku

"Setengah pecah setengah utuh"



Jumat, 22 Juli 2022

𝙈𝙀𝙈𝘽𝙀𝙇𝙄 𝙆𝙀𝘽𝘼𝙃𝘼𝙂𝙄𝘼𝘼𝙉 𝘿𝙀𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙎𝙀𝘿𝙀𝙆𝘼𝙃


 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامُ الِاثْنَيْنِ كَافِي الثَّلَاثَةِ وَطَعَامُ الثَّلَاثَةِ كَافِي الْأَرْبَعَةِ

𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐢 𝐘𝐚𝐡𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐧 𝐘𝐚𝐡𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚; 𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐇𝐚𝐝𝐢𝐭𝐬 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐀𝐛𝐮 𝐀𝐳 𝐙𝐢𝐧𝐚𝐝 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐀𝐥 𝐀'𝐫𝐚𝐣 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐀𝐛𝐮 𝐇𝐮𝐫𝐚𝐢𝐫𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚; 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐡𝐚𝐥𝐥𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮 '𝐚𝐥𝐚𝐢𝐡𝐢 𝐰𝐚𝐬𝐚𝐥𝐥𝐚𝐦 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐛𝐝𝐚: "𝐌𝐚𝐤𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠."


"𝗨𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗹𝗶 𝗸𝗲𝗯𝗮𝗵𝗮𝗴𝗶𝗮𝗮𝗻❟ 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗔𝗻𝗱𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗮𝗶𝗻"

Demikian laporan dari sebuah penelitian sebuah tim di University of British Columbia dan Harvard Bussiness School.

Dari  eksperimen terhadap lebih dari 630 orang Amerika serikat menunjukkan bahwa mereka secara mencolok lebih bahagia saat mengeluarkan uang untuk orang lain -- sekalipun mereka berpikir bahwa menghabiskan uang untuk diri sendiri akan membuat mereka bahagia.

"𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒋𝒊 𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒊, 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉", kata Elizabeth Dunn, seorang psikolog di University of British Columbia.

Mereka bertanya kepada 600 relawan untuk menilai kebahagiaan umum mereka, melaporkan detail pendapatan tahunan mereka dan pengeluaran rutin bulanan.

"𝑻𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒌𝒆𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒂𝒍 𝟓 𝒅𝒐𝒍𝒍𝒂𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒑𝒐𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓, 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂", kata Dunn.

Tim Dunn juga meneliti 16 karyawan disebuah perusahaan di Boston sebelum dan sesudah mereka menerima pembagian bonus laba tahunan antara US $ 3.000 - 8.000. "Karyawan yang berencana untuk menyisihkan lebih banyak dari bonus mereka untuk kegiatan sosial mengalami kebahagiaan yang lebih besar setelah menerima bonus, dan cara dimana mereka mengeluarkan bonus merupakan prediksi yang lebih penting bagi kebahagiaan mereka daripada ukuran bonus itu sendiri" begitu hasil laporan tertulisnya.

"𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒑𝒐𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒆𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒄𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒈𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒈𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊"  kata mereka.

"𝑻𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒂𝒍𝒐𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝟓 𝒅𝒐𝒍𝒍𝒂𝒓 - 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖" kata Dunn. Hal ini dapat juga menjelaskan mengapa kita tidak bahagia meskipun secara finansial lebih kaya.[]


Dari buku

MANISNYA KOPI ASIN

𝗧𝗘𝗡𝗧𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗨𝗛𝗔𝗝𝗜𝗥


Tanpa terasa waktu sudah beranjak ke pukul 21.00. Sejak ba'da Maghrib murid-murid kelas V yang kuajar bersama dengan beberapa anak kelas IV dan VI sudah meramaikan rumah dimana aku tinggal. Beberapa anak ada yang membaca buku, bermain catur, mengerjakan tugas dengan antusias.

Ah.... melihat keseriusan mereka aku ikut merasakan semangat. Apa hal ini terpacu oleh cita-cita yang mereka tuliskan tadi siang?.Khawatir kemalaman pulangnya, aku segera menyuruh mereka pulang

"𝑺𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒋𝒖𝒎𝒑𝒂 𝒃𝒆𝒔𝒐𝒌 𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒐𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂" ucapku.

Satu-persatu mereka meninggalkan rumahku, dan akupun mulai masuk rumah.

"𝑺𝒆𝒏𝒕𝒆𝒓𝒌𝒖 𝒎𝒂𝒕𝒊, 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒌𝒖𝒑𝒊𝒏𝒋𝒂𝒎 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈, 𝑩𝒖 𝑮𝒖𝒓𝒖?" Terdengar suara Muhajir mendekat 

Aku memejamkan mata sebentar, berpikir. Rumah Muhajir di dusun sebelah, Rattelemo. Dari dusun sebelah pun, ia harus turun melewati kebun-kebun kakao. Di bawah, ada sungai yang ketika kemarau mengering. Tetapi, musim kali ini sedang susah diduga, bisa saja hujan turun tiba-tiba. Rumahnya di pinggir jalan di seberang sungai. Mendaki sedikit. Tak ada tetangga dekat.

Ini sudah hampir setengah sepuluh malam. Tak ada penerangan di jalan-jalan. Hanya ada lampu-lampu redup dari beberapa rumah.

"𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒂𝒑 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒏𝒊"  tawarku.

Dia menolak, karena dirumah hanya ada Ibu dan adik-adiknya.

"𝑲𝒆𝒎𝒂𝒏𝒂 𝑩𝒂𝒑𝒂𝒌𝒎𝒖?"

"𝑲𝒆 𝑴𝒂𝒎𝒖𝒋𝒖, 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂." jawab Muhajir

Hening hadir di antara kami.

Kembali dia meyakinkan aku tak perlu khawatir, karena dia biasa pulang malam

"𝑺𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊𝒂𝒏?" tanyaku

Hening kembali. Ada rasa tak tega. Aku berpikir, lalu muncul keinginan untuk mengenal kehidupan Muhajir dan keluarganya.

"𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖, 𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓" kataku

Aku bergegas masuk ke kamar, mengambil senter dan jaket. Lalu turun ke bawah berpamitan dengan Mamak (𝐡𝐨𝐬𝐭 𝐟𝐚𝐦). Mamak kelihatan bingung, sibuk meminta salah seorang anaknya mengantarku. Tetapi, mereka sudah tidur semua. Kuyakinkan Mamak bahwa semua baik-baik saja.

Aku segera menghampiri Muhajir yang terlihat kebingungan.

"𝑨𝒚𝒐, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕,"  ajakku.

"𝑲𝒆𝒎𝒂𝒏𝒂 𝑩𝒖 𝑮𝒖𝒓𝒖?"

"𝑲𝒆 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉𝒎𝒖."

Dia hanya diam, mengikuti langkah-langkah di belakangku. Kadang menyamakan langkahku atau mendahuluinya, menyingkirkan rumput-rumput yang menghalangi jalan kami, menuntunku, menunjukkan arah. Senter tetap dibiarkannya di tanganku. Malam itu mendung, bintang enggan muncul. Tetapi, alam berbaik hati untuk tidak menurunkan hujan. Kulihat jam tangan, sudah pukul 23.00 saat kami tiba di rumah Muhajir. Kami disambut lolongan anjing penjaga kebun milik keluarga Muhajir.

Muhajir mengajakku untuk naik ke rumahnya. Dia membuka pintu pelan-pelan, enggan membangunkan seisi rumah yang tengah dibuai mimpi. Sebuah rumah panggung sederhana terpencil di kawasan perkebunan. Hanya ada dua ruangan di rumah yang berukuran 5x 4 meter itu. Satu untuk menyimpan bantal atau barang apa saja, satu lagi untuk ruang serbaguna. Tak ada perabot meja, kursi. Hanya ada dua almari, satu untuk menyimpan pakaian, satu lagi untuk menyimpan peralatan dapur. Aku menunduk melewati pintu, mematung melihat badan-badan yang terlelap damai memenuhi ruangan di depanku. Ada empat orang di sana dan ruangan sudah keliatan sesak. Dengan diterangi cahaya lampu minyak tanah, aku menjadi cemas, apakah ruang Muhajir untuk tidur akan kuambil. Lalu Muhajir menuntunku memasuki ruangan di atas kepala-kepala itu rebah. Menatakan bantal dan membuka kelambu untukku. Memintaku untuk tidur, lalu undur menyusul keluarganya yang lain yang telah lelap. Aku bingung. Tak ada kata-kata yang sanggup keluar. Aku tak bisa memejamkan mata. Pikiranku melayang-layang. Seberapa besar mereka harus kompromi dengan keadaan. Aku merenung. Lalu pelita dimatikan. Gelap.

Entah kapan aku terlelap, ketika bangun, rumah telah gaduh. Kudengar seorang perempuan sedang mengomel, disahuti suara anak laki-laki. Rupanya itu adalah percakapan antara Muhajir dan Mamaknya. Mamaknya memprotes kenapa semalam dia tidak dibangunkan untuk menjamu Ibu Guru. Disini profesi guru memang sangat dihormati. Aku menjadi malu dan tidak enak hati, mendengar percakapan mereka.

Aku keluar dan menjumpai Mamak Muhajir yang berulang kali meminta maaf karena tidak menjamu dengan baik. Aku menjadi tidak enak hati, ini toh salahku yang bertamu malam-malam tanpa memberi tahu. Aku malah menyusahkan dan menimbulkan kesungkanan. Anak-anak pamit keluar, bersiap-siap mandi untuk ke sekolah. Aku pun ingin segera berpamitan jikalau tak ditahan karena harus pulang dulu mengganti baju.


Hari masih gelap, matahari pun masih lelap. Tetapi, di rumah ini, orang-orang telah sibuk ke sana ke mari. Mamak Muhajir menyorongkan secangkir minuman hangat sambil berkali kali meminta maaf dengan keadaan rumahnya yang seadanya.

Selesai anak-anak berkemas, aku pun berpamitan untuk pulang. Muhajir meminta izin agar adiknya yang belum genap lima tahun bisa ikut ke sekolah karena Mamaknya harus mengambil pisang dan membersihkan kebun. Di sepanjang perjalanan, sesekali bocah Kelas V itu harus menggendong adiknya yang kelelahan berjalan. Tidak hanya Muhajir yang harus membawa adiknya ke sekolah, beberapa murid  seringkali membawa adik mereka ke sekolah. Tentu saja ini sangat mengganggu apalagi ketika adik merengek-rengek minta ini-itu saat kakak mereka tengah sibuk belajar. Tetapi, di sekolah ini kita harus menjadi sering berkompromi apalagi saat musim panen kakao.

Orangtua mereka sibuk mengurus kebun, mencari makan untuk bertahan hidup. Sebagian, anak-anak diminta untuk ikut ke kebun membantu. Sebagian dibiarkan ke sekolah, tetapi mengajak adiknya yang masih kecil-kecil.


Pada perjalanan menuju sekolah, ada pemandangan janggal di kiri-kanan jalan yang kami lewati hari itu. Rumah panggung Muhajir, masjid desa dan 

sekolah dan beberapa rumah sederhana yang lain. Muhajir berlari-lari dengan tas yang robek dan seragam yang lusuh. Sesekali tertawa menggendong adiknya. Sesekali kesal menurunkan adiknya. Orang-orang tua bersarung yang sedang asyik mengobrol sambil menjemur kakao. Motor-motor yang berseliweran. Orang-orang yang berlalu lalang tanpa alas kaki membawa parang. Pegawai-pegawai negeri yang datang ke sekolah dan kantor dengan sepatu dan seragam rapi.


Pikiran saya berloncatan ke kota tempat saya berasal di mana jalan-jalan layang bertebaran, gedung-gedung tinggi menjulang. Lalu kembali ke desa di mana saya tinggal sekarang. Jalan hanya ada satu, itupun rusak terbengkalai. Timpang. Ya, ketimpangan yang terlampau jauh.

Pikiran saya lompat lagi ke pertanyaan Muhajir, rumah Muhajir, kehidupannya yang menurut saya serba susah lalu kehidupan saya di kota yang serba mudah. Takdir? Ah saya rasa ini bukan takdir.[]


(Dikisahkan oleh Atika Asterina Saraswati, Pengajar Muda di Majene, Sulawesi barat dalam buku "Mengabdi di Negeri Pelangi")



Sabtu, 16 Juli 2022

ᗩᑎTᗩᖇᗩ ᑕIᑎTᗩ ᗪᗩᑎ ᗷEᖇᗷᗩGI


"𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯. 𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘦𝘮𝘣𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘨𝘢𝘨𝘢𝘩𝘢𝘯. 𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵."

(Buya Hamka)


Gadis cilik itu bernama Siti Marhamah. Dalam usia yang 7 tahun ia sudah bergolek menunggu habisnya quota usia. 𝑨𝒏𝒆𝒎𝒊𝒂 𝑨𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌, suatu penyakit kelainan darah, telah membuatnya akrab dengan jarum suntik dan infus yang menghujam tubuhnya. Dan akibatnya penampilan gadis itu makin menyeramkan: mata membelalak, rambut jarang dan wajah yang pucat. Mengetahui anaknya tak punya harapan hidup, bapaknya menghilang dengan bajaj nya. Ibunya meninggal diseruduk angkutan umum dalam perjalanan menuju apotek untuk menebus obatnya. Kini tinggal dua orang kakaknya yang menemani usai mengamen di perempatan Salemba.

Di usianya yang masih hijau, ia telah belajar bahwa setiap detik dalam kehidupan begitu berharga. la tidak pernah menangis meski suster berulangkali menghujamkan jarum-jarum tajam di sekujur tubuhnya. Ia malah acapkali bertanya,

"𝑺𝒖𝒔𝒕𝒆𝒓 𝒊𝒕𝒖 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝒂𝒑𝒂, 𝒌𝒐𝒌 𝒘𝒂𝒓𝒏𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒖𝒄𝒖 𝒚𝒂?","𝑺𝒖𝒔𝒕𝒆𝒓 𝒌𝒐𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒌𝒖?" atau "𝑺𝒖𝒔𝒕𝒆𝒓 𝒄𝒂𝒑𝒆𝒌 𝒚𝒂? 𝑴𝒂𝒂𝒇 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒑𝒐𝒕𝒌𝒂𝒏." Siti Marhamah tidak menangis meskipun lengannya terasa sangat pedih.


Para susterlah yang kerap bersimbah air mata. Silih berganti mereka datang sekadar untuk menemani Siti bermain atau mendongengkan sebuah cerita.


Siti mengetahui bahwa usianya tidak akan panjang dan hidupnya tidak lama lagi akan berakhir. Sering para suster mengintip Siti yang terpekur dan tersenyum sendiri, tampak sekali ia rindu untuk bebas dari himpitan rasa sakit.


Lalu datanglah wanita cantik paruh baya itu. Seorang ibu bernama Anne Situmorang yang dengan lembut merawat dan bertukar cerita dengan Siti. Ia rela duduk berjam-jam hanya untuk membelai dahi Siti, atau sekadar menggenggam lengannya yang menggigil dalam serangan kesakitan. Anne bukanlah kerabat Siti, bahkan Siti pun tak mengenalnya, namun ia selalu datang setiap hari, membelai dan mendampingi seolah Siti adalah anaknya sendiri.


la pernah bertanya, apakah yang Siti paling inginkan saat ini? Lalu dengan kalimat lirih yang terpatah-patah, Siti membisikkan bahwa ia ingin memiliki sebuah boneka Barbie berjilbab yang pernah dilihatnya di majalah "Ummi" milik Suster Rahmi. Keesokan harinya, Anne datang dengan membawa sebuah kardus berukuran sedang terbungkus kertas kado bergambar beruang yang bagus. Dibukanya kardus itu perlahan di sisi Siti, isinya boneka Barbie berjilbab! Empat hari kemudian Siti meninggal dalam tidurnya, di bibirnya terulas senyum bahagia, sambil mendekap erat boneka Barbie itu di dadanya. Ia menutup mata dengan memeluk sepenggal kebahagiaan satu-satunya yang bisa ia rasakan sepanjang usianya di dunia!.


Anne Situmorang bisa merasakan itu.Dalam hati,ia bersyukur dan berterima kasih kepada Allah Swt.yang telah mengembalikan makna hidupnya. Ya, apa yang dilakukan Anne Situmorang adalah wasiat anak bungsunya, Mariam Situmorang yang telah pergi untuk selamanya. 𝑳𝒆𝒖𝒌𝒆𝒎𝒊𝒂 (kanker darah putih) telah merenggut kehidupan dan sisa umurnya yang belum genap sembilan tahun. Pesan terakhir kepada sang Ibu adalah agar bersedia mengabulkan permintaan terakhir dari anak-anak lain yang bernasib seperti dirinya. Sebuah permintaan terakhir yang tak dapat ditolak Anne, karena malamnya malaikat maut datang menjemput Mariam.


Dalam dukanya, suatu malam, ia bermimpi Mariam mendatanginya dan kembali mengingatkan, "𝑩𝒖𝒏𝒅𝒂, 𝒂𝒏𝒂𝒌-𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒚𝒂!"

Anne ingat, ia harus mengabulkan permintaan anak-anak yang tengah menghadapi akhir hidupnya.Dengan berat ia berjalan dengan gontai keluar dari keputusasaan. Namun Allah-lah Dzat Pembolak-balik hati, Mahabesar Allah dengan segala kehendak dan iradah-Nya, sejak pertama kali Anne bertatap muka dengan seorang anak yang senasib dengan Mariam, seolah sejak hari itu ia kembali memiliki Mariam. Kini, ia justru memiliki jauh lebih banyak "Mariam" di dalam hatinya. Hati Anne kini hangat kembali dan perlahan-lahan rasa cinta datang lagi, menyapa, tumbuh, bertunas, bersemi, dan putik ranumnya kembali harum. Kebekuan jiwanya cair dalam hangatnya kebahagiaan. Mencintai tidak sekadar memiliki, tetapi juga hadir pada saat kita harus berbagi.[]


Dari buku

"OVERALL LOVE" Mengembara di Dalam Dunia Cinta

Kamis, 14 Juli 2022

𝐒𝐀𝐌𝐏𝐔𝐋 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐌𝐄𝐍𝐈𝐏𝐔

"𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘭𝘪𝘳𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘶𝘨𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘮𝘣𝘢-𝘕𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢."


Aryani adalah seorang dokter yang tengah mengambil program magister di bidang ilmu gizi di sebuah Rumah Sakit. Dengan paras yang elok tentulah mengundang decak kekaguman para pria di sekelilingnya. Akan tetapi, Aryani tak bergeming, tak satu pun pinangan ia terima. Ia asyik sendiri dengan dunianya, dengan kariernya, dan dengan ilmu yang digelutinya. Tentu saja hal itu membuat para pria semakin penasaran. Akan tetapi, sekali lagi ia tak peduli.

Teka-teki akhirnya terjawab, Aryani mengumumkan bahwa ternyata ia telah menerima sebuah pinangan dan akan segera melaksanakan pernikahan. Tentu saja hal itu membuat para pria yang ingin mendekati makin risau. Sontak saja isu dan gosip menyebar, mulai dari duda sampai pria beristri tiga disebut-sebut sebagai "𝐭𝐞𝐫𝐬𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚". Karena semua orang berpikir pasti ada apa-apanya atau ada aibnya, maka identitas sang calon disembunyikan.


Pada hari yang berbahagia itu terkuaklah segalanya, pria yang berdiri di pelaminan dan mengikat janji setia dengan Aryani adalah orang yang sangat kerap dijumpai di rumah sakit, ia sopir mobil ambulans. Kali ini tidak hanya jantung yang nyaris berhenti berdetak, tetapi juga mendidih isi kepala para undangan rekan-rekan dokter yang mulia. Bagaimana mungkin, seorang sejawat mereka yang cerdas, cantik, sopan jatuh ke pelukan pria dengan level rendah di rumah sakit, supir ambulans!


Dalam tiga bulan pasca pernikahan, berulang kali Aryani disidang baik oleh para senior, rekan sejawat, maupun oleh manajemen rumah sakit. Ia didakwa telah menggadaikan etika dan martabat profesi. Semua orang baik dengan cara yang lembut, sinis, sampai sarkastis berusaha menyadarkan Aryani bahwa pernikahannya adalah sebuah kesalahan fatal yang perlu dikoreksi.

 "𝑨𝒓, 𝒅𝒊𝒂𝒈𝒏𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 𝒅𝒊𝒔𝒖𝒑𝒆𝒓𝒗𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒌𝒐𝒌, 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒌𝒂𝒘𝒊𝒏𝒂𝒏" kata seorang sejawatnya.

"𝑪𝒐𝒃𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒖 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒄𝒆𝒎𝒐𝒐𝒉𝒂𝒏" teman yang lain menambahkan.


Akhirnya ia buka suara,dan dengan anggunnya ia hanya melontarkan dua kalimat sakti,

"𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧? 𝐀𝐩𝐚𝐛𝐢𝐥𝐚 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦, 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐬𝐚𝐲𝐚?"


Begitulah.... memang benar Tuhan itu periang dan suka bercanda, ternyata suami Aryani adalah seorang doktor lulusan Australia yang begitu terinspirasi oleh sebuah kewajiban sosial  (𝒔𝒐𝒄𝒊𝒂𝒍 𝒐𝒃𝒍𝒊𝒈𝒂𝒕𝒕𝒐𝒓𝒚) di negara itu, di mana semua kaum profesional terdidik berpenghasilan tinggi sekali dalam sebulan haruslah mengabdikan dirinya di sektor pelayanan publik. Mengemudikan ambulans rumah sakit umum daerah adalah salah satunya. la sedemikian tersentuhnya atas kebijakan ini sehingga ketika kembali ke tanah air, ia tidak hanya menawarkan diri bertugas sebulan sekali, melainkan setiap sore seusai ia bertugas di sebuah institusi pendidikan tinggi.[]


𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚖𝚙𝚊𝚞𝚒 𝚙𝚛𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊.

𝚂𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚎𝚋𝚊𝚔 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚙𝚛𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊, 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚛𝚊𝚗𝚐𝚒 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊.


Dari buku

LOVE OVERALL



Selasa, 12 Juli 2022

BELAJAR DARI POHON PISANG



Meskipun sudah ditebang berkali-kali, sebuah pohon pisang tidak akan mati.Pohon pisang akan mati dengan sendirinya setelah buahnya diambil dan tumbuh tunas baru.
Terdapat tiga pelajaran dari sebuah pohon pisang.

Survival Spirit (semangat bertahan hidup)
Untuk dapat bertahan dan menjadi pemenang pada kehidupan, sangatlah diperlukan semangat ini.Hanya pecundang sejati sajalah yang sekali tebang langsung tumbang tidak bangun lagi.Bandingkan dengan pohon pisang yang selalu tumbuh lagi walau ditebang berkali-kali.

Contribution Spirit (semangat memberi manfaat)
Sesungguhnya motivasi yang membuat pisang dapat terus bertahan hidup adalah keinginan untuk menghasilkan buahnya yang belum tercapai.Ia menargetkan hidupnya untuk menghasilkan manfaat, selama itu belum tercapai pantang baginya untuk berhenti di tengah jalan.

Regeneration Spirit (semangat melakukan regenerasi)
Setelah memberikan manfaat dalam hidupnya,tak lupa ia menyiapkan generasi berikutnya yang dikemudian hari juga akan memberikan manfaat .Pohon pisang akan mati dengan tenang setelah regenerasi tercapai.
========================
Medan Pertempuran Krimea,Turki
Dengan berbekal sebuah lentera, Florence Nightingale dibantu beberapa sukarelawan berjalan diantara tumpukan tubuh-tubuh  yang bergelimpangan untuk mencari serdadu yang masih hidup dan bisa diselamatkan.
Florence Nightingale lahir dari keluarga bangsawan yang lebih memilih pekerjaan menjadi perawat yg saat itu dianggap pekerjaan yang rendah dan memalukan, apalagi seorang wanita.Sejak saat itu dia dikenal sebagai "Bidadari berlampu di malam gelap gulita"
Kondisi buruk Rumah Sakit dan citra negatif perawat wanita memotivasi Florence untuk mendirikan Sekolah Perawat Modern yang pertama.
Kini,meski Florence telah pergi ia telah mewarisi Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and Midwifery).
Florence Nightingale telah membuktikan, bahwa nilai kemanusiaan diatas segalanya, humanisme itu lintas batas, lintas kelas,lintas ras dan lintas agama.Ia telah menginspirasi banyak orang untuk melihat sisi lain dari arti kata peperangan.
Seperti itulah seharusnya kita, seperti pohon pisang bagi kehidupan yang gersang.Memiliki semangat perjuangan hidup yang tinggi,selalu ingin berarti dan mengabdi,dan mati meninggalkan generasi yang terinspirasi...

Dari buku
MOBIL MOGOK ANGGOTA DEWAN

Senin, 11 Juli 2022

𝐃𝐈𝐓𝐄𝐌𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐀𝐍 𝐇𝐈𝐋𝐀𝐍𝐆


Dinasti Yuan abad ke tiga belas,

Suatu pagi, seorang pemuda pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Dalam perjalanan ia menemukan setumpuk uang. Setelah dihitung uang itu bernilai seratus lima puluh ons perak. Maka ia mengambil satu ons perak dan membeli daging serta sayuran.

Saat pulang, ibunya bertanya, kenapa tidak membeli sayuran.

"𝑳𝒊𝒉𝒂𝒕 𝑰𝒃𝒖, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒖𝒂𝒏𝒈, 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒈𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖" 

"𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒐𝒉𝒐𝒏𝒈!" Kata Ibunya  "𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒅𝒖𝒂 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒖𝒂𝒏𝒈, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒖𝒎𝒑𝒖𝒌 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒊𝒏𝒊. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒖𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂. 𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒄𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒏𝒂𝒔𝒊𝒃 𝒃𝒂𝒊𝒌".

"𝑩𝒆𝒕𝒖𝒍 𝑰𝒃𝒖, 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒕𝒖 𝒌𝒖𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏. 𝑨𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏" jawab pemuda itu.

"𝑲𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒕𝒖 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊. 𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒊𝒔𝒌𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒊 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊 𝒅𝒂𝒈𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒔. 𝑻𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒊𝒎𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒎𝒖, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒂𝒔𝒊𝒃 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌".

Pemuda itu kembali ke tempat dimana ia menemukan uang. Tak lama kemudian datang seorang pria yang menghampiri. Dengan kepolosannya, pemuda itu menyerahkan semua uang temuan kepadanya. Seorang yang melihat kejadian itu lalu menegur pada pemilik uang agar memberikan sejumlah uang sebagai ucapan terima kasih.

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒖𝒔 𝒐𝒏𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒌. 𝑰𝒏𝒊 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒓𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂. 𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒏𝒚𝒂?". Rupanya pemilik uang itu seorang yang kikir.

Tidak terima dengan perlakuan pemilik uang yang memfitnah, pemuda itu mengajaknya menemui hakim. Hakim itu diam-diam menghubungi ibu pemuda tersebut dan memperoleh penuturan yang sama seperti anaknya.

Hakim lalu meminta setiap orang untuk bersumpah  atas uang yang hilang dan ditemukan.

"𝑩𝒂𝒊𝒌𝒍𝒂𝒉", katanya  "𝑼𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈. 𝑰𝒕𝒖 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒌𝒊𝒓𝒊𝒎𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑫𝒆𝒘𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒃𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌"

Dia memerintahkan agar uang itu diberikan kepada pemuda dan ibunya lalu disuruh pulang. Kemudian dia berkata kepada pria satunya lagi  "𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒖𝒔 𝒐𝒏𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝒍𝒂𝒊𝒏. 𝑷𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒏𝒂". Pernyataan itu mendapat dukungan dari yang hadir di pengadilan.[]

"𝙼𝚎𝚗𝚒𝚙𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚛𝚎𝚣𝚎𝚔𝚒. 𝙺𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚓𝚞𝚓𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚋𝚞𝚖𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒"


Dari buku

KISAH-KISAH KEBIJAKSANAAN CHINA KLASIK



Sabtu, 09 Juli 2022

𝐄𝐌𝐏𝐀𝐓𝐈 𝐑𝐎𝐍𝐀𝐋𝐃


Seorang anak laki-laki bernama Ronald yang memiliki guru Bahasa Inggris bernama B.J. Frazer telah mengembangkan metode pengajarannya dalam menilai sebuah karangan yang tidak hanya melihat ejaan dan tata bahasanya, tetapi juga isi dengan menghidupkan sesi drama dalam kelasnya. B.J. Frazer guru menantang murid-muridnya untuk membuat tulisan yang berakar pada topik yang beragam bahkan murid dibiasakan untuk menganalisa karakter yang mereka kisahkan atau perankan dalam sesi drama.

la menuntut kepada murid-muridnya untuk tidak hanya sekedar menghafalkan dialog dan tata bahasanya tetapi mereka juga dituntut untuk menghayati peran yang dimainkannya. Pertanyaan yang bersifat stimulasi dan sering ia ajukan kepada murid-muridnya seperti,

"𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒂𝒓𝒕𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒂𝒌𝒕𝒆𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒖 𝒎𝒂𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒂𝒔𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒂𝒍𝒐𝒈 𝒊𝒕𝒖?" telah membuat Ronald berusaha untuk benar-benar mendalami karakter dalam karangannya agar mampu mengetahui motivasinya.

Dengan demikian Ronald tidak hanya belajar bahasa Inggris dengan baik tetapi sekaligus mencoba untuk mengerti dan menempatkan dirinya dalam karakter itu. Setiap kali Ronald membacakan karangan kreatifnya dengan memasukkan unsur hiburan di depan kelas, teman-temannya kagum dan tertawa. Suatu ketika Ronald mencoba audisi untuk sebuah drama drama yang disutradarai oleh Bapak Frazer sendiri dan ia pun sukses terpilih untuk memerankan salah satu peran di drama tersebut.

Pengalaman unik saat bersekolah ini telah mengantarkannya ke gerbang Warner Brothers di Burbank, California. Pada usia 29 tahun, Ronald mengikuti casting film pertamanya, ia gugup menghadapinya. Akhirnya, ia teringat pengalamannya di sekolah dulu dimana keinginannya untuk membuat Bapak Frazer bangga merupakan satu-satunya obat terampuh mengusir kecemasan casting pertamanya.

Ronald kemudian membintangi lebih dari 50 film bahkan dia terpilih menjadi Presiden Screen ActorsGuild. 

Ronald telah menggunakan banyak cara dalam proses belajarnya dimana proses itu disebut empati. Ronald menggambarkan,

"𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐩𝐨𝐬𝐢𝐬𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐭𝐮 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧, 𝐦𝐞𝐬𝐤𝐢𝐩𝐮𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐥𝐚𝐭𝐚𝐫 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐀𝐧𝐝𝐚."[]


Dari buku

"Manusia Pembelajar Adalah Manusia Sukses "




🄻🄴🄱🄸🄷 🄺🄰🅈🄰

 

"𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐛𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐤𝐢𝐭𝐚. 𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐝𝐞𝐦𝐢 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧, 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐜𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚"

(Ernest Hemingway)

Seseorang bertanya kepada Bill Gates

"𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒂𝒅𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒌𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖?"

Bill Gates menjawab, "𝑯𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈." 𝑲𝒆𝒎𝒖𝒅𝒊𝒂𝒏, 𝑩𝒊𝒍𝒍 𝑮𝒂𝒕𝒆𝒔 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒌𝒂𝒏, "𝑩𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏-𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒍𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒌𝒆 𝒃𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒊 𝑵𝒆𝒘 𝒀𝒐𝒓𝒌. 𝑨𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒔𝒖𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒂𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒂. 𝑨𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒔𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒖𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊𝒏𝒚𝒂. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒐𝒊𝒏𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑.

𝑻𝒊𝒃𝒂-𝒕𝒊𝒃𝒂, 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒍𝒂𝒌𝒊-𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒉𝒊𝒕𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒈𝒊𝒍𝒌𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏, '𝑲𝒐𝒓𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑨𝒏𝒅𝒂.' 𝑨𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂, '𝑲𝒐𝒊𝒏𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑.' 𝒍𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊, '𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉. 𝑨𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒈𝒓𝒂𝒕𝒊𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑨𝒏𝒅𝒂.'

𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏, 𝒂𝒌𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒌𝒆 𝒃𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒊 𝑵𝒆𝒘 𝒀𝒐𝒓𝒌. 𝑺𝒆𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒕𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝒚𝒂𝒌𝒏𝒊 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒍𝒂𝒌𝒊-𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒉𝒊𝒕𝒂𝒎-𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒓𝒂𝒏 𝒈𝒓𝒂𝒕𝒊𝒔. 𝑨𝒌𝒖 𝒑𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂, '𝑨𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒉𝒂𝒍 𝒊𝒏𝒊.' 𝑲𝒆𝒎𝒖𝒅𝒊𝒂𝒏,𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂, '𝑨𝒌𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒎𝒖 𝒌𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏.'

𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝟏𝟗 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒖𝒕𝒖𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒍𝒂𝒌𝒊-𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒖 𝒎𝒂𝒋𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒓𝒂𝒏 𝒈𝒓𝒂𝒕𝒊𝒔 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒂𝒌𝒖 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒊 𝑵𝒆𝒘 𝒀𝒐𝒓𝒌. 𝑨𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒏𝒈𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊. 𝑨𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒏𝒚𝒂, '𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒂𝒍𝒊𝒌𝒖?'

 𝒍𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃, '𝒀𝒂, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒏𝒂𝒍, 𝑩𝒊𝒍𝒍 𝑮𝒂𝒕𝒆𝒔.'

 𝑨𝒌𝒖 𝒑𝒖𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒆𝒍𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏, '𝑩𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒍𝒖, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒖 𝒔𝒖𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒈𝒓𝒂𝒕𝒊𝒔 𝒅𝒖𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊. 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒂𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒊𝒎𝒖. 𝑨𝒌𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏.'

𝑺𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒐𝒄𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒏𝒊 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒆𝒍𝒎𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒎𝒖𝒅𝒂 𝒑𝒖𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃, '𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒊𝒌𝒖.' 

'𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂?' 𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒖 𝒌𝒆𝒉𝒆𝒓𝒂𝒏𝒂𝒏. 𝒍𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃, 

"𝑺𝒆𝒃𝒂𝒃 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒊𝒔𝒌𝒊𝒏, 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒌𝒂𝒚𝒂. 𝑱𝒂𝒅𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒊𝒌𝒖?' 𝑨𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒈𝒖𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒎𝒖𝒅𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒊𝒎𝒑𝒖𝒍𝒌𝒂𝒏, '𝑲𝒖𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒖𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒉𝒊𝒕𝒂𝒎 𝒊𝒏𝒊 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒌𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒖.'"

Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Apalagi, jika tangan di atas yang terulur adalah milik orang yang tergolong miskin (kekurangan harta), tentu ini akan lebih istimewa lagi dan merupakan kebaikan yang tak ternilai harganya.[]


Rasulullah saw. bersabda, "𝓢𝓮𝓼𝓾𝓷𝓰𝓰𝓾𝓱𝓷𝔂𝓪, 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱 𝓲𝓽𝓾 𝓭𝓮𝓻𝓶𝓪𝔀𝓪𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓷𝔂𝓾𝓴𝓪𝓲 𝓴𝓮𝓭𝓮𝓻𝓶𝓪𝔀𝓪𝓷𝓪𝓷, 𝓶𝓮𝓷𝔂𝓾𝓴𝓪𝓲 𝓪𝓴𝓱𝓵𝓪𝓴-𝓪𝓴𝓱𝓵𝓪𝓴 𝓶𝓾𝓵𝓲𝓪, 𝓭𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓮𝓷𝓬𝓲 𝓪𝓴𝓱𝓵𝓪𝓴 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓾𝓻𝓾𝓴. "

 (HR Muttafaq 'alaih)


Dari buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga Jilid 2" 

Seri Kumpulan Kisah Inspirasi


Kamis, 07 Juli 2022

𝗣𝗜𝗧 𝗦𝗧𝗢𝗣 𝗙𝗢𝗥𝗠𝗨𝗟𝗔 𝗦𝗔𝗧𝗨


Setelah melaju beberapa putaran, biasanya pembalap mobil formula satu akan melakukan tindakan, yaitu memasuki Pit Stop. Tak seorang pembalap mau mengambil ridiko betapapun kencangnya mereka melaju, bisa memenangi lomba tanpa melakukan Pit Stop. Ternyata dalam Pit Stop, para pembalap melakukan penyegaran, menerima arahan, melakukan perbaikan mesin, mengisi tangki bahan bakar, mengganti ban, dan segera melaju lagi dalam keadaan segar dan semangat baru.

Lomba F1 tidak hanya adu kecepatan tetapi juga sering ditentukan oleh strategi, dan manajemen Pit Stop itu sendiri. Pit Stop memang menjadi daya tarik tersendiri bagi balapan  F1, lewat strategi yang tepat dan kerjasama kru yang kompak bisa menjadi penentu kemenangan sebuah tim. Akan tetapi tidak jarang pula justru berbalik membuat si pembalap tercecer di belakang. Peluang memenangkan balapan adalah tim yang paling siap saat mengambil Pit Stop.


Dalam kehidupan kita sehari-hari, analogi Pit Stop ini akan membantu kita meraih kehidupan yang lebih baik. Kegiatan Pit Stop bisa kita wujudkan dalam bentuk mengikuti pelatihan, pencerahan, membaca buku, beristirahat, rekreasi. Atau melakukan Pit Stop yang lain dengan melakukan hal-hal yang berharga seperti beribadah, membantu orang lain, dan bersedekah.

Pit Stop akan memberikan inspirasi dan semangat baru, membantu dalam memahami makna hidup, mengisi hidup penuh cinta dan perhatian sesama, sekaligus melihat begitu banyak kesempatan dan inspirasi baru berada di sekitar kita.

Pit Stop adalah menjaga keseimbangan antara fisik, mental dan spiritual, karena hidup bahagia adalah harmonisasi ketiga unsur tersebut. Disinilah kita membutuhkan Pit Stop untuk menjalani proses 𝒓𝒆𝒄𝒉𝒂𝒓𝒈𝒆, 𝒓𝒆𝒄𝒉𝒆𝒄𝒌, 𝒓𝒆𝒇𝒓𝒆𝒔𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒓𝒆𝒃𝒖𝒊𝒍𝒅 agar kita selalu dalam keadaan prima.[]


Dari buku

"Manusia Pembelajar Adalah Manusia Sukses"

Selasa, 05 Juli 2022

𝔽𝕀𝕃𝕆𝕊𝕆𝔽𝕀 𝕂𝕆ℙ𝕀


Seorang ayah berkata kepada seorang anaknya "𝑻𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒅𝒖𝒂 𝒄𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒖𝒂, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒈𝒖𝒍𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖, 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒌𝒆 𝒎𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒆𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒕𝒐𝒑𝒍𝒆𝒔𝒏𝒚𝒂." 

"𝑩𝒂𝒊𝒌, 𝒀𝒂𝒉," ujar sang anak dengan santun.

Tidak berapa lama kemudian, anaknya sudah membawa dua cangkir kopi yang masih hangat, gula di dalam toples, dan sendok kecil.

"𝑪𝒐𝒃𝒂 𝒄𝒊𝒄𝒊𝒑, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒌𝒐𝒑𝒊𝒎𝒖,𝑵𝒂𝒌?" tanya ayahnya "

𝑷𝒂𝒉𝒊𝒕 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊, 𝒀𝒂𝒉."

Ayahnya kembali memberikan perintah dengan lembut,

"𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?"

"𝑵𝒂𝒉, 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕𝒏𝒚𝒂," jawab anaknya 

Ayah tersebut berkata kembali, "𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝒂𝒅𝒖𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒄𝒊𝒑𝒊".

Anak itu pun menjawab, "𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕𝒏𝒚𝒂, 𝒀𝒂𝒉."

Kembali ayahnya berkata, "𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?"

"𝑹𝒂𝒔𝒂 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂, 𝒀𝒂𝒉," ucap sang anak. 

"𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖, 𝒕𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂, 𝒂𝒅𝒖𝒌 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒄𝒊𝒄𝒊𝒑𝒊. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?" tanya ayahnya.

Anaknya menjawab , "𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊, 𝒀𝒂𝒉."

Kembali ayahnya mengeluarkan perintah yang sama seperti perintah sebelumnya,

"𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?"

Sang anak menjawab dengan cepat, "𝑻𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔, 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒆𝒏𝒂𝒌, 𝒀𝒂𝒉."

"𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?" kembali ayahnya berkata. 

"𝑹𝒂𝒔𝒂 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒆𝒏𝒂𝒌. 𝑳𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒆𝒏𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒂𝒅𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂, 𝒀𝒂𝒉," ujar anaknya seraya menutup mulut.

Ayah tersebut berhenti memberikan perintah. la mulai menjelaskan dengan tutur kata yang lembut, "𝑲𝒆𝒕𝒂𝒉𝒖𝒊𝒍𝒂𝒉, 𝑵𝒂𝒌, 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒐𝒉 𝒊𝒏𝒊 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒊𝒃𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒎𝒊𝒔𝒌𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑, 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒊𝒃𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒕𝒂."

Ayah itu bertanya,"𝑴𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕𝒎𝒖, 𝒌𝒆𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂, 𝑵𝒂𝒌?"

Sang anak termenung sejenak lalu menjawab, "𝒀𝒂, 𝒀𝒂𝒉, 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊. 𝑲𝒆𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖𝒏𝒚𝒂, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒎𝒑𝒂𝒖𝒊 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔. 𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊, 𝒀𝒂𝒉."

Ayahnya lalu tersenyum lebar sambil berkata, "𝑵𝒂𝒉, 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒄𝒂𝒎𝒑𝒖𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒕𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒈𝒖𝒍𝒂. 𝑲𝒆𝒎𝒖𝒅𝒊𝒂𝒏, 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒄𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊𝒓 𝒊𝒏𝒊. 𝑴𝒂𝒓𝒊, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒆𝒄𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊𝒓 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒊𝒏𝒊."

 Sang anak mengerjakan perintah ayahnya. Setelah itu, kembali ayahnya bertanya,"𝑩𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?"

Anaknya menjawab mantap, "𝑻𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕, 𝒀𝒂𝒉."

Ayahnya lalu memberikan pesan penutup dengan kalimat yang indah, "𝑩𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒖𝒍𝒂, 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒌𝒆𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒕𝒂, 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒖 𝒎𝒂𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏."[]

"𝙻𝚒𝚑𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚊𝚛𝚒𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞, 𝚍𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚒 𝚍𝚊𝚛𝚒𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚎𝚖𝚒𝚔𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚕𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚊𝚐𝚊𝚛 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚖𝚎𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚗𝚒𝚔𝚖𝚊𝚝 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑"

(HR al-Bukhari dan Muslim)


Dari Buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga" Jilid 2

Seri Kumpulan Kisah Inspirasi

𝗟𝗜𝗠𝗔𝗣𝗨𝗟𝗨𝗛 𝗗𝗘𝗧𝗜𝗞 𝗧𝗔𝗞 𝗧𝗘𝗥𝗟𝗨𝗣𝗔𝗞𝗔𝗡


Yasuhiro Yamashita sudah meraih sabuk hitam Judo pada saat SMP, dan menjadi juara Jepang pada usia 19 tahun, saat ia kuliah di Universitas Tokai. Ia pernah menjadi juara Jepang sembilan tahun berturut-turut, juara dunia tiga kali yang kemudian membawanya ke Olimpiade.


Los Angeles, Amerika serikat 1984

Pada perempat final Yasuhiro Yamashita berhadapan dengan Arthur Schnabel dari Jerman. Kemenangannya itu harus ditebus dengan cideranya otot betis. Namun dia tidak mau membuat malu negaranya sehingga memutuskan untuk maju ke semifinal.

Laurent del Colombo sudah menunggu Yamashita di babak tersebut. Dan tigapuluh detik kemudian Yamashita terbanting di matras. Tak lama kemudian ia berhasil mengimbangi sehingga skornya seri. Dan dengan susah payah akhirnya Yamashita memenangkan pertandingan tersebut. Namun ia harus menebusnya dengan sobekan otot betisnya semakin melebar. Kembali dia maju ke babak final.

Mohammed Ali Rashwan dari Mesir sudah menunggunya di babak final. Dengan berjalan sambil menyeret kakinya Yamashita berdiri didepan Ali Rashwan.

Pertarungan kedua Judoka tangguh itu rupanya dalam posisi bergumul diatas matras (ne waza). Pada detik ke limapuluh wasit menghentikan pertandingan setelah Yamashita melakukan kuncian yang membuat Ali Rashwan tak berkutik. Yamashita memenangkan babak final dengan nilai mutlak.


Olimpiade telah usai, namun di Alexandria, Mesir Ali Rashwan masih merasakan peristiwa itu.

Setiap kali melihat rekaman pertandingan final antara dirinya dan Yamashita, matanya berkaca-kaca. Sebuah rasa haru yang memang sudah pada tempatnya sebagaimana ungkapannya, "𝑷𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏𝟏𝟗𝟖𝟒, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒘𝒂𝒌𝒊𝒍𝒊 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒊 𝒐𝒍𝒊𝒎𝒑𝒊𝒂𝒅𝒆 𝒅𝒊 𝑳𝒐𝒔 𝑨𝒏𝒈𝒆𝒍𝒆𝒔. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒂𝒕𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂, 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒌𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒀𝒂𝒔𝒖𝒉𝒊𝒓𝒐 𝒀𝒂𝒎𝒂𝒔𝒉𝒊𝒕𝒂, 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊 𝒇𝒊𝒏𝒂𝒍 𝒐𝒍𝒊𝒎𝒑𝒊𝒂𝒅𝒆. 𝑺𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂. 𝒍𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒌𝒐𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒕𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒋𝒖𝒅𝒐𝒌𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒕𝒖."

Para wartawan bertanya apakah Rashwan tidak tahu bahwa Yamashita sudah cedera parah pada kaki kanannya? Jadi, Rashwan secara taktis bisa memusatkan serangan pada kaki terlemah dan memenangi perlombaan, serta merenggut medali kebanggaan setiap atlet dari seluruh negara, yakni medali emas olimpiade.

Rashwan menjawab,

"𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒊𝒕𝒖. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒊, 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒀𝒂𝒎𝒂𝒔𝒉𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒉𝒂𝒍 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒅𝒆𝒎𝒊 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊."


Jiwa sportivitas Rashwan menolak untuk menyerang kaki Yamashita yang pasti akan memperburuk koyakan lukanya. Rashwan memilih bertanding dengan cara ne waza, yaitu bergumul di bawah sebab dengan cara tersebut maka kaki Yamashita akan berkurang bebannya. Sebaliknya, cengkeraman, pitingan, dan kuncian tangan akan lebih dimaksimalkan. Namun, pilihan yang diambilnya salah.


Mata Rashwan berkaca-kaca, tetapi bukan karena penyesalan akibat pilihan "salah" yang diambilnya saat final. Sekalipun ia pulang dengan merelakan medali emas kepada Yamashita, Rashwan membawa pulang sebuah medali lain yang dikeluarkan oleh International Fair Committee, yakni medali emas fair play atas jiwa sportivitas Rashwan pada babak final olimpiade. Medali puncak kebanggaan setiap atlet yang mengetahui persis arti dari kejujuran dan keadilan dalam setiap pertandingan.


Ali Rashwan hanya seorang laki-laki sederhana yang dikenal ramah-tamah kepada siapa pun. Akan tetapi, keteladanan yang dimilikinya telah membuat Rashwan menjadi figur yang sangat dihormati, bahkan secara rutin dia diundang ke Jepang sebagai tamu kehormatan oleh Federasi Judo Jepang.[]


Dari buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga" Jilid 2.

Seri Kumpulan Kisah Inspiratif

𝘽𝙀𝙍𝘽𝙀𝙎𝘼𝙍 𝙃𝘼𝙏𝙄 𝙎𝙀𝙋𝙀𝙍𝙏𝙄 𝙆𝙀𝙃𝙄𝘿𝙐𝙋𝘼𝙉 𝙆𝙐𝙆𝘼𝙉𝙂


"𝔗𝔞𝔨 𝔰𝔢𝔬𝔯𝔞𝔫𝔤𝔭𝔲𝔫 𝔪𝔢𝔪𝔟𝔲𝔞𝔱 𝔄𝔫𝔡𝔞 𝔠𝔢𝔪𝔟𝔲𝔯𝔲, 𝔪𝔞𝔯𝔞𝔥, 𝔪𝔢𝔫𝔡𝔢𝔫𝔡𝔞𝔪, 𝔞𝔱𝔞𝔲 𝔯𝔞𝔨𝔲𝔰 -- 𝔨𝔢𝔠𝔲𝔞𝔩𝔦 𝔄𝔫𝔡𝔞𝔦 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔦𝔧𝔦𝔫𝔨𝔞𝔫𝔫𝔶𝔞"

(Napoleon Hill)


Satwa bernama latin Nyticebus caucang ini hidup pada ketinggian 1.300 mdpl di Gunung Kinabalu, Sabah Malaysia. Primata mungil dengan berat badan kurang dari 1 kg ini bergerak sangat lamban dari dahan ke dahan dengan menggantung. Hidup sebagai binatang malam (nocturnal), pada siang hari tidur dengan menggulung kepalanya sehingga terletak diantara dua kakinya untuk mengindari musuh


Satu hal penting yang perlu kita pelajari dari kehidupan kukang adalah bagaimana kukang jantan berkompetisi untuk mendapatkan kukang betina. Kalau biasanya seekor binatang harus bertarung hingga berdarah-darah untuk memperebutkan betina seperti badak Sumatra yang harus bertarung hanya untuk bercinta, tetapi tidak untuk kehidupan kukang. 

Mereka berlomba kecepatan untuk berlari sampai ke garis finis. Dan garis finisnya adalah dahan dimana sang betina bergelantung menanti kedatangan sang jantan. Dalam gerakannya yang sangat lamban itu, kukang berpacu dimana makhluk yang disebut silamban ini ukuran yang menentukan bukanlah kecepatan. Melainkan perhitungan naluri serta kecerdikan untuk menemukan dahan dan ranting yang akan menjadi penghubung dari satu pohon ke pohon lain hingga mereka sampai kehadapan sang puteri.


Ketika kukang jantan berhasil meraih ranting tempat sang puteri bersanding maka kukang jantan yang mengikuti pertandingan akan menghentikan perebutannya.


Mereka berbesar hati untuk mempersilakan sang pemenang menikmati kehidupan penuh privasi. Tanpa darah. Tanpa kekerasan. Tanpa hujatan. Tanpa balas dendam.[]



𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪, 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩



Dari buku

"Manusia Pembelajar Adalah Manusia Sukses"

Senin, 04 Juli 2022

𝐏𝐄𝐍𝐉𝐔𝐀𝐋 𝐏𝐈𝐒𝐀𝐍𝐆 𝐆𝐎𝐑𝐄𝐍𝐆 𝐌𝐄𝐍𝐂𝐀𝐑𝐈 𝐓𝐔𝐇𝐀𝐍


Warung itu terletak tidak jauh dari kompleks perhotelan yang mewah.

kedatangan saya diwarungnya disambut dengan senyum ramah sambil menyodorkan pisang goreng dan menanyakan minuman yang saya pesan.

Pemilik warung itu bernama Sudiro, tapi akrab dipanggil dengan Wak Diro. Dari obrolan dengannya saya mengetahui ia adalah perantau asal Kudus yang sudah 16 tahun menjual gorengan pisang.


Dalam satu hari ia bisa menghabiskan satu tandan besar dan hasil penjualannya bisa menyekolahkan keempat anaknya hingga menjadi sarjana. Wak Diro rupanya pernah kuliah di fakultas teknik universitas negeri di Yogyakarta, walau ia hanya bisa sampai semester 5. Kenapa tidak bisnis yang lain Wak? Atau menjadi pegawai negeri? Tanya seseorang menyelidik. Belum sempat ia menjawab, ia minta permisi karena datang satu mobil Kijang Inova baru yang mendekat. Ternyata mobil itu dikemudikan oleh istrinya yang mengantarkan sesuatu. Pikiran saya berputar tak tentu, "𝑺𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍 𝒑𝒊𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒐𝒓𝒆𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒍𝒊𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒋𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂, 𝒔𝒊 𝑰𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒐𝒃𝒊𝒍 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒓𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂".

Penasaran, saya mencoba untuk mengamati semua sudut warung kecil itu. Penataan dagangan lumayan menarik, tetapi tidak istimewa. Kualitas produknya berupa gorengan juga terasa sama seperti pisang goreng ditempat lain. Atmosfir warung juga sama seperti warung-warung lain, walau yang ini terlihat lebih bersih dan terjaga. Sarana promosi sangat sederhana, hanya tulisan Pisang Goreng Panas yang ditulis tangan dengan kuas biasa. Daftar harga tercetak di selembar kertas terlaminasi yang ditempel didinding sebelah kiri. Ada dua orang pegawai yang membantu menggoreng, membuat minuman dan melayani pelanggan sekaligus. Tetapi jumlah pembelinya tiada henti seperti air mengalir. Tak lama kemudian istri Wak Diro pergi, kata Wak Diro, istrinya harus mengantar beberapa kertas tisue ke lima cabangnya yang lain. Rahasia bisnisnya yang ajaib itu makin membuat saya penasaran 

"𝑴𝒂𝒔, 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒚𝒂𝒏 𝒂𝒑𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑮𝒖𝒔𝒕𝒊 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉?, Wak Diro melontarkan pertanyaan kepada saya. Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, karena saya tidak bisa memperkirakan kemana arah pemikirannya. Lalu tanpa menunggu jawaban saya, Wak Diro menjelaskan bahwa dalam 8 tahun terakhir la tidak lagi mencari uang semata, tapi ia mencari Tuhan. "𝑼𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒃𝒐𝒏𝒖𝒔 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒃𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆 𝑮𝒖𝒔𝒕𝒊 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉". Ia meyakini bahwa hanya Tuhan yang sanggup mengarahkan dirinya kepada kondisi apapun. "𝑴𝒂𝒔, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒐𝒓𝒆𝒏𝒈 𝒍𝒉𝒐" aku Wak Diro, "𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒃𝒂𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌".

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒋𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒊𝒃𝒂𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒉𝒂𝒍𝒂𝒕 𝑨𝒔𝒉𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝑴𝒂𝒈𝒉𝒓𝒊𝒃-𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒋𝒂𝒎 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒃𝒊𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒉𝒂𝒍𝒂𝒕 𝑰𝒔𝒚𝒂" terang Wak Diro. 

Saya mulai memahami apa maksud kalimat Wak Diro sebelumnya, "𝑼𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒃𝒐𝒏𝒖𝒔 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒃𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆 𝑮𝒖𝒔𝒕𝒊 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉".

Kini saya paham, mengapa ia begitu ramah menyambut tamu-tamunya, kualitas gorengan tetap terjaga baik ukuran maupun takarannya dan ruangan kedai ini tetap terjaga kebersihannya. Jelas bukan karena sekadar mencari uang, tetapi Wak Diro sedang beribadah. Mencari keridhaan Tuhan.

Wak Diro sudah menemukan kunci dasar sukses bisnis. la tidak sekadar menjual jajanan, ia muncul dengan alasan yang lebih mulia. Pisang goreng hanya media mendapatkan ridha Sang Khalik. semua bentuk kerja dan bisnis dikerjakannya dengan menghadirkan batin, tulus dan ikhlas.[]



Dari buku

"Manusia Pembelajar Adalah Manusia Sukses"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...